Erupsi Gunung Semeru
UPDATE Korban Jiwa Erupsi Gunung Semeru Tambah Jadi 13 Orang, 2 Orang Sudah Teridentifikasi
PLT Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari mengungkapkan update terkini terkait dampak dan jumlah korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jatim.
Penulis:
Faryyanida Putwiliani
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - PLT Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari mengungkapkan update terkini terkait dampak dan jumlah korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
Hal tersebut diungkapkannya dalam tayangan Live Breaking News Kompas TV, Minggu (5/12/2021).
Abdul mengatakan lokasi yang terdampak guguran awan panas Gunung Semeru ada di dua kecamatan dan enam desa di Kabupaten Lumajang.
Sementara itu, untuk lokasi yang terdampak abu vulkanik ada di delapan kecamatan.
Baca juga: Erupsi Tak Terpantau Karena Tertutup Kabut, Tak Ada Alat Deteksi Dini di Lereng Gunung Semeru
"Untuk lokasi terdampak guguran awan panas itu ada di dua kecamatan di enam desa, kemudian dampak abu vulkanik itu ada di delapan kecamatan," kata Abdul dilansir Kompas TV, Minggu (5/12/2021).
Abdul menambahkan, berdasarkan laporan terkini BPBD pada pukul 06.20 WIB, total korban jiwa bertambah menjadi 13 orang.
Dari 13 orang korban jiwa tersebut, baru dua yang sudah teridentifikasi.
Yakni atas nama Poniyem dan Triyono yang merupakan warga Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur.
Baca juga: 5 Kecamatan di Malang Terdampak Abu Vulkanik Gunung Semeru, BPBD Minta Warga Tidak Panik
Sementara itu, 11 korban jiwa lainnya saat ini masih menjalani proses identifikasi.
"Untuk korban jiwa itu total ada 13 orang. Dari laporan yang kami dari BPBD, per pukul 06.20 WIB tadi itu yang teridentifikasi baru 2 orang. Atas nama Poniyem (50) dari Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo."
"Serta Triyono dari Kecamatan Pronojiwo. Sedangkan 11 lainnya masih dalam proses identifikasi," terang Abdul.
Lebih lanjut, Abdul mengatakan, untuk korban luka saat ini ditangani di Puskesmas yang tersebar di lokasi terdampak.
Baca juga: Anggota DPR Minta BNPB dan BPBD Kerja Cepat Tangani Erupsi Semeru, Segera Salurkan Bantuan
Namun, ada beberapa Puskesmas yang melaporkan kekurangan peralatan untuk menangani korban luka bakar.
Menanggulangi kondisi tersebut, BNPB pun telah berkoordinasi dengan Pusat Krisis Kementerian Kesehatan.
"Korban luka yang pada umumnya adalah korban luka bakar saat ini ditangani di Puskesmas di lokasi terdampak."
"Ada beberapa Puskesmas yang mengalami kekurangan peralatan untuk menangani korban luka bakar."
"Terhadap kondisi ini BNPB sudah berkoordinasi dengan Pusat Krisis Kementerian Kesehatan," pungkasnya.
Baca juga: UPDATE Korban Erupsi Gunung Semeru, BNPB Catat 300 KK Mengungsi, 10 Orang Terjebak, 2 Warga Hilang
Korban Erupsi Gunung Semeru di Curah Kobokan Dievakuasi dari Malang
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Dusun Kamar A, Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang Jawa Timur merupakan kawasan yang paling terdampak saat Gunung Semeru kembali erupsi, pada Sabtu (4/12/2021).
Namun, karena Jembatan Piket Nol terputus saat bencana alam terjadi, membuat tim penyelemat mengevakuasi warga yang berada di lereng Gunung Semeru. Padahal saat ini sebagaian besar warga Desa Curah Kobokan terjebak tak bisa menyelamatkan diri.
Joko Sambang, Kepala Bidang kedaruratan dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mengatakan, skenario evakuasi akan melibatkan personel BPBD dari Malang.
Baca juga: Kisah Warga Lumajang Selamat dari Erupsi Gunung Semeru, Tak Ada Tanda-tanda, Rasanya Seperti Kiamat
"Hari ini (5/12) Bu Khofifah (Gubernur Jatim) naik helikopter dari Pasirian menuju Curah Kobokan. Semalam, Pak Sekda Lumajang berangkat ke malang untuk back up yang di pronojiwo. BPBD Malang, Kediri sudah bergerak ke lokasi untuk mengirim logistik ada di sana," katanya.
Joko menggambarkan, kondisi medan di sana sangat sulit. Sebab, setelah diguyur abu vulkanik terjadi hujan. Sehingga menjadi jalan di sana licin. Bahkan, endapan sedimentasi lahar ketinggiannya hampir menutupi rumah warga.
"Setelah saya komunikasi dengan tim di sana mobil 4x4 susah, bahkan dua kilo ke lokasi trail juga mundur," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Hendra Gunawan)