Selasa, 30 September 2025

Pembangunan Waduk di Purworejo

Polemik Pembangunan Waduk di Desa Wadas: Sejumlah Warga Ditangkap, Tuai Kecaman Sejumlah Pihak

Pembangunan waduk di Purworejo, Jawa Tengah menimbulkan polemik. Sejumlah warga ditangkap oleh aparat sehingga menimbulkan kecaman dari berbagai pihak

Twitter Wadas Melawan
Ratusan polisi diterjunkan di Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (8/2/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan aparat kepolisian menyerbu Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo pada Selasa (8/2/2022).

Hal ini dilaporkan oleh Divisi Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta sekaligus kuasa hukum warga Desa Wadas, Julian Duwi Prasetia.

Dikutip dari Kompas TV, Julian mengatakan terdapat ribuan aparat bersenjata lengkap menyerbu Wadas.

"Iya, benar. Warga masih Mujahadahan di masjid dan masih dikepung polisi," ujarnya.

Baca juga: Reaksi Ganjar Pranowo soal Penyerbuan Polisi di Desa Wadas: Tidak Perlu Ditakuti, Ada Niatan Baik

Baca juga: Aparat Gabungan Dampingi BPN Lakukan Pengukuran Tanah di Desa Wadas Purworejo

Keterangan yang sama juga diinformasikan oleh akun Twitter @Wadas_Melawan.

"Ribuan polisi sudah sampai jalan depan masjid, di mana seluruh masyarakat berkumpul, bermujahadah bersama di masjid."

"Diduga polisi tersebut juga mencopot dan merusak banner di sepanjang jalan," tulis @Wadas_Melawan.

UPDATE VIDEO: Konpers Ganjar Pranowo, Kapolda Jateng & Pangdam IV Soal Pengukuran Lahan di Wadas

Dikutip dari Kompas.com, mengenai kedatangan aparat kepolisian ini dalam rangka proses pengukuran lahan untuk pembangunan proyek Bendungan Bener.

Warga Ditangkap Polisi

Desa Wadas
Warga Desa Wadas, Purworejo yang menolak tambang menjadi bagian dari proyek bendungan Bener.

Masih dari Kompas.com, saat proses pengukuran lahan tersebut, polisi menangkap 23 orang yang diduga hendak bertindak merusuh dengan bukti sejumlah senjata tajam yang dibawa.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iqbal Alqudussy.

"Pada saat pengukuran, ada 23 orang yang diamankan. Saat itu mereka membawa senjata tajam, memprovokasi, serta membuat friksi dengan pihak lain yaitu pihak yang pro pembangunan (waduk)," jelas Iqbal pada Selasa (8/2/2022).

Namun dugaan tersebut langsung dibantah oleh warga Desa Wadas.

Baca juga: Bentrokan di Wadas, Purworejo, Walhi Minta Ganjar Pranowo Cabut Izin Penetapan Lokasi Pertambangan

Mereka mengatakan senjata tajam yang dibawa bukan untuk bertindak merusuh, tetapi dipakai bertani di ladang dan membuat kerajinan bambu.

"Kami biasa bekerja di ladang memakai alat-alat itu, seperti arit, bendo, pisau dan sebagainya."

"Saat ratusan polisi merangsek ke Wadas, ada warga yang sedang mengayam besek (kerajinan bambu) pakai pisau, lalu langsung dibawa polisi," ujar seorang warga Desa Wadas, Siswanto.

Penangkapan juga dialami oleh dua warga Desa Wadas yang sedang berada di sebuah warung kopi.

Diketahui, personel yang datang ke Desa Wadas tidak hanyalah polisi, tetapi juga TNI bersenjata lengkap.

Aparat gabungan ini akan berjaga di lokasi selama proses pengukuran tanah mulai 8-10 Februari 2022.

Terkait hal ini, Siswanto menyampaikan bahwa warga Desa Wadas sangat kecewa karena aparat keamanan justru bertindak anarkis kepada warga.

"Tidak mungkin berani kami melawan aparat yang jumlahnya ratusan, kami hanya warga biasa. Yang hanya bisa kami lakukan saat itu cuma berdoa, mujahadah di Masjid," kata Siswanto.

Dikecam Berbagai Pihak

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Fatia Maulidiyanti jelaskan alasan pihaknya tak menghadiri rekonstruksi penembakan berujung tewasnya 6 laskar FPI pada acara Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (17/12/2020).
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Fatia Maulidiyanti.

Kecaman mengenai penangkapan kepada warga di Desa Wadas pun bermunculan.

Salah satunya adalah dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindakan Kekerasan (KontraS).

Dikutip dari Tribunnews, kecaman dilakukan terkait penyerbuan serta penangkapan yang dilakukan oleh aparat keamanan.

KontraS menilai ribuan aparat yang turun dan menyisir Desa Wadas merupakan langkah intimidatif dan eksesif Kepolisian dalam menyikapi penolakan warga terhadap keberadaan pertambangan.

Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti juga menganggap penangkapan terhadap sejumlah warga tanpa alasan yang jelas menunjukan watak aparat yang represif dan sewenang-wenang.

"Terlebih jika berkaitan dengan kepentingan pembangunan atau investasi," kata Fatia.

Selain itu, Fatia juga menilai apa yang dilakukan pihak aparat keamanan jelas-jelas menunjukkan adanya penggunaan kekuatan yang berlebihan.

Baca juga: Ratusan Polisi Diterjunkan di Desa Wadas, Reaksi Ganjar hingga Penjelasan Polda Jateng

Hal tersebut dikarenakan, menurut Fatia, konflik agraria semacam ini seharusnya ditempuh melalui pendekatan atau mekanisme hukum dan sipil yang berlaku.

Sebab, pendekatan keamanan berbasis kekerasan hanya akan menimbulkan rasa traumatik bagi masyarakat.

"Langkah penyerbuan, penangkapan sewenang-wenang, teroro dan pengejaran terhadap masyarakat menggambarkan peliknya permasalahan pelanggaran HAM di Desa Wadas," ungkapnya.

Selain KontraS, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar juga mengecam terkait penangkapan 23 warga Desa Wadas.

Dikutip dari Kompas TV, pria yang akrab disapa Cak Imin in menilai, setiap masalah sebaiknya diselesaikan dengan musyawarah antara kedua belah pihak, tanpa harus melakukan penyerbuan apalagi penangkapan.

"Prihatin dan harus ada solusi. Musyawarah, tolong," jelas Cak Imin.

Ia juga menentang cara-cara represif terhadap warga Desa Wadas terkait pembebasan lahan.

"Kekerasan seperti di Wadas harus dihindari. Apapun alasan yang digunakan aparat, tindakan represif tidak bsa dibenarkan."

"Harus ada pihak penengah (mediator) agar peristiwa semacam ini tidak terjadi," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Reza Deni)(Kompas.com/Ika Fitriana)(Kompas TV/Hedi Basri/Fadel Prayoga)

Artikel lain terkait Pembangunan Waduk di Purworejo

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan