Rabu, 10 September 2025

Perempuan Asal NTT Disekap di Medan: Awalnya Dijanjikan Kerja di Panti Jompo

Korban dari kampungnya tiba di Kota Medan dijanjikan bekerja di sebuah panti jompo.

Editor: Erik S
TRIBUN MEDAN/HO
Kondisi Katarina saat dijemput di penampungan di Perumahan Griya Albania, Kecamatan Medan Tembun, Sumatera Utara 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -  Katarina Kewa Tupen (21), seorang perempuan asal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga menjadi korban penyekapan dan penganiayaan.

Katarina merupakan warga Kelurahan Lambunga, Kecamatan Kelubagolit, Flores, NTT.

Kini, gadis malang itu telah berhasil keluar dari sebuah tempat penampungan yang terletak di Perumahan Griya Albania, Kecamatan Medan Tembung.

Menurut, Lusi Tampubolon penggiat kemanusiaan paguyuban NTT, kejadian itu bermula terjadi, pada Selasa (22/3/2022).

Baca juga: Sidang Kasus Penyekapan, Saksi Diperintah Atasan Selidiki Dugaan Pencatutan Nama Petinggi TNI AD

Saat itu, korban dari kampungnya tiba di Kota Medan dijanjikan bekerja di sebuah panti jompo.

Setelah satu minggu, dirinya mendapatkan kabar dari seseorang bahwa korban disekap di dalam tempat penampungan tersebut.

"Tanggal 29 Maret, saya dapat kabar dari pastor bahwa ada anak di penampungan yang sedang disekap," kata Lusi kepada Tribun-medan, Rabu (14/4/2022).

Kemudian ia pun mencari tahu kabar tersebut, dan mendapatkan informasi gadis itu berada di sebuah penampungan milik PT Mitra Asia Sehati yang dikelola oleh Ahmad Yani Siregar.

"Pada aat itu saya langsung cek di Google Map nama PT itu, ternyata statusnya tutup. Saya bilang ke Pastor," sebutnya.

Lalu, Lusi pun menghubungi rekannya yang bernama Alpon yang tinggal di daerah Batang Kuis.

Baca juga: Jumlah Pengikut Instagram Mahasiswi Korban Penyekapan dan Penganiayaan di Garut Berlipat Ganda

Dirinya meminta bantuan kepada rekannya itu mencari tahu alamat penampungan tersebut.

"Kebetulan si anak ini (Katarina) ada nomor handphone nya, saya hubungi saya tanya keberadaannya, katanya di Jalan Bersama Ujung," tuturnya.

Saat dihubungi, Katarina mengatakan kepada Lusi bahwa kondisi kakinya sedang dalam keadaan sakit.

"Saya bilang kamu (Katarina) diam saja di situ, nanti kamu akan saya ambil. Tapi setelah ini SMS atau telepon kamu hapus, pasti nanti dicek kata saya," bebernya.

Lusi mengatakan korban sempat memberitahunya bahwa akan dibawa berobat ke sebuah tempat. Ia pun mencoba menghubungi polisi mengadukan hal tersebut.

Baca juga: Saksi Sebut Korban Penyekapan Atet Sudah Kembalikan Uang Penggelapan Rp 30 Miliar

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan