Senin, 18 Agustus 2025

Sekeluarga Meninggal di Magelang

Dhio Daffa Bunuh Keluarganya dengan Dua Sendok Sianida, Polisi Sebut Dua Miligram Sudah Mematikan

Terungkap jika Dhio Daffa memberikan racun sianida dengan jumlah dua sendok pada masing-masing gelas yang diminum para korban.

Penulis: Faisal Mohay
TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting
Penampakan kondisi rumah tempat penemuan jenazah di Mertoyudan, Magelang, Senin (28/11/2022). Terungkap jenis racun yang digunakan pelaku bukan arsenik melainkan sianida. 

Polisi ungkap kemungkinan ada motif lain

Rumah korban ketika dipasangi garis polisi saat olah TKP di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022)
Rumah korban ketika dipasangi garis polisi saat olah TKP di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022) (TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting)

Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun menjelaskan petugas masih terus mendalami motif Dhio melakukan pembunuhan.

"Ini (motif) yang sedang kami gali karena motif awal yang ada adalah sakit hati karena beban yang harus ditanggungnya. Yang bersangkutan juga tidak bekerja, orangtuanya baru pensiun."

"Dan, kakak kandungnya juga tidak bekerja selepas kerja di salah satu perbankan. Sehingga ini menjadi rasa sakit hati kenapa dia sendiri yang diberikan beban sedangkan kakaknya tidak," jelasnya dikutip dari TribunJogja.com.

Menurutnya ada motif lain yang membuat Dhio membunuh keluarganya sendiri selain motif sakit hati.

Ketika ditanya terkait kemungkinan adanya motif warisan, Mochammad Sajarod mengatakan jika petugas masih mendalami motif yang ada terlebih dahulu.

"Ini yang sedang kami dalami karena bagaimana pun juga motif-motif lain pasti ada, tidak hanya satu. Namun, yang ada saat ini adalah sakit hati. Ini sedang kami dalami," tambahnya.

Baca juga: Paman Pelaku Pembunuhan Sekeluarga di Magelang Sebut DDS Pernah Bohong soal Pekerjaan

Sosok Dhio Daffa

Dhio Daffa Syahdilla merupakan anak kedua dari pasangan Abbas Ashar dan Heri Riyani.

Ia tak bekerja dan tinggal satu rumah dengan ayah ibunya yang kini sudah meninggal.

Guru ngaji tersangka bernama Ahmad Anwari mengatakan Dhio sosok yang baik dan berasal dari keluarga yang baik.

"Saya tidak menyangka anak ini melakukan ini. Dari kecil saya mengajar dia mengaji. Anaknya itu sebenarnya apik (baik), saya ya kaget tau-tau anaknya seperti itu. Orangtuanya juga apik (baik), keluarganya sangat apik (baik)," jelasnya dikutip dari TribunJogja.com.

Ahmad Anwari mengatakan sifat Dhio berubah setelah lulus SMA karena jarang terlihat ke masjid.

Dhio juga sempat mengalami kecelakaan yang membuatnya kelihangan beberapa jari.

"Sejak kecelakaan itu, ya sewaktu lulus SMA dia (tersangka) mulai tidak pernah ke masjid. Bahkan, Salat Jumat pun tak pernah kelihatan," imbuhnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan