Minggu, 17 Agustus 2025

Kecelakaan Maut di Bantul

Kecelakaan Maut Bus di Bantul: Kondisi Bus Bagus Tapi Sopir Lalai

KNKT mengatakan kecelakaan maut bus pariwisata Bukit Bego, Imogiri, Bantul, DIY disebabkan kelalain sopir

Editor: Erik S
Tribun Jogja/Miftahul Huda
Kerusakan Bus Pariwisata yang Mengalami Kecelakaan di Bantul, Minggu (6/2/2022) (Tribun Jogja/Miftahul Huda) 

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan kecelakaan maut bus pariwisata Bukit Bego, Imogiri, Bantul, DIY disebabkan kelalain sopir (human error).

Keterangan tersebut disampaikan setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan maut bus pariwisata di , Senin (14/2/2022).

PLT Ketua Sub Komite Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan, menuturkan pihaknya telah melakukan analisis penyebab kecelakaan maut di Bukit Bego yang menewaskan 13 orang beberapa waktu lalu.

Data yang ia himpun adalah dari kondisi kendaraan, melakukan pengecekan jalan, termasuk mencari keterangan berbagai pihak.

Baca juga: Sopir Bus yang Mengakibatkan Kecelakaan Beruntun di Bantul Nyaris Dihajar Massa: Selamat Karena Ini

Dalam pemeriksaan kondisi kendaraan, secara umum ia menilai bahwa bus masih dalam kondisi yang layak.

Ia menyatakan ban masih dalam keadaan bagus karena tidak gundul serta rem tromolnya masih standar.

Secara umum, bus tersebut sebenarnya masih layak melintas di jalan yang berkarakter menanjak dan menurun.

"Bus itu dalam keadaan bagus. Tidak bermasalah sebenarnya dari sisi teknis," ujarnya

Dalam kesempatan itu Ahmad menjelaskan jika kecelakaan tersebut lebih banyak karena human error, dalam hal ini adalah pengemudi bus.

Menurutnya, pada kondisi jalan menurun, tentu yang terjadi adalah timbulnya gaya gravitasi yang semakin besar.

Baca juga: Kecelakaan di Bantul: Pemilik Bus GA Trans Sebut Bus Masih Laik Jalan, Janji Bantu Korban Kecelakaan

Untuk membuktikannya, pihaknya telah meminta kepada Kepala Dishub DIY dan Bantul untuk mencoba ikut mobil Ford Ranger Double Cabin milik KNKT.

Mereka bersama-sama mencoba menggunakan mobil tersebut melewati jalan menurun Dlingo-Imogiri.

"Tadi saya perintahkan sopir untuk menggunakan gigi (persneling) 2 tanpa mengerem dan ngegas. Dan sesuai analisa kami, ternyata semakin cepat," ungkapnya.

Dalam pengujian analisa KNKT tersebut, mobil KNKT ternyata melaju dengan kecepatan semakin tinggi bahkan puncaknya bisa mencapai 70 km/jam.

Hal itu disebabkan adanya gaya gravitasi bumi yang menyebabkan laju mobil semakin cepat di jarak 500 meter sebelum lokasi kejadian.

"Itu kemarin pengemudi (bus) menggunakan gigi tiga. Kita pakai gigi 2 saja tanpa rem tanpa ngegas kecepatannya bisa segitu. Apalagi kemarin pakai gigi 3, itu dia (sopir bus) terus memaksa melakukan pengereman berkali-kali," urainya.

Menurutnya, ketika volume kendaraan semakin besar maka gaya gravitasi yang ditimbulkan juga semakin besar.

Terlebih dari keterangan saksi, saat itu sopir melaju dengan menggunakan gigi perseneling 3.

Sopir bus tersebut memaksa melakukan pengereman berkali-kali.

Sedangkan sistem kerja rem angin sebenarnya adalah ketika kendaraan diinjak pedal gasnya maka angin akan mengisi, dan pada saat mengerem kendaraan itu membuang angin yang ada di dalam tabung.

Baca juga: Kata Pakar UGM soal Dugaan Rem Blong pada Kecelakaan Bus yang Menewaskan 13 Orang di Bantul

"Nah pada saat turun itu dia tidak banyak kesempatan mengisi, dia hanya membuang (angin) terus," katanya.

Pada saat tekanan angin kurang dari 6, lanjutnya, pengemudi hanya merasakan remnya tak berfungsi.

Meski pengemudi menginjak rem dan masih terdengar mengeluarkan angin, tetapi secara teknis bus tersebut tidak melakukan pengereman atau kehilangan tenaga untuk pengereman.

( Penulis: Santo Ari)

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Analisis KNKT soal Kecelakaan Bus di Bukit Bego Bantul: Human Error, Sopir Turun dengan Persneling 3

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan