Viral Video Petugas Dishub Pukul Sopir Pikap, Berawal Hentikan Mobil dan Bilang Ada Razia Zebra
Video yang memperlihatkan seorang oknum petugas Dinas Perhubungan (Dishub) menganiaya seorang sopir viral di media sosial.
Penulis:
Nanda Lusiana Saputri
Editor:
Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Video yang memperlihatkan seorang oknum petugas Dinas Perhubungan (Dishub) menganiaya seorang sopir viral di media sosial.
Belakangan diketahui, pelaku penganiayaan tersebut adalah oknum Dishub Kota Metro, Lampung.
Video itu diunggah oleh akun Isti Qomariyah, yang merupakan istri dari sopir pikap yang menjadi korban penganiayaan.
Isti mengunggah video tersebut di grup Pringsewu Lampung Indonesia pada Rabu (17/11/2021) sekira pukul 11.00 WIB.
Lalu, video berdurasi 46 detik itu diunggah oleh akun Instagram @kabarindo dan @seputar_lampung pada Kamis (18/11/2021) malam.
Mengutip Kompas.com, pada caption unggah video disebutkan pihak yang bertikai adalah petugas Dishub Kota Metro, Lampung dengan seorang sopir.
Dalam video yang beredar itu, sang sopir mengaku dipukul oknum petugas dishub di bagian tangan dan kepala.
Baca juga: 7 Fakta Video Asusila yang Sedang Viral: Dugaan Lokasi Pembuatan hingga Pemeran Pria yang Kini Buron
Baca juga: VIRAL Kisah Ayah Bikin Dekorasi Pernikahan Putrinya Sendiri, sang Anak Mengaku Tak Malu: Saya Bangga
"Bapak jangan main kekerasan begitu. Kenapa saya dipukul, tangan saya dipukul, kepala saya dipukul, bapak jangan berbuat seenaknya," kata sopir tersebut dalam video itu.
Selain itu, juga terdengar suara anak kecil menangis saat sopir berdebat dengan petugas itu.
Saat dikonfirmasi, Isti Qomariyah membenarkan mengambil video itu dan sopir yang ada di video tersebut adalah suaminya.
"Iya, Mas. Itu kejadian dialami oleh saya dan suami saya sendiri tempo hari," katanya saat dihubungi melalui Facebook Messenger, Jumat (19/11/2021) malam.
Kronologi kejadian
Diceritakan Isti, peristiwa itu bermula saat ia dan suami sedang menuju Kota Metro pada Rabu (17/11/2021) pagi.
Saat tiba di sebuah lokasi di Kota Metro, petugas dishub menghentikan laju pikap yang dinaiki Isti.
Petugas beralasan, menghentikan Isti dan suaminya karena sedang razia zebra.
Oknum tersebut juga meminta suami Isti menunjukkan buku KIR.
"KIR-nya hidup, kami tanya razianya sebelah mana, plangnya enggak ada."
"Dia (oknum) itu enggak bisa jawab sambil marah-marah," jelas Isti.
Petugas juga meminta suami Isti menunjukkan STNK.
"Kami jawab 'itu kan bukan kewenangan bapak'. Dia jawab ada kewenangan."
"Tapi sambil emosi dan main tangan (memukul) ke kepala suami saya," paparnya.
Setelah memukul sopir pikap, petugas itu langsung kabur menggunakan sepeda motor hingga ke gang sempit.
Anak Isti bahkan sempat menangis saat melihat ayahnya dipukul.
Baca juga: Pernah Viral Karena Mengaku Hamil Saat Dianiaya Satpol PP, Pasangan Asal Gowa Jadi Tersangka

Isti dan suami mencoba mengejar petugas tersebut.
Mereka berhasil mencegat anggota dishub itu saat berada di dalam gang.
Suami Isti lantas menangyakan alasan mengapa petugas itu memukul.
Namun, petugas itu malah berargumen dan akhirnya mencari celah untuk kabur hingga masuk ke permukiman warga.
Bahkan, petugas itu hampir terjatuh saat hendak kabur.
Isti tak mau memperpanjang masalah tersebut.
Namun, dia sengaja mengungah video itu sebagai pengingat agar warga lain berhati-hati.
Baca juga: Bukan Dilempar, Pria Ini Jatuh ke Sungai Akibat Terkena Pukulan saat Berkelahi, Begini Nasibnya
Penjelasan Dishub Kota Metro
Diberitakan Kompas.com, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan Kota Metro angkat bicara terkait viralnya video tersebut.
Pihaknya membenarkan, bahwa anggota dishub dalam video viral itu merupakan anggotanya.
"Benar, kejadian itu terjadi di Kota Metro dan melibatkan salah satu anggota," kata Zulpikri melalui pesan WhatsApp, Jumat.
Dia menyayangkan adanya peristiwa tersebut.
Zulpikri mengaku telah memproses sang oknum yang kedapatan memukul sopir.
Akan tetapi, ia tak menjelaskan alasan sanksi yang diberikan.
Apakah karena memukul sopir atau menyalahi prosedur saat bertugas.
Dia juga belum menjelaskan terkait kebenaran adanya operasi zebra pada saat kejadian.
"Kami tengah memproses oknum tersebut agar tidak terulang dikemudian hari," jelasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Tri Purna Jaya)