Kamis, 11 September 2025

Makam MA Akan Dibongkar, Selidiki Kematian Siswa SMP Saat MPLS di Sukabumi

Siswa kelas 1 berinisial MA (13) ditemukan meninggal dunia di Sungai Cileuleuy, Sabtu (22/7/2023) siang saat mengikuti kegiatan MPLS.

Editor: Hendra Gunawan
Dian Herdiansyah/Tribun Jabar
Makam MA (13) siswa SMPN 1 Ciambar, Sukabumi yang ditemukan meninggal dunia saat MPLS 

TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Kasus meninggalnya siswa SMPN 1 Ciambar, Sukabumi, Jawa Barat telah dilaporkan ke pihak berwajib.

Siswa kelas 1 berinisial MA (13) ditemukan meninggal dunia di Sungai Cileuleuy, Sabtu (22/7/2023) siang saat mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Orang tua MA yang tidak terima anaknya bernasib malang tersebut melaporkan kejadian tersebut ke Polres Sukabumi.

Baca juga: Kastini Tenggelam di Sungai Cipelang Indramayu Saat Hendak Cuci Tangan, Tinggalkan Sandal dan Motor

Kapolres Sukabumi, AKBP Maruly Pardede, membenarkan keluarga korban melaporkan MA meninggal saat mengikuti kegiatan MPLS.

MA tewas tenggelam di Sungai Cileuleuy, Sabtu (22/7/2023) siang.

Dikutip dari Tribun Jabar, Keluarga korban telah menyetujui makam korban akan dibongkar untuk keperluan autopsi.

"Hari ini autopsi yang dilakukan terhadap MA, siswa SMP korban dampak dari kegiatan MPLS," papar Kapolres Sukabumi, Selasa (25/7/2023),

Sejumlah tim dilibatkan dalam proses penyelidikan ini, mulai dari tim forensik dari RSUD Sekarwangi, Satreskrim Polres Sukabumi dan Polsek Nagrak.

Dokter Forensik akan memeriksa paru-paru korban di laboratorium dan memeriksa dugaan kasus kekerasan.

Sementara itu, Wawan Kuswandi sebagai perwakilan keluarga korban mengungkapkan, Kepala Sekolah SMPN 1 Ciambar sempat mendatangi rumah duka.

"Jadi pihak sekolah datang meminta maaf dan mengakui ada kelalaian," jelasnya.

Kepala Sekolah SMPN 1 Ciambar menangis di depan orang tua korban dan mengucapkan permohonan maaf.

Meski pihak sekolah sudah meminta maaf, namun keluarga korban tetap memproses kasus ini secara hukum.

Baca juga: Terpeleset Saat hendak Wudhu, Warga Tuban Tewas Tenggelam di Sungai Bengawan Solo

"Kami sudah maafkan. Tapi prosedur hukum tetap kita jalankan sesuai instruksi penyidik," ucapnya.

Wawan menambahkan, keluarga kecewa dengan sikap sekolah yang tidak melakukan pengawasan sehingga MA meninggal.

Proses penyelidikan dilakukan untuk mengungkap kasus kematian MA.

"Ini masih simpang siur. Padahal kegiatan anak ini dalam rangkaian keiatan sekolah. Itu alasan keluarga yang membolehkan autopsi," pungkasnya.

Tenggelam di Sungai

Kapolres Sukabumi mengaku telah membentuk tim untuk menangani kasus ini.

"Jadi penanganan ini, sekaarang diambil alih oleh unit PPA Satreskrim Polres sukabumi."

"Tim juga sudah kita bentuk untuk melakukan penyelidikan dugaan apakah ada tindak pidana bak itu kelalaian maupun kesengajaan," ungkap AKBP Maruly Pardede, Senin (24/07/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

Sebelumnya, proses penyelidikan awal telah dilakukan Polsek Nagrak dan kini dilimpahkan ke Polres Sukabumi.

"Data awal yang didapatkan dari polsek akan kita kembangkan," sambungnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, para siswa SMPN 1 Ciambar tengah mandi di sungai pada Sabtu (22/7/2023) dari pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB.

"Pada pukul 14.30 WIB ditemukan oleh warga, salah satu siswa MOS SMPN 1 Ciambar telah tenggelam di sungai, keadaannya sudah meninggal dunia," bebernya.

Proses pemeriksaan awal telah dilakukan dengan mengumpulkan keterangan sejumlah saksi.

"Total tiga saksi, dua yang sudah dimintai keterangan, baik dari saksi yang ada di lokasi saat kejadian maupun dari pihak sekolah," lanjutnya.

Fakta-fakta yang Ditemukan

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Jujun Juaeni menyebut fakta-fakta mengenai kegiatan MPLS di SMPN 2 Ciambar.

  • Kegiatan hiking atau lintas alam yang dilakukan SMPN 1 Ciambar tak berizin.
  • Peristiwa tenggelamnya MA sampai meninggal dunia saat mandi di Sungai Cileuleuy dalam kegiatan hiking di luar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), peristiwa itu terjadi pada Sabtu (22/7/2023) lalu. Padahal MPLS hanya dilakukan sampai hari Jumat sesuai kalender pendidikan.
  • Jujun menjelaskan, untuk sanksi terhadap pihak sekolah atau kepala sekolah, Dinas Pendidikan masih menunggu hasil pemeriksaan pihak kepolisian.

Keluarga Tetap Proses Hukum

Sementara itu, ayah korban, Iman (39) meminta petugas kepolisian mengusut kasus tewasnya MA saat mengikuti MPLS di sungai.

"Nyawa enggak bisa dibeli. Kami meminta keadilan," ucapnya.

Adapun kegiatan MPLS di sungai diikuti ratusan siswa dan pihak sekolah diduga tidak melakukan pengawasan.

Bahkan, pihak sekolah tidak mengetahui anaknya tenggelam di sungai.

"Saat istri saya datang ke sekolah bertanya tentang keberadaan anak kami, pihak sekolah tidak ada yang menjawab."

"Karena tak kunjung ada kabar, istri saya akhirnya kembali datang ke sekolah bersama warga sampai tiga kali. Baru setelah itu kepala sekolahnya ikut mencari keberadaan anak saya," paparnya.

Menurutnya, pihak sekolah harus bertanggung jawab atas kejadian yang menewaskan anaknya.

“Kalau saja istrinya enggak datang ke sekolah dan tanya anak kami di mana, mungkin keberadaan anak kami belum diketahui hingga kini."

"Pihak sekolah enggak ada yang datang pas hari pertama anak kami hilang. Enggak ada yang ngasih kabar ke sini," tandasnya.(TribunJabar.id/Dian Herdiansyah)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan