Sabtu, 27 September 2025

Mengenal Suku Dayak dari Kalimantan, Asal-usul, Enam Rumpun Suku Dayak dan Tradisinya

Mengenal Suku Dayak dari Kalimantan, asal-usul, enam rumpun Suku Dayak dan tradisinya. Suku Dayak tersebar di seluruh Kalimantan.

TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA
Warga berpakaian adat Dayak menghadiri pembukaan Pekan Gawai Dayak (PGD) ke 31 yang dibuka oleh Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Drs Cornelis, di Rumah Radakng, Jl Sultan Syahrir, Pontianak, Kalbar, Jumat (20/5/2016). PGD ke 31 yang di pusatkan di rumah adat Dayak Kalbar ini berlangsung hingga 27 Mei mendatang, dengan menampilkan beragam stand kerajinan khas Dayak dan perlombaan permainan tradisional khas suku Dayak. TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA 

Upacara Adat Mamat

Mamat adalah upacara adat paling sakral dalam sejarah Dayak Kenyah.

Mamat merupakan upacara kemenangan, kejayaan dan pemantapan keberanian pria sebagai prajurit perang serta menolak roh jahat.

Upacara ini dilakukan dibawah tugu Belawing.

Tugu Belawing biasanya berukir dan terdapat patung burung enggang yang sedang mengibaskan sayapnya di pucuk tugu.

Burung ini sebagai lambang kedamaian dan kemenangan dalam peperangan.

Acara Mamat dilaksanakan jika suku Kenyah menang dalam perang dan membawa beberapa kepala musuh.

Sehingga, upacara ini juga sebagai penghormatan pada prajurit sebagai pilar pertahanan garis depan (Panyit nyipe).

Suku Dayak yang menang dalam perang kemudian membawa tengkorak kepala musuh untuk disimpan di lamin Bio (rumah besar) yang didiami oleh raja (Paren) atau kepala suku/Kepala adat besar.

Tengkorak ini digantungkan di serambi dengan di atas tungku api Kepala Adat dan tidak boleh diturunkan atau dipindahkan ke luar rumah Kepala Adat karena dianggap sebagai asset sehingga harus dijaga dengan baik.

Karena sangat sakral, upacara adat ini penuh dengan pantangan.

Bagi yang melanggar akan mendapat bencana baik yang bersangkutan maupun bagi kelompoknya.

Baca juga: Asal-usul Nenek Moyang Suku Dayak di Kalimantan

Ratusan Hudoq Kawit dan Hudoq Karangaru suku Dayak yang berasal dari berbagai daerah di Kalimantan Timur, mengikuti Upacara Adat Hudoq Kawit 2021 di Lamin adat H. Syahrie Jaang,  Sempaja Utara, Samarinda, Kaltim. Minggu (28/11/2021). Ritual Hudoq Kawit merupakan tradisi untuk memulai prosesi penanaman padi agar hasilnya sangat memuaskan dengan upacara memanggil roh dari tempat para dewa agar mengisi setiap benih padi yang ditanam sehingga hasil panen mendatangkan kemakmuran.  Menari hudoq artinya bergembira menyambut musim tanam padi dan memakai topeng melambangkan kekuatan untuk mengusir roh jahat. (TRIBUNKALTIM/HANIFAN MARUF)
Ratusan Hudoq Kawit dan Hudoq Karangaru suku Dayak yang berasal dari berbagai daerah di Kalimantan Timur, mengikuti Upacara Adat Hudoq Kawit 2021 di Lamin adat H. Syahrie Jaang, Sempaja Utara, Samarinda, Kaltim. Minggu (28/11/2021). Ritual Hudoq Kawit merupakan tradisi untuk memulai prosesi penanaman padi agar hasilnya sangat memuaskan dengan upacara memanggil roh dari tempat para dewa agar mengisi setiap benih padi yang ditanam sehingga hasil panen mendatangkan kemakmuran. Menari hudoq artinya bergembira menyambut musim tanam padi dan memakai topeng melambangkan kekuatan untuk mengusir roh jahat. (TRIBUNKALTIM/HANIFAN MARUF) (TRIBUN KALTIM/HANIFAN MA'RUF)

Kancet Hudoq (Tari Topeng)

Suku Dayak memiliki kebudayaan khasnya, yaitu tari topeng atau yang biasa disebut Kancer Hudoq.

Kancet Hudoq biasanya dimainkan oleh perempuan yang sudah berumur rata-rata di atas 50 tahun.

Setiap penari memakai topeng (hudoq) yang terbuat dari manik, diiringi musik jatung.

Tujuan dari tari ini adalah untuk menolak bala yang mungkin terjadi di desa.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Suku Dayak

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan