Sabtu, 23 Agustus 2025

Praktik Aborsi Online di Bandung Dibongkar, Ini Kata IDI hingga Dinas Kesehatan

Ini kata Ikadan Dokter Indonesia dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung soal terbongkarnya praktik aborsi.

Tribun Jabar/ Lutfi AM
Kasus aborsi ilegal yang memandu korbannya secara online, oleh dokter gadungan akhirnya terungkap oleh jajaran Polresta Bandung. Berikut penjelasan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bandung dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung. 

TRIBUNNEWS.COM - Praktik aborsi ilegal berhasil dibongkar jajaran Polresta Bandung.

Pelaku yang juga dokter gadungan juga ditangkap karena menyediakan praktik aborsi ilegal ini.

Ada dua orang yang ditangkap, yakni SM (30) dokter kandungan yang tawarkan jasa konsultasi aborsi dan RI (28) penjual obat.

Diketahui, aborsi ilegal ini dilakukan secara online.

Caranya dengan para korban dipandu pelaku untuk melakukan aborsi melalui aplikasi WhatsApp. Mulai dari konsultasi awal sebelum aborsi, ketika aborsi, proses pengeluaran janin, dan pasca-persalinan.

Pelaku pun memberikan obat kepada para korban saat melakukan praktik aborsi ilegal ini.

Baca juga: Sosok Dokter Gadungan Pelaku Aborsi di Bandung, Belajar dari Google dan Buka Praktik Sejak 2021

Menanggapi hal tersebut, anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rois mengatakan, obat yang digunakan SM ternyata obat-obatan yang tak dijual bebas.

Bahkan, dokter medis pun tak boleh meresepkan obat tersebut.

"Dokter medis tidak diperbolehkan mengeluarkan resep itu," ujarnya saat ditemui di Mapolresta Bandung, Senin (6/10/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

Obat-obatan yang dijual SM ke para korban diperuntukkan pada kondisi tertentu supaya tak terjadi pendarahan.

"Sementara ini (oleh tersangka), digunakan untuk yang lain," lanjut Rois.

Rois menambahkan, obat yang dijual SM juga digunakan untuk penyakit lain, namun hanya bisa digunakan di rumah sakit.

"Ini betul-betul sudah keluar dari aturan medisnya. Kalau di kebidanan untuk menghentikan pendarahan, dan jaringan sisa. Tapi ini malah digunakan untuk pengguguran kandungan," katanya.

Obat tersebut bisa menimbulkan infeksi dan memicu pendarahan bila digunakan sembarangan.

"Pendarahan kalau syok bisa bisa mengakibatkan meninggal. Infeksi juga kalau menyeluruh, sama juga, ujung-ujungnya harus ke rumah sakit, dan bisa mengakibatkan meninggal dunia," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan