Jumat, 3 Oktober 2025

Bimba di Mojolegi Boyolali, Energi Melawan Ketertinggalan Kemampuan Membaca Anak Akibat Pandemi

Begitulah aktifitas belajar di Taman Baca Kampung Cerdas di Weden Rt 10 RW 02, Desa Mojolegi, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Penulis: Daryono
TRIBUNNEWS.COM/DARYONO
Suasana pembelajaran di Taman Baca Kampung Cerdas Mojolegi, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada Selasa (5/10/2021). 

Temuan itu didapat setelah tahun lalu Taman Baca membuka program bimbingan belajar (bimbel) bagi anak-anak di Desa Mojolegi.

Program bimbel itu dimulai saat Taman Baca mendapat tawaran kerjasama program Corporate Sosial Responsibility (CSR) dari Pertamina Terminal BBM Boyolali beberapa bulan setelah Pandemi Covid-19.

Nunung Permata Istiqomah yang akrab disapa Isti ini mengatakan, kala itu, dirinya mengusulkan program di bidang pendidikan kepada Pertamina.

Ia memandang bidang pendidikan yang juga terdampak Pandemi Covid-19 belum mendapat banyak perhatian.

“Yang belum tersentuh di awal Pandemi ini kan pendidikan. Kalau di bidang ekonomi, ada banyak bantuan. Tapi kalau pendidikan kan belum. Akhirnya kita buka bimbel untuk SD-SMP. Program ini kami buka gratis dan dimulai dimulai sekitar bulan Juli 2020,” jelasnya.

Pengelola Taman Baca Kampung Cerdas Mojolegi, Nunung Permata Istiqomah. Foto diambil pada Selasa (5/10/2021).
Pengelola Taman Baca Kampung Cerdas Mojolegi, Nunung Permata Istiqomah. Foto diambil pada Selasa (5/10/2021). (TRIBUNNEWS.COM/DARYONO)

Bimbel itu rupanya diminati oleh warga sekitar.

Saat itu, ada sekitar 100 siswa di Desa Mojolegi yang mendaftar.

Isti menerangkan, dirinya memberi bimbel dengan tatap muka bertujuan untuk memberikan atmosfer belajar bagi anak-anak.

Pasalnya, setelah sekolah diliburkan akibat Pandemi Covid-19 dan anak-anak dipaksa sekolah daring, atmosfer belajar itu tidak lagi dirasakan.

Program bimbel ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Selain pengecekan suhu, disediakan juga tempat cuci tangan dan hand sanitizer.

Jumlah peserta di setiap sesi dibatasi.

Durasi pembelajaran setiap sesi juga hanya 60 menit untuk bimba dan 90 menit untuk bimbel.

“Untuk duduknya pun anak dari satu RT kita jadikan satu. Jadi biar mereka saling tahu kalau tetangganya sakit,” ujar alumnus Sastra Inggris UNS Solo ini.

Tidak hanya itu, Isti juga selalu mengingatkan orang tua melalui grup WhatsApp agar selalu menerapkan protokol kesehatan kepada anak-anaknya saat berangkat belajar.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved