Penangkapan Terduga Teroris
Pengakuan Pak RT tentang Sosok S Terduga Teroris yang Tewas Ditembak Densus: Dia Dokter Buka Praktik
Ketua RT mengaku tak pernah menyaksikan praktik dokter S ramai dikunjungi pasien.
Penulis:
Vincentius Jyestha Candraditya
Editor:
Dewi Agustina
"Kalau saya lewat ya tidak ramai, sepi artinya tidak ada banyak pasien," katanya.
Tak Pernah Ngobrol
Meski berprofesi sebagai dokter, menurut Bambang, sosok S dikenal sebagai antisosial.
Dia tidak pernah bersosialisasi dengan warga setempat.
"Semenjak saya megang Ketua RT dari 2019 itu saya mengadakan pertemuan kegiatan warga dia tidak pernah ada, tidak pernah datang, tidak pernah sosialisasi," ungkapnya heran.
Alasan S tak pernah bersosialisasi pun tak diketahui oleh Bambang.
Dia juga tak pernah menanyakan kepada yang bersangkutan.
Bahkan, Bambang menyebut S tak pernah membayar iuran yang hanya berjumlah Rp 25.000 per bulannya.
"Tidak sama sekali, boleh dicek di bendahara saya, kalau yang namanya Pak S itu tidak pernah iuran. Padahal iuran di tempat saya cuma Rp 25.000 per bulan," katanya.
Selama ini pun Bambang tak pernah bertegur sapa ataupun mengobrol dengan S.
Sosok dokter yang disebutnya bertubuh agak gempal itu memang sudah dikenal di kampung tidak pernah beraktivitas apa-apa.
S juga dikatakan Bambang berjalan menggunakan tongkat bantu, karena kakinya pernah mengalami kecelakaan.
Hanya beberapa kali Bambang pernah berpapasan dengan S menunaikan ibadah salat.
Baca juga: Sosok Terduga Teroris yang Tewas saat Ditangkap Densus 88, Menolak Masuk Grup WA Warga
Namun sekali lagi Bambang menegaskan tak pernah ada tutur kata atau obrolan terucap dari mulut S kepadanya.
"Biasanya kalau saya ketemu itu pas maghrib sama isya. Itu aja kadang tidak ketemu, ya tidak rutin, ya cuma pernah salat disitu," jelas dia.