Selasa, 19 Agustus 2025

Warga Sumbawa Ditemukan Tewas Tak Wajar di Lantai 7 Kapal Leuser Penyeberangan Merauke-Bima

Aparat kepolisian juga yang berjalan naik ke atas kapal, untuk mengamankan 4 orang pria dan seorang wanita yang datang bersama Roni dari Papua

Editor: Eko Sutriyanto
Dok. Istimewa
Penumpang kapal saat turun di Pelabuhan Bima, Jumat (7/10/2022), setelah jasad Roni Sahroni diturunkan lebih awal. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Roni Sahroni (51), warga Desa Lape Kecamatan Lape Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat  meninggal dunia dalam perjalanan naik kapal Leuser penyebrangan Merauke-Bima.

Namun teman dan keluarga menilai, Roni meninggal dunia disebabkan hal yang tak wajar ditunjukan kondisi mayat korban.

Kejanggalan tersebut terlihat, dalam video yang diambil penumpang lain dan dikirim ke keluarga korban.

Johar Arifin, selaku keluarga Roni mengungkap, awalnya Roni berangkat dari Papua bersama 4 orang teman-temannya.

Mereka berangkat dari Pelabuhan Merauke, tanggal 27 September 2022 menggunakan Kapal Leuser penyebrangan Merauke-Bima.

Tanggal 1 Oktober 2022, Roni diketahui masih berada di dalam kapal menuju Ambon dan diberitahu oleh salah satu temannya bernama Ifan.

Baca juga: Kondisi Sevilla Bak Kapal Pecah, Julen Lopetegui Tak Akan Umbar Aib Tim

Saat itu malam sekitar pukul 23.00 WITA, Roni masih bersenda gurau dengan anak istrinya melalui video call.

"Roni berada di lantai 7 kapal, saat dipanggil oleh teman-temannya, tidak mau turun," kata Johar.

Begitu proses perjalanan kapal atau pada tanggal 2 Oktober 2022, karena Roni tidak turun dan ditemui pada pukul 11.00 WITA, kondisi korban sudah tidak bernyawa dan kaku dengan posisi badan terlentang, kaki kiri di bawah sedangkan kedua tangan dikepal, seakan-akan menahan sesuatu.

Tidak hanya itu, terdapat sayatan dan darah di ibu jari kiri korban, pergelangan tangan kiri ada sayatan, luka robek di kening dan telinga kiri bawah ada bekas goresan.

"Kami di video call oleh temannya itu dan melihat ada kejanggalan," ujarnya.

Setelah itu, dari komunikasi tersebut via selular tersebut, dirinya meminta ke Ifan (teman korban) untuk membawa HP ke kapten kapal untuk klarifikasi.

Permintaannya pun dituruti dan meminta kronologis kejadian soal jasad Roni.

"Menurut kapten kapal, aturannya di mana pelabuhan terdekat di situlah mayat diturunkan. Tapi kami keluarga tidak mau tahu. Mayat itu harus dibawa ke Bima, sesuai tiket," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan