Alun Alun Keraton Solo akan Ditimbun Pasir Laut Selatan, Begini Tanggapan Pemerhati Sejarah
Tidak ada catatan yang menunjukkan sejak kapan pasir Laut Selatan dibawa ke alun-alun namun sekitar abad ke-19 alun-alun dipenuhi dengan pasir
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Solo Ahmad Syarifudin
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Sebagai bagian dari revitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta, alun-alun Keraton Solo akan ditimbun pasir dari Pantai Selatan.
Setelah direvitalisasi alun alun akan seperti di awal abad ke-19 hamparan menjadi pasir Laut Selatan.
Seorang pemerhati sejarah, KRMAP L Nuky Mahendranata Adiningrat mengatakan, tidak ada catatan yang menunjukkan sejak kapan pasir Laut Selatan dibawa ke alun-alun.
Namun berdasarkan foto sekitar abad ke-19 alun-alun dipenuhi dengan pasir.
"Kalau catatan sejarah tidak ada. Tapi pasir itu masih ada ketika alun-alun digunakan untuk kegiatan keraton pada zaman monarki dulu," jelasnya saat dihubungi Selasa (4/7/2023).
Salah satu tradisi yang dilakukan prajurit keraton yakni rampokan macan yang dilakukan di atas pasir.
Baca juga: Gibran akan Revitalisasi Alun-alun Keraton Solo, Rumput Diganti Menjadi Pasir Pantai Selatan
Ada beberapa foto yang memperlihatkan kondisi ini.
"Dulu sebelum kemerdekaan ada prajurit itu masih berupa pasir. Gladen berupa rumput pastinya licin. Menggunakan pasir berkelahi lebih aman. Kalau rampokan macan tahun 1900 awal 1900 akhir ada foto itu masih berupa pasir," terangnya.
Orang pada zaman dahulu sebelum dikenal lantai plester dan keramik, lantai rumah beralaskan pasir meskipun rumah tertutup.
"Pada zaman dahulu umumnya mempunyai lantai berupa tanah. Belum seperti sekarang plester, keramik atau tegel. Bahkan semen belum ada. Bangunan tertutup bangsal yang ada atapnya di bagian bawahnya masih berupa pasir," jelasnya.
Hanya saja pasir yang digunakan bisa pasir apa saja termasuk pasir sungai yang melimpah dapat diangkut dari sekitar sungai.
Berbeda dengan Keraton Kasunanan Surakarta yang membuat legitimasi penguasa Jawa.
Digunakannya pasir Laut Selatan seakan melegitimasi hubungan kedekatan dengan penguasa Laut Selatan.
Menguasai Laut Selatan bisa diartikan menguasai Pulau Jawa itu sendiri.
"Kalau itu dari sana supaya menunjukkan legitimasi keraton berhubungan dengan penguasa Pantai Selatan. Seperti diketahui punya kontrak politik dengan penguasa Mataram pada waktu dulu pada masa Panembahan Senopati dan Sultan Agung," tuturnya.
Sampai saat ini pun ada beberapa area yang masih beralaskan pasir Laut Selatan.
Salah satunya di Halaman Kedaton yang ditumbuhi Sawo Kecik.
"Kalau yang di dalam masih berupa pasir memakai pasir pantai selatan," jelasnya.
Berbeda dengan alun-alun kini yang karena berpuluh-puluh tahun digunakan untuk berbagai kegiatan pasir lambat laun makin hilang.
"Di alun-alun pasirnya sudah hilang berpuluh-puluh tahun kemudian ditumbuhi rumput. Bukan ditanami rumput tapi itu tumbuh rumput. Awalnya dulu memang pasir," tuturnya.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Alun-Alun Keraton Solo Bakal Ditimbun Pasir Laut Selatan, Dikembalikan Seperti Awal Abad ke-19
Sumber: TribunSolo.com
Akbar Menangis di Flyover Slipi, Pemuda 20 Tahun Dipaksa Ikut Demo DPR oleh Tiga OTK |
![]() |
---|
Juara Dunia MotoGP 2025 - Kesenjangan Marc Marquez & Ducati, Kandang Valentino Rossi Jadi Perdebatan |
![]() |
---|
Massa Buruh Perlahan Bubarkan Diri dari Gedung DPR, Singgung Aksi Lanjutan di Daerah Masing-masing |
![]() |
---|
Buruh Injak-injak Spanduk Bergambar Zulkifli Hasan dan Eko Patrio saat Demo di Depan Gedung DPR |
![]() |
---|
Apa yang Ditawarkan Piero Hincapie kepada Arsenal? Dan Apakah Mereka Benar-benar Membutuhkannya? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.