Selasa, 30 September 2025

Rela Jembatannya yang Beromzet Rp20 Juta Diambil Alih Pemerintah, Haji Endang Titipkan Pekerjanya

Nama Muhammad Endang Junaedi atau yang kerap disapa Haji Endang kini tengah menjadi sorotan publik.

Editor: Daryono
Kompas.com/Farida
Inilah jembatan penyeberangan yang dibangun Haji Endang dengan cara menempatkan perahu berjajar di atas Sungai Citarum di Dusun Rumambe 1, Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. 

Karena ia tidak ingin pekerjanya yang berjumlah sekitar 40 orang menjadi kehilangan pekerjaan.

Mayoritas pekerjanya juga warga di sekitar jembatan yang direkrut tanpa adanya batasan usia.

"Saya titip pekerja saya. Karena saya rekrut mereka tanpa batasan usia dan lainnya. Warga sekitar," tutur Haji Endang.

Pemerintah Kabupaten Karawang diketahui tengah membangun dua jembatan.

Satu di Wahahar dan satu di Dusun Rumambe 2, Desa Anggadita, Kecamatan Klari arah menuju Bintang Alam.

Sedangkan jembatan milik Endang menghubungkan Dusun Rumambe 1, Desa Anggadita, Kecamatan Klari dengan Desa Parungmuya Kecamatan Ciampel.

Baca juga: Kementerian PUPR Bangun Jembatan Gantung Percepat Konektivitas Penanganan Dampak Erupsi Semeru

Kisah Haji Endang Raup Penghasilan Rp 20 Juta Per Hari

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, sosok Muhammad Endang Junaedi (62), akrab disapa Haji Endang belakangan namanya viral di media sosial atas usaha jasa jembatan penyebarangan di Karawang.

Dari jasa penyeberangan jembatan apung di atas Sungai Citarum yang dia sediakan di Dusun Rumambe 1, Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Karawang, dia bisa kantongi pendapatan Rp 20 juta per hari.

Haji Endang bercerita, usahanya itu dimulai 2010.

Endang yang sudah dikenal sebagai salah satu tokoh di Desa Anggadita tersebut diminta oleh sesepuh desa Haji Usup agar membuat penyeberangan perahu untuk memajukan perekonomian di Dusun Rumambe 1.

Baca juga: KemenPUPR Bakal Bangun Jembatan Gantung Kaca Pertama di Indonesia, Desain Mirip di Squid Game

Endang mengatakan, saat itu jalan desa tersebut merupakan jalan buntu, hanya digunakan untuk penyeberangan kerbau.

Sedangkan di seberangnya dusun tersebut merupakan Desa Parungmulya sebagai wilayah kawasan industri.

"Saya minta izin dengan pak bupati saat itu, Pak Dadang S Muchtar. Saya datang. Pak bupati bagaimana kalau kita usaha bareng dengan Pemkab Karawang, untuk membuat jalur penyeberangan, tetapi beliau minta saya sendiri saja. Karena sudah ada izin, saya beranikan diri," kata Endang, Rabu (29/12/2021).

Mulainya, ia membuat perahu dengan kapasitas sekitar dua puluh motor. Perahu itu ditarik menggunakan tali untuk menyeberang.

Baca juga: Desain Jembatan Gantung Kaca Pertama di Indonesia yang Akan Dibangun KemenPUPR, Ini Wujudnya

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved