Penjara di Rumah Bupati Langkat
Fakta di Sel Milik Eks Bupati Langkat Mulai Terkuak, Ada yang Meninggal Saat di Dalam Kerangkeng
Ketika keluarga mendatangi sel untuk menjemput korban jenazah sudah dalam keadaan dimandikan dan dikafani untuk segera dikebumikan
Editor:
Hendra Gunawan
Warga akhirnya buka suara soal polemik kerangkeng manusia di rumah pribadi Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Aangin.
Hermansyah yang tinggal di sekitar lokasi kejadian mengatakan selama ini banyak penghuni kerangkeng yang melarikan diri.
Diduga, para penghuni yang kabur tak tahan hidup di kerangkeng milik sang bupati hingga dipekerjakan tanpa gaji.
Selain itu, mereka yang kabur diduga tak tahan dikerangkeng seperti hewan selama berbulan-bulan.
"Banyak juga yang lari. Enggak sanggup dia, enggak tahan, mau kebebasan mungkin," kata Hermansyah, Rabu (26/1/2022).
Herman menuturkan, setiap pagi warga yang dikerangkeng Terbit Rencana Peranginangin berangkat ke perusahaan sawit miliknya menggunakan sepeda motor.
Mereka berangkat menuju pabrik dikawal sejumlah orang hingga dipastikan tidak melarikan diri.
Setelah bekerja, para tahanan kembali dijemput dan dikawal sejumlah orang suruhan Terbit.
"Macam orang panen sawit juga, ada mandornya gitu, mantau aja, kalau lari dikejar juga. Makanya kalau ke pabrik dikawal," ungkapnya.
Sama halnya dengan yang bekerja di ladang sawit belakang rumah Terbit Rencana Peranginangin, mereka juga diawasi.
"Banyak juga yang lari. Enggak sanggup dia, enggak tahan, mau kebebasan mungkin," ujar Hermansyah, dikutip dari TribunMedan.com, Kamis (27/1/2022).
Namun pernyataan berbeda diungkapkan oleh mantan penghuni kerangkeng manusia di rumah Terbit Rencana.
Satu diantaranya, Edianta (28), warga Simpang Durian Mulo, Kecamatan Kuala.
Ia mengaku pernah menghuni kerangkeng pada 2017 karena sering mengkonsumsi ekstasi.
Menurutnya, pemberitaan bahwa di tempatnya sembuh dari narkoba terjadi perbudakan modern, adalah hoaks yang keji.