Sabtu, 13 September 2025

Virus Corona

Kasus Suntik Vaksin Kosong di Medan: Dokter Jadi Tersangka hingga Komentar Wali Kota Bobby Nasution

Dokter G menjadi tersangka karena menyuntikkan vaksin kosong kepada murid SD di Medan jadi tersangka

Editor: Erik S
(HO / Tribun Medan)
Viral video seorang vaksinator suntikkan vaksin ke siswi SD dengan suntikan kosong. Video viral itu, beredar secara berantai di berbagai akun media sosial Kamis (20/1/2022) siang. 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Dokter G menjadi tersangka karena menyuntikkan vaksin kosong kepada murid SD dr Wahidin Sudirohusodo, Kecamatan Medan Labuhan, Medan, Sumatera Utara.

Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan proses hukum kasus vaksin kosong ini naik ke tahap penyidikan.

"Penyidik juga sudah melakukan pemeriksaan dan saat ini untuk ke tingkat penyidikan. Dan sudah menetapkan tersangka satu orang saat ini yaitu dokter G," kata Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, Sabtu (29/1/2022).

Polisi menyatakan telah memeriksa kandungan tubuh anak tersebut melalui proses laboratorium dan hasil sementara tidak ada kandungan vaksin.

Baca juga: Buntut Dugaan Kasus Suntik Vaksin Kosong di Medan, Nakes Ancam Laporkan Pihak yang Viralkan Video

Selain itu polisi juga sudah memeriksa sejumlah saksi ahli.

"Ternyata hasilnya kami sudah dapatkan dugaan kita memang tidak ditemukan, ada dugaan vaksin itu di dalam tubuh anak setelah divaksin kan," lanjutnya.

Sampai saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait vaksin kosong.

Mereka baru menetapkan tersangka kepada dr G sementara lainnya masih sebatas saksi.

Kapolda menyebut terhadap dokter G belum dilakukan penahanan. Mereka masih mendalami apakah penyuntikan itu kelalaian atau kesengajaan.

Baca juga: Jumlah Korban Dugaan Penyuntikan Vaksin Kosong di Medan Jadi 2 Orang

"Sementara belum ditahan karena ancaman hukumannya di bawah lima tahun," ucapnya.

Polisi sudah periksa saksi

Kasus yang sebelumnya ditangani Polres Pelabuhan Belawan telah ditarik penyidikannya ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut.

Polisi menyebut, kemarin, Jumat 28 Januari 2022 telah meminta keterangan saksi ahli guna melengkapi kasus viral itu.

Polisi juga mengatakan sudah memeriksa sejumlah saksi termasuk dua siswi sekolah dasar beserta orang tuanya.

Tak hanya itu, sampel darah dua siswi itu juga telah diambil dan sedang dianalisis.

"Penyidik saat ini sudah melakukan pendalaman memeriksa saksi ahli. Kemudian tes sampel darah pun sudah dilakukan dan saat ini berproses di bidang kedokteran Polda," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, Jumat (28/1/2022).

Hadi menyebut polisi juga sedang mengaudit botol vaksin kosong guna mencocokkan dengan data yang ada.

Meski beberapa hari lalu dugaan vaksin kosong mendapat bantahan, Polda Sumut berjanji segera mengumumkan hasil penyidikan yang dilakukan.

Hal itu akan diumumkan ke publik agar masyarakat mengetahui secara jelas dugaan penyuntikan vaksin kosong yang diduga dilakukan seorang dokter Gdan tenaga kesehatan lainnya.

Sementara itu dokter G yang videonya viral lantaran diduga menyuntikkan vaksin kosong statusnya masih sebagai saksi.

"Nanti akan dibuktikan. Nanti diuji dalam proses penyidikan. Masih saksi," ucapnya.

Pemko Medan tegaskan tidak terlibat

Wali Kota Medan Bobby Nasution sangat menyayangkan terjadinya penyuntikan vaksin kosong yang dilakukan petugas vaksinator terhadap salah seorang murid SD Wahidin di Kecamatan Medan Labuhan, Sumatera Utara.

Ditegaskannya, semua harus bertanggung jawab, baik itu perawat yang melakukan penyuntikan, dokter maupun penanggungjawab pelaksana kegiatan vaksinasi tersebut.

Menurut Bobby Nasution, pascaberedarnya video viral vaksin diduga kosong, ia telah menanyakan langsung kepada Kadis Kesehatan Kota Medan Taufik Ririansyah.

Ternyata tidak ada puskesmas maupun pegawai dari Pemko Medan yang terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi tersebut.

“Jika vaksinasi itu dilakukan Pemko Medan, kami wajib bertanggungjawab sebagai penanggungjawab pelaksana vaksinasi,” kata Bobby Nasution dalam doorstop dengan wartawan di Balai Kota Medan, Jumat (21/1).

Baca juga: CARA Mudah Perbaiki Data dan Download Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Melalui WhatsApp

Oleh karenanya Bobby meminta, selain perawat dan dokter, penanggungjawab pelaksana vaksinasi juga harus bertanggungjawab atas peristiwa tersebut. Soalnya, jelasnya, jika itu kosong dosis yang telah disediakan dikemanakan.

“Itu harus dijelaskan dengan baik. Jadi penanggung jawab kegiatan harus ikut bertanggungjawab. Ini yang kami sarankan,” ujarnya.

Orang nomor satu di Pemko Medan itu selanjutnya menjelaskan, perawat dan dokter sedang menjalani pemeriksaan di Polresta Pelabuhan Belawan.

“Saya juga sudah berkomunikasi dengan Bapak Kapolda Sumut untuk benar-benar melihat bagaimana pemeriksaan ini berjalan dengan selurus-lurusnya. Di samping itu kami juga sudah berkomunikasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) untuk memberikan masukan dan pandangan apa sebenarnya yang dilihat secara visual dalam video, serta kira-kira sanksi yang akan diberikan, baik dari pihak berwajib maupun sanksi yang akan dijatuhkan IDI serta PDUI. Itu sudah kita komunikasikan," katanya.

Kemudian Bobby mengungkapkan, berdasarkan info yang diperoleh, anak yang disuntikkan itu tiga bersaudara. Dua orang mengaku pegal-pegal setelah dilakukan penyuntikan vaksin, artinya efek dari vaksin yang disuntikkan masuk.

Sedangkan satu anak lagi yang di dalam video viral itu, imbuhnya, mengaku tidak merasa pegal-pegal mungkin karena ada indikasi vaksin yang disuntik tidak masuk (kosong).

“Ini masih diperiksa terus,” paparnya.

Terkait pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun, Bobby menjelaskan, Pemko Medan bersama unsur Forkopimda serta seluruh instansi dan stakeholder yang ada di Kota Medan sudah sepakat untuk melaksanakannya dengan target 14 hari masa sekolah.

Baca juga: Tiga Juta Vaksin Donasi Pemerintah Jerman dan Swedia Tiba di Indonesia

“Jadi kita sudah bagi-bagi tugas untuk melaksanakan vaksinasi di sekolah-sekolah di Kota Medan, baik negeri maupun swasta,” sebutnya.

Dilakukannya vaksinasi di sekolah, jelas Bobby, agar para orang tua bisa memantau dan melihat langsung kegiatan vaksinasi yang dilakukan. Sebab, tujuan vaksinasi yang dilakukan untuk kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19.

Di samping itu Kota Medan yang saat ini sudah berada di Level 1, ungkapnya, sehingga kegiatan belajar mengajarnya sudah bisa dilakukan lebih fleksibel lagi.

“Oleh karena sudah saya katakan, Minggu depan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk anak-anak kita di SD sudah bisa dilakukan,” ujarnya.

Pelaksanaan PTM untuk siswa SD, terang Bobby, sama seperti yang awal dilakukannya PTM terhadap siswa SMP. Dikatakannya, PTM akan diprioritaskan bagi siswa yang telah mengikuti vaksin.

“Metode PTM yang dilakukan sama seperti siswa SMP. Ini sudah dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul AKHIRNYA Dokter Jadi Tersangka, Kasus Suntik Vaksin Kosong ke Siswi di Medan, Ini Ancaman Hukumannya

POLDA SUMUT Beberkan Status Dokter yang Melakukan Suntikan Vaksin Kosong, Ini Kata Kombes Hadi

dan

Kasus Penyuntikan Vaksin Diduga Kosong, Bobby Nasution: Pemko Medan Tidak Terlibat

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan