Selasa, 9 September 2025

Gempa Berpusat di Cianjur

Kesaksian Korban Gempa Cianjur: Astagfirullah Seperti Kiamat, Bumi Berguncang, Suara Gemuruh

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur bertambah menjadi 162 orang.

Editor: Hasanudin Aco
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/FAU
Gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo yang berpusat di kawasan Kabupaten Cianjur sekitar pukul 13.21 WIB, hingga pukul 21.00 berakibat korban meninggal dunia sebanyak 162 jiwa, 326 luka berat dan ringan, 2.345 rumah rusak dan sekitar 13.400 jiwa mengungsi, Senin (21/11/2022) (TRIBUN JABAR/Fauzi Noviandi 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Sejumlah warga menceritakan detik-detik terjadinya gempa bumi dengan kekuatan 5,6 magnitudo yang mengguncang wilayah Cianjur pada Senin (21/11/2022).

Satu diantaranya Elis, warga Tunggilis Wetan, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Saat gempa terjadi, Elis sedang melakukan aktivitasnya di sawah.

Namun tiba-tiba bumi berguncang dan suara gemuruh terdengar dari kejauhan.

Ini membuat Elis kebingungan dengan apa yang terjadi.

Baca juga: Gempa Cianjur, 2 Angkot Berisi 15 Siswa Tertimbun Longsor di Jalur Puncak, Korban Belum Ditemukan

Elis mengira saat itu merupakan pertanda bumi ini akan berhenti berputar.

"Saya kan lagi di sawah. Ada suara geleger gitu, suara getaran. Ada asap juga dari jauh saya lihat,. Astagfirullahaladzim (Aku memohon ampun kepada Allah) kiamat sambil nangis aku teh kaget," kata Elis menceritakan kejadian saat itu ketika ditemui TribunnewsBogor.com di RSUD Cimacan pada Senin malam.

Tanpa pikir panjang, Elis pun bergegas untuk pulang ke rumahnya.

Tubuh Elis seketika lemas melihat banyak rumah tetangganya yang ambruk usai diguncang gempa.

Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, ia mendapatkan kabar tak sedap dari tetangganya yang berhamburan ke luar rumah dan berkumpul.

Tetanggnya mengatakan kepada Elis bahwa ibunya tertimbun reruntuhan bangunan.

"Pas pulang ke rumah kata orang sing sabar. Umi (ibu) belum ketemu, sampe tiga jam engga ada, ketiban tembok," katanya.

Perasaan sedih, resah, dan gelisah bercampur aduk dibenak Elis saat itu.

Ia hanya bisa berdoa kepada yang maha kuasa agar orang tuanya bisa ditemukan dalam keadaan selamat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan