Senin, 18 Agustus 2025

Ganjar Pranowo Serahkan Konfliknya dengan PDIP pada Megawati: Tugas Saya Hanya Satu, Bekerja

Ganjar Pranowo pilih menyerahkan urusan konfliknya dengan PDIP pada Ketua Umum Partai, Megawati Soekarnoputri.

TRIBUNNEWS Irwan Rismawan/Jeprima
Ganjar Pranowo dan Megawati. Ganjar Pranowo pilih menyerahkan urusan konfliknya dengan PDIP pada Ketua Umum Partai, Megawati Soekarnoputri. 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyerahkan urusan konfliknya dengan PDIP pada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Ia menegaskan tugasnya saat ini adalah bekerja.

Menurut Ganjar, konflik dirinya dengan partai berlambang banteng adalah urusan Ketua Umum PDIP.

"Terkait itu tugas saya hanya satu, bekerja saja. Saya harus melaksanakan tugas saya dengan baik."

"Untuk urusan yang seperti itu, itu urusan Ketua Umum," tegasnya, Selasa (25/5/2021), dikutip dari Kompas.com.

Ganjar Pranowo dengan latar belakang foto Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Ganjar Pranowo dengan latar belakang foto Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (IG Ganjar Pranowo)

Baca juga: Puan Maharani Dinilai Pantas Diusung Jadi Capres Dibanding Ganjar Pranowo

Baca juga: Pengamat Sebut Ganjar Pranowo Tak Mungkin Berani Keluar dari PDIP

Lebih lanjut, Ganjar mengaku saat ini ingin lebih fokus menangani wabah Covid-19 di Jawa Tengah dibanding menyelesaikan masalah politiknya.

"Saya konsentrasi urus Covid," katanya.

Seperti diketahui, nama Ganjar ramai dibicarakan setelah ia tak diundang dalam acara PDIP di Semarang yang digelar Sabtu (22/5/2021).

Mengutip Tribun Jateng, tertulis jelas 'Kecuali Gubernur' dalam susunan acara PDIP di Semarang.

Padahal acara tersebut turut mengundang seluruh kader PDIP di Jateng, seperti anggota DPR RI Jateng, DPD Jateng, DPRD Provinsi Jateng, serta kepala dan wakil daerah kader se-Jateng.

Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDIP yang juga Ketua DPD PDI Jateng, Bambang Wuryanto, mengungkapkan alasan mengapa Ganjar Pranowo tak diundang.

Menurutnya, Ganjar sudah melewati batas.

"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan atau kebablasan). Yen kowe pinter, ojo keminter (kalau kamu pintar, jangan merasa pintar)" kata Bambang Wuryanto, dalam pernyataan tertulis yang diterima Tribun Jateng, Minggu (23/5/2021).

Bambang menilai sikap DPD PDIP Jateng berseberangan dengan Ganjar terkait langah pencapresan pada 2024 mendatang.

Ia menuturkan, PDIP Jateng sudah memberikan sinyal terkait sikap Ganjar yang dinilainya terlalu ambisi dengan jabatan presiden.

Baca juga: Ganjar Pranowo Besar karena Pakai Jubah Partai Berlambang Banteng

Baca juga: Ganjar Pranowo Akan Berpikir 1000 Kali untuk Keluar dari PDIP

Namun, menurut Bambang, Ganjar masih terus melewati batas tersebut.

Ganjar akan Terus Disudutkan

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melantik 17 kepala daerah terpilih hasil Pilkada Serentak 2020. Pelantikan digelar sebagian online dan offline, Jumat (26/02/21). Pelantikan ini digelar di Gedung Gardhika Bhakti Praja kompleks kantor Gubernur Jawa Tengah dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melantik 17 kepala daerah terpilih hasil Pilkada Serentak 2020. Pelantikan digelar sebagian online dan offline, Jumat (26/02/21). Pelantikan ini digelar di Gedung Gardhika Bhakti Praja kompleks kantor Gubernur Jawa Tengah dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga menilai, Ganjar Pranowo akan terus disudutkan PDIP.

Hal ini terlihat dari sikap Bambang Wuryanto yang terus mengkritik dan menyudutkan Ganjar.

Menurut Jamiluddin, serangan yang dilancarkan Bambang tersebut bukan atas inisiatif sendiri, melainkan atas restu Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.

Bahkan, Jamiluddin menyebut adanya kemungkinan Megawati merestui sikap Puan yang mengkritik terang-terangan soal pemimpin ketika memberi arahan pada kader PDIP di Semarang, Sabtu (22/5/2021).

"Kisruh di PDIP, khususnya antara Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDIP, Bambang Wuryanto, dengan Ganjar Pranowo, tampaknya kian memanas."

"Bambang Wuryanto terlihat makin menyudutkan Ganjar Pranowo," ujar Jamiluddin, kepada wartawan, Rabu (26/5/2021), dilansir Tribunnews.

"Puan Maharani juga berani melakukan itu tampaknya sudah ada restu dari ibunya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri."

"Tanpa restu Mega, tampaknya Puan tidak senekat itu."

Baca juga: Selain Ganjar dan Puan, Pengamat Nilai PDIP Punya Banyak Calon Kinclong di Pilpres 2024

Baca juga: Aktivis 98 Nilai Elektabilitas Ganjar Naik Secara Alamiah dan Akan Diusung PDIP

"Kenapa begitu? Karena sentral di PDIP itu hanya Mega."

"Semua hal di PDIP bergantung pada Mega. Hitam kata Mega, akan hitamlah hingga ke bawah," bebernya.

Jamiluddin menambahkan, serangan pada Ganjar diduga akan berhenti jika Gubernur Jawa Tengah ini menghentikan niatnya mencalonkan diri pada Pilpres 2024.

"Kalau Ganjar mundur, maka niat mengantarkan Puan untuk nyapres akan terbuka luas. Rencana tersebut tampaknya sudah disiapkan sejak lama."

"Karena itu, tidak boleh ada kader lain yang menjadi penghalang. Siapapun penghalangnya, termasuk Ganjar tentu akan dilucuti," pungkasnya.

Konflik Ganjar vs Puan Hanyalah Drama Turki

Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.
Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. (Kolase TribunKaltara.com / Kompas.com/Riska Farasonalia)

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai polemik yang terjadi antara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, hanyalah sebatas drama Turki.

Menurutnya, apa yang terjadi saat ini adalah hal biasa.

Penilaian Hendri tersebut atas dasar situasi saat ini, di mana Megawati Soekarnoputri masih memegang komando tertinggi di PDIP.

Ia mengatakan semua keputusan akan kembali lagi ke Megawati.

Baca juga: Ganjar Tak Diundang ke Acara Pengarahan Puan, Pengamat: Ada Pesan yang Ingin Disampaikan PDIP

Baca juga: Soal Ganjar dan Puan, Pengamat: Bukan Masalah Serius, Bisa Diselesaikan Sambil Ngopi

"Hal-hal seperti ini itu, drama Turki biasa saja menurut saya. Selama masih ada tokoh sentral ya lagi-lagi, balik ke Bu Mega."

"Begitupun peta politiknya, masih sama, tergantung Bu Mega," ujarnya, Senin (24/5/2021), dikutip dari Kompas.com.

Pandangan ini disampaikan Hendri saat ia membeberkan alasan mengapa PDIP akan mengalami kesulitan jika mencalonkan Puan sebagai capres.

Pasalnya, kata Hendri, banyak kader PDIP lainnya yang memiliki elektabilitas lebih tinggi dari Puan, seperti Ganjar Pranowo.

Meski begitu, Hendri menyebut sejumlah nama besar yang bisa menjadi pasangan Puan dalam Pilpres 2024 untuk mendongkrak elektabilitas putri Megawati ini.

"Kalau Mbak Puan tetap akan didorong sebagai RI I ya wakilnya, pasti yang bisa mendukung Mbak Puan secara elektabilitas, siapa itu?"

"Ya bisa juga dengan nama-nama yang sudah beredar, bisa Gatot Nurmantyo, Sudirman Said, dan Airlangga Hartarto," ungkapnya.

Baca artikel Ganjar Pranowo lainnya

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Vincentius Jyestha, Tribun Jateng/Mamdukh Adi Prayitno, Kompas.com/Riska Farasonalia/Nicholas Ryan Aditya)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan