Selasa, 30 September 2025

Kecelakaan Kereta di Semarang

Kecelakaan KA Brantas di Semarang Berawal dari Truk yang Nyangkut, Pakar Transportasi Angkat Bicara

Pakar Transportasi Djoko Setidjowarno juga turut menyoroti tragedi kecelakaan ini. ia menyebut secara aturan truk trailer jenis lowbed harus dikawal

Dok. Polda Jawa Tengah
Penampakan kereta api dan truk trailer yang terlibat kecelakaan di Kota Semarang, Jawa Tengah pada Selasa (18/7/2023) malam. 

TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan KA Brantas yang menabrak truk trailer di perlintasan Madukoro, Semarang, Jawa Tengah, bermula dari truk yang nyangkut atau mengambang di atas rel.

Diketahui, kontur perlintasan kereta api di Madukoro naik-turun.

Pihak kepolisian juga tengah melakukan penyelidikan terkait kecelakaan yang terjadi Selasa (18/7/2023) malam tersebut.

Pakar Transportasi Djoko Setidjowarno juga turut menyoroti tragedi kecelakaan ini.

Djoko menyebut secara aturan truk trailer jenis lowbed secara aturan harus dikawal.

Trailer jenis itu sumbu jarak sangat rendah sekitar 20 sentimeter dan terdapat banyak roda.

Baca juga: Polisi akan Gelar Perkara Tentukan Nasib Sopir dan Kernet Terkait Kecelakaan Kereta Api di Semarang

Truk itu biasanya digunakan untuk mengangkut alat berat.

"Kenapa dia (sopir) lewat disitu. Infonya kejadian lowbed nyangkut di situ sudah ketiga kalinya. Cuma kejadiannya jam 03.00 pagi ada waktu untuk menarik. Tapi ini jam sibuk," tuturnya, Rabu (19/7/2023).

Menurutnya, truk itu melintas di jalur itu karena menghindari pembangunan di jalur arteri Yos Sudarso. Sebab di jalur arteri masih dalam tahap perbaikan

"Mungkin menghindari macet. Atau sopirnya tidak mengerti ada gundukan di perlintasan sebidang. Memang tidak semua perlintasan kereta bagus dan ada juga yang bermasalah seperti itu," jelasnya.

Djoko membenarkan bahwa di jalur tersebut tidak terdapat rambu larangan melintas truk jenis lowbed.

Truk itu seharusnya melintas jalan kelas I.

Baca juga: Masinis KA Brantas yang Tabrak Truk Trailer di Semarang Masih Muda, Ini Sosoknya

"Di jalur itu mau dilengkapi. Memang ada beberapa rambu yang tidak kelihatan atau tertutup," tuturnya.

Menurut Djoko sopir harus berhati-hati ketika mendengar suara sirene di perlintasan kereta api.

Paling tidak sopir harus berhenti ketika mendengarkan sirine.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved