Selasa, 26 Agustus 2025

Pengasuh Ponpes di Jember Diduga Selingkuh dan Berbuat Asusila dengan Santri, Ini Kata Sekjen PBNU

Kasus Pengasuh Ponpes berbuat asusila terjadi di Jember. Sekjen PBNU prihatin dengan kejadian ini dan berharap orang tua selektif memilih pondok.

Istimewa
Ilustrasi selingkuh. Pengasuh Ponpes di Jember diduga berselingkuh dan berbuat asusila dengan santriwatinya. 

"Ada santri itu mendobrak pintu suami saya, dan ternyata betul ada ustadzahnya (masih santrinya juga) lalu ustadzahnya itu disuruh keluar dari pintu satunya, karena di kamar tersebut ada dua pintu," jelas HA dikutip dari TribunMadura.com.

Santriwati yang menjadi saksi kasus ini mengaku sering diajak masuk ke kamar FM, namun tidak untuk berbuat asusila.

Baca juga: Deretan Kejahatan Herry Wirawan, Guru yang Rudapaksa dan Hamili 13 Santriwati, Hukuman Mati Menanti

Santriwati ini berani mendobrak pintu kamar FM karena merasa cemburu.

"Saya juga heran kok ada santriwati yang berani dobrak kamar gurunya, ternyata santriwati ini sebelumnya juga pernah ada hubungan dengan suami saya enam bulan sebelumnya, jadi dia pun juga cemburu lah," ungkap HA.

Terungkap FM sedang menjalin hubugan asmara dengan santriwati yang berada di kamar saat pintu kamarnya didobrak.

HA mengatakan santriwati yang berada di kamar FM berusia 18 tahun.

Ia menjelaskan santriwati yang ia bawa untuk menjadi saksi juga pernah keluar masuk kamar FM.

"Dia bukan korban, tapi sering keluar masuk (kamar) , tapi tidak sampai dilecehkan, hanya dielus-elus kepalanya, kadang sering diberi uang," terangnya.

Baca juga: Sosok Herry Wirawan, Tersangka Kasus Rudapaksa 13 Santriwati yang Divonis Hukuman Mati

Menurut HA perbuatan yang dilakukan FM mengarah ke perselingkuhan dan asusila karena santriwati yang masuk kamarnya sehari bisa dua hingga tiga kali.

"Bahkan pengakuan dari semua santri katanya sering, sehari bisa tiga kali, pagi, siang dan malam di panggil terus."

"Malah sama istrinya sendiri jarang, ngomong aja jarang," ungkapnya.

Ilustrasi asusila
Ilustrasi asusila (Kolase Tribun-Video.com)

Sementara itu, Kanit PPA Satreskrim Polres Jember, IPTU Dyah Vitasari mengatakan laporan dari HA sudah diterima dan saat ini sedang mengumpulkan bukti dari para saksi.

Ia meminta para santriwati yang pernah menjadi korban FM dapat melapor.

"Ini masih tak suruh bawa santri-santri yang mungkin pernah menjadi korban," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunMadura.com/Aqwamit Torik/Galih Lintartika)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan