Masa Kecil Tili yang Bebaskan Buaya Berkalung Ban Diungkap Ibunya, Suka Berburu Ular hingga Biawak
Rumah masa kecil Tili berada jauh dari Kota, dikelilingi ladang tebu dan masih banyak hutan di sekelilingnya
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - Aksi berani Tili, warga Sragen yang berhasil membebaskan buaya dari jeratan ban di Kota Palu, Sulawesi Tengah tuai pujian.
Aksinya viral mengingat sekelas Panji Petualang hingga pecinta satwa terkenal asal luar negeri menyerah untuk menolong buaya tersebut.
Waginem (68), ibunda Mas Tili, tak menyangka anak bungsunya itu berani menghadapi buaya dengan panjang 4 meter itu.
"Tidak menyangka, Tili berani hadapi buaya sebesar itu," ujarnya kepada TribunSolo.com, Jumat (11/2/2022).
Waginem sendiri baru mengetahui jika anaknya viral, sehari setelah kabar tersebut viral.
Ia informasi dari sang cucu, Indah (12) anggota satu-satunya keluarga yang bisa mengoperasikan smartphone.
Baca juga: Sebelum Menangkap Induk, Mas Tili Ternyata Menangkap Anak Buaya Berkalung Ban
"Dengarnya dari cucu saya yang punya HP, hari Selasa kemarin tahu saya, pas sekolah dikirim foto, saya tanya foto apa to nduk, ini katanya anakmu," katanya.
Lanjut Waginem, sang cucu memang belum pernah ketemu sama sekali dengan omnya itu.
Sebelum Indah lahir, Tili yang memiliki nama asli Paiman sudah merantau ke Sulawesi.
"Setelah melihat foto yang disodorkan saya percaya," katanya.
Suka Berburu di Hutan
Tili yang bernama asli Paiman itu, sejak kecil ternyata hobi berburu di hutan.
Rumah masa kecil Tili yang berada di Dukuh Pondok, RT 19, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar jauh dari hingar bingar perkotaan.
Rumah sederhana yang ditinggali Tili dikelilingi ladang tebu dan masih banyak hutan di sekelilingnya.
Perangkat Desa Kandangsapi, Ratno mengatakan, sejak kecil Tili memang suka berburu burung hingga ular.
"Sejak kecil memang suka berburu burung di hutan, ikan dan ular di sungai, memang berani dia," katanya.
"Pintar dia memelihara burung, pernah ada burung yang sayapnya tinggal dua bisa hidup, dia juga pintar menangkap belut, punya trik sendiri," terangnya.
Ia menceritakan meski memiliki tubuh yang kecil dan kurus, Tili berani menangkap seekor ular liar di sawah.
Tili juga gemar berburu burung dihutan kemudian dijualnya.
"Karena kondisi keluarga yang kekurangan, tangkap ular dijual, tangkap burung dijual," katanya.
Tak Pulang 10 Tahun
Bahkan, menurut cerita dari sang ibu, Waginem mengatakan bahwa Tili enggan berangkat ke sekolah dan memilih memancing di sungai.
Tili juga berburu biawak yang termasuk satwa liar tersebut.
Ratno yang juga merupakan tetangga Tili tersebut heran, atas keberanian Tili yang sudah terlihat sejak masih SD.
Kemudian, ketika Tili beranjak remaja atau saat duduk di bangku SMP, ia dan kakaknya memilih ikut merantau dengan beberapa tetangganya ke Sulawesi.
"Bersama kurang lebih 7 warga sini, yang juga tetangganya itu merantau ke Singkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan," terangnya.
Bahkan, di Sulawesi ia bertemu dengan sang istri yang berasal dari Makassar.
Mereka menikah dan setelah menikah sempat tinggal di Sragen selama beberapa tahun.
Setelah anaknya lahir, sang istri mengajak Tili untuk tinggal di Makassar.
"Kalau awalnya dia disana jualan bakso, kemudian jual batu bata, dan terakhir kalau di Palu saya kurang tahu, karena infonya baru pindah tiga bulan," jelasnya.
Lanjut Ratno, Tili sudah tidak pulang ke rumah lebih dari 10 tahun. (Galih Permadi)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Mbah Waginem Asal Sragen Bongkar Nama Asli Tili Berhasil Bebaskan Buaya Berkalung Ban: Tak Sangka