Kamis, 2 Oktober 2025

Cerita di Balik Deretan Rumah Mewah Sebuah Kampung di Wonogiri yang Kosong Ditinggal Penghuninya

Biasanya, banyak warganya yang pulang hanya untuk merenovasi rumah mereka, kemudian ditinggal lagi ke perantauan untuk bekerja.

Editor: Hasanudin Aco
TribunSolo.com/Agil
Deretan Rumah Mewah di Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Wonogiri. 

Namun selama dua tahun ini, jumlah kaum boro yang mudik semakin sedikit karena virus corona. 

Sejarah Perantauan

Sebelum menjadi desa elit, Desa Bubakan dulunya ada Desa yang tertinggal. 

Mayoritas mata pencaharian masyarakatnya merupakan petani di Desa. 

Namun pada tahun 1980-an, beberapa warga Desa diajak merantau oleh pengusaha asal Sukoharjo, Mbah Joyo. 

"Mereka ikut mbah Joyo, jualan Jamu dan Bakso. Mereka diminta menunggu cabang milik mbah Joyo itu," ujarnya. 

Setelah belajar cara membuat dan berjualan jamu saat bekerja dengan mbah Joyo, mereka kemudian membuka usaha mereka sendiri.

Saat berwirausaha tersebut, mereka mengajak warga desa yang lain sebagai pekerjanya.

"Dari situ, banyak warga yang mulai merantau ke berbagai kota di Indonesia. Mereka jualan jamu dan bakso, dan sukses," ujarnya. 

Kesuksesan itupun terus diwariskan ke genarasi berikutnya hingga sekarang. 

"Saat ini yang merantau atau meneruskan usaha keluarganya sudah generasi ketiga," katanya. 

Sulit Mencari Pekerja

Banyaknya orang yang sukses di Desa Bubakan, membuat para pengusaha di perantauan kesulitan mencari tenaga kerja dari desanya. 

Kebanyakan warga Desa Bubakan memilih untuk bersekolah atau membuka usaha sendiri. 

"Saat ini, anak-anak muda yang belum pengalaman kalau ditawati kerja itu mereka lihat gajinya. Kalau cuma digaji Rp 1,2 juta, mereka gak mau," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved