Dukun Sadis di Banjarnegara
Daerah Asal Para Korban Pembunuhan Berantai Mbah Slamet, Mulai Palembang, Jogja hingga Jakarta
Mbah Slamet mengungkap asal daerah para korban pembunuhan. Ia mengaku tidak mengingat identitas para korban yang berjumlah 12 orang.
Penulis:
Faisal Mohay
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Polisi telah menemukan 12 jasad korban pembunuhan berantai yang dilakukan dukun pengganda uang berinisial TH (45) alias Mbah Slamet.
Para korban pembunuhan ditemukan setelah polisi dan relawan melakukan pencarian selama 3 hari didalam hutan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Dari 12 jasad korban yang ditemukan, baru 2 jasad yang sudah teridentifikasi identitasnya.
Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi mengatakan jasad korban yang sudah teridentifikasi berinisial PO warga Sukabumi dan M warga Palembang.
Baca juga: Kepribadian Mbah Slamet, Dukun Pengganda Uang Pelaku Pembunuhan Berantai di Banjarnegara
Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui identitas para korban.
"Ada sepasang kekasih asal Palembang atas nama M dan pacarnya dikubur di liang yang sama," ungkapnya, Rabu (5/4/2023), dikutip dari TribunJateng.com.
Daftar asal korban pembunuhan Mbah Slamet:
- PO warga Sukabumi
- M dan istrinya warga Palembang
- Warga Gunungkidul berjenis kelamin laki-laki
- 2 warga Jakarta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
- 2 warga Jogja
Daftar tersebut didapat dari keterangan Mbah Slamet yang tidak dapat mengingat nama-nama korban pembunuhan.
Usia para korban pembunuhan yang berjenis kelamin laki-laki antara 40-50 tahun, sedangkan korban perempuan sekitar 25-35 tahun.
Irjen Ahmad Luthfi mengungkapkan dalam proses pencarian, ada satu liang lahat yang berisi lebih dari satu jasad korban.
"Tiap dua jenazah dikubur di lima liang berbeda. Sisanya ada di tiap satu liang," terangnya.
Untuk mempermudah proses identifikasi, ia meminta masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk segera melapor.
Pembunuhan Dilakukan Sejak 2020
Selama tiga hari proses pencarian jenazah, polisi telah menemukan 12 jasad korban pembunuhan berantai yang dilakukan Mbah Slamet.
Pada pencarian hari pertama ditemukan 1 jasad korban berinisial PO.
Kemudian dalam pencarian hari kedua ditemukan 9 jasad dan di hari ketiga 2 jasad.
Baca juga: Pengakuan Seneh, Istri Dukun Pengganda Uang: Nikah 25 Tahun, Tak Tahu Suami Kerja Apa
Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto mengatakan saat ditemukan jasad para korban tinggal tulang dan tengkorak.
Berdasarkan keterangan Mbah Slamet, aksi pembunuhan dilakukan sejak tahun 2020.

Mbah Slamet juga tidak dapat mengingat identitas 12 korban yang telah dibunuh.
"Tapi yang paling atas terakhir saat ini, dia (mbah Slamet) masih ingat ini lubang kuburnya siapa."
"Mbah Slamet masih mengingat itu lubang jasad Ersa dan istrinya tapi tidak mengenal. Tapi kami belum bisa memastikan karena ketika diintrogasi keterangannya berubah-ubah," paparnya, Selasa (5/4/2023).
AKBP Hendri Yulianto menambahkan, Mbah Slamet melakukan pembunuhan dan menguburkan korban sendirian.
Awalnya, Mbah Slamet mengajak korban ke dalam hutan untuk melakukan ritual.
Mbah Slamet membunuh korban dengan memberikan minuman berisi racun untuk membunuh korban.
Baca juga: Kronologi Terungkapnya Kasus Dukun Sadis Banjarnegara, Tewaskan 12 Orang, Modus Gandakan Uang
"Korban diajak ke lokasi menggunakan kendaraan korban, ada juga yang menyewa dalam rangka ritual menggandakan uang."
"Kemudian dikasih minum yang isinya obat potasium, dan obat penenang," pungkasnya.
Jasad para korban telah diautopsi di RSUD Margono, Banyumas, Jawa Tengah.
Korban Tewas 6 Sampai 24 Bulan Lalu
Kepala Bidang (Kabid) Dokkes Polda Jateng, Kombes Sumy Hastry Purwanti mengungkapkan 9 dari 12 jasad korban telah diperiksa tim forensik Bidokkes Polda Jawa Tengah.
Dari 9 korban tersebut, 6 di antaranya merupakan laki-laki dan 3 lainnya perempuan.
Dugaan sementara, para korban meninggal sekitar 6 bulan hingga 24 bulan yang lalu.
"Usianya antara 25 hingga 50 tahun."
"Kami perkirakan waktu kematian antara 6 bulan sampai 24 bulan,” pungkasnya.

Kombes Sumy Hastry menambahkan para korban meninggal karena racun.
"Racunnya jenis apa nanti menunggu hasil laboratorium forensik,” bebernya.
Baca juga: Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara, TH Alias Mbah Slamet Ternyata Seorang Residivis
Sosok Mbah Slamet
Kepala Desa setempat, Mahbudiono mengaku tidak begitu mengenal pelaku karena orangnya tertutup.
Ia bahkan tidak mengetahui pekerjaan Mbah Slamet dan hanya mengetahui pekerjaan istri pelaku.
"Terkait profesinya banyak warga yang tidak tahu persis dan mengetahui akan hal itu."
"Tapi istrinya sempat dagang kubis," paparnya, Senin (3/4/2023), dikutip dari TribunMuria.com.
Mahbudiono menjelaskan, para warga mengetahui pelaku bekerja sebagai dukun pengganda uang ketika ada tamu dari Palembang.
"Sempat ada yang datang menemui saya adalah seorang warga Palembang bilang ketemu Mbah Slamet ingin menemui keluarganya," lanjutnya.
Lahan tempat para korban dikubur merupakan tanah milik orang tua pelaku.
Para warga juga jarang yang berinteraksi dengan pelaku karena lokasi rumahnya yang jauh.
"Karena jauh dari warga yang lain artinya orang-orang juga cuek," katanya.
Sementara itu, istri Mbah Slamet, Sanem mengaku tidak mengetahui kasus pembunuhan yang dilakukan suaminya.
Baca juga: Fakta-fakta Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Nekat Bunuh 11 Korbannya dengan Apotas
Sanem mengungkapkan dirinya sudah lebih dari setahun ditelantarkan oleh Mbah Slamet.
"Apa aktivitasnya saya tidak tahu, saya saja ditelantarkan selama satu tahun ini," tandasnya.
Ia juga tidak mengetahui suaminya merupakan dukun pengganda uang karena hanya bertugas membuatkan minuman ketika ada tamu.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJateng.com/Permata Putra Sejati/Iwan Arifianto) (TribunMuria.com/Permata)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.