Jumat, 15 Agustus 2025

Ledakan di Blitar

Pengakuan Keluarga Korban Tewas akibat Ledakan di Blitar, Tak Bisa Kenali Jasad 2 Adiknya

Ledakan bahan baku petasan di Blitar mengakbiatkan empat warga meninggal. Salah satu keluarga korban telah ke RSUD untuk memakamkan jenazah korban.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nuryanti
TRIBUNJATIM.com/Samsul Hadi
Proses evakuasi jenazah korban ledakan di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur (kiri) dan kondisi rumah sumber ledakan (kanan). Ledakan bahan baku petasan di Blitar mengakbiatkan empat warga meninggal. 

TRIBUNNEWS.COM - Empat orang yang tinggal dalam satu rumah di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, meninggal karena terkena ledakan bahan baku petasan, Minggu (19/2/2023) malam.

Para korban yang meninggal yakni pemilik rumah, Darman, Arifin dan Widodo yang merupakan anak Darman, serta Wawa yang diketahui adalah keponakan Darman.

Anak kedua Darman, Priyo mendatangi RSUD Srengat, Kabupaten Blitar pada Selasa (21/2/2023) untuk menerima jasad tiga anggota keluarganya.

Priyo mengatakan tiga korban yang meninggal merupakan anggota keluarganya.

"Arifin anak nomor tiga dan Widodo anak nomor empat. Saya anak nomor dua. Kami lima bersaudara," jelasnya, Selasa (21/2/2023), dikutip dari TribunJatim.com.

Baca juga: Warga Trauma Akibat Ledakan yang Tewaskan Satu Keluarga di Blitar: Saya Kira Gunung Kelud Meletus

Saat menerima tiga jenazah anggota keluarganya dari rumah sakit, Priyo mengaku hanya dapat mengenali jasad ayahnya.

"Tadi sempat di kamar jenazah, cuma mengenali (jenazah) ayah saya, kalau kedua adik saya, Widodo dan Arifin tidak bisa mengenali, kondisi rusak, tidak utuh," paparnya.

Ia sama sekali tidak mengira kedua adiknya memiliki bahan baku petasan di dalam rumah.

Priyo menjelaskan ayahnya hanya tinggal bersama Widodo di dalam rumah yang kini telah hancur.

Sementara, anak Darman yang lain sudah tinggal sendiri-sendiri.

"Saya tidak tahu (soal bahan petasan). Selama ini Bapak (Darman) tinggal sama Widodo. Kalau Arifin di tempat istrinya juga di Sadeng," pungkasnya.

Korban Darman sehari hari bekerja sebagai peternak dan petani, sedangkan Widodo bekerja di pabrik tripleks.

"Bapak sehari-hari tani dan ternak. Kalau Widodo kerja di pabrik tripleks," tandasnya.

Dampak Ledakan di Blitar

Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar terus mendata jumlah korban yang terdampak ledakan keras.

Baca juga: Priyo Tak Bisa Mengenali Wajah 2 Adiknya Korban Ledakan di Blitar, Kondisinya Rusak, tidak Utuh Lagi

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan