Berita dari Aceh
Kisah Tarmizi Jadi Guru ASN P3K Setelah 33 Tahun Mengabdi sebagai Honorer dan 7 Bulan Lagi Pensiun
Tarmizi juga menuturkan, selama 33 tahun mengabdi, dirinya cukup ikhlas dalam mengajar
Editor:
Srihandriatmo Malau
"Dengan ikhlas maka semua pekerjaan yang berat sekalipun akan terasa mudah," ungkapnya.
"Kenapa saya bertahan begitu lama, karena saya terpanggil untuk mendidik dengan ikhlas," tambahnya.
Di sisa tujuh bulan lagi jelang pensiun, Tarmizi mengatakan akan memanfaatkan sebaik mungkin waktu yang tersisa untuk mengabdi sebagai guru bimbingan konseling.
Kepada tenaga kontrak yang belum beruntung untuk menjadi P3K, Tarmizi berpesan agar tetap bersabar dan bekerja ikhlas, karena rezeki sudah diatur oleh Allah.
"Mudah-mudahan yang honorer ke depan bisa diangkat semua, apalagi mereka yang sudah honor sudah cukup lama," harap Tarmizi.
Sementara itu, Sekda Taqwallah menyampaikan selamat kepada para guru yang baru menerima SK pengangkatan P3K.
Menurut Sekda, ini semua terjadi atas takdir Allah atas pengabdian yang sudah dilakukan sebagai guru honorer di sekolah masing-masing.
Sekda berpesan agar para guru yang mendapatkan SK P3K menjadi contoh teladan yang baik bagi siswa.
"Bapak dan Ibu semua memilih pekerjaan untuk memudahkan orang lain. Kalian semualah yang memberikan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain," kata Taqwallah yang juga putra seorang guru karismatik di Aceh, yakni Razali Cut Lani yang pernah jadi Kepala SMA Negeri 3 Banda Aceh. (*)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul 33 Tahun Mengabdi sebagai Honorer, Tarmizi Kini Jadi Guru ASN P3K Menjelang 7 Bulan Lagi Pensiun