Erupsi Gunung Marapi
Fakta-fakta Erupsi Gunung Marapi yang Tewaskan 11 Pendaki, 26 Orang Belum Bisa Dievakuasi
Erupsi Gunung Marapi mengakibatkan 11 pendaki tewas. Erupsi berlangsung pada Minggu (3/12/2023) sekira pukul 14.54 WIB.
Penulis:
Jayanti TriUtami
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Marapi yang berada di kawasan Pasie Laweh, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, erupsi pada Minggu (3/12/2023) sekira pukul 14.54 WIB.
Dikabarkan, terdapat 75 orang yang berada di Gunung Marapi saat erupsi berlangsung.
Saat ini, Gunung Marapi berada di level II Waspada dan wisatawan dilarang mendaki pada radius 3 kilometer dari kawah atau puncak.
Baca juga: Pendaki Viral yang Kirim Video saat Gunung Marapi Erupsi Kini Berhasil Dievakuasi, Penuh Luka Bakar
Berikut sejumlah fakta erupsi Gunung Marapi, dirangkum dari sejumlah sumber:
1. 11 Orang Tewas
Akibat erupsi Gunung Marapi, hingga kini 11 pendaki dikabarkan tewas.
Kepala Kantor SAR Kota Padang, Abdul Malik, mengatakan 11 jenazah pendaki langsung dievakuasi menuruni gunung, Senin (4/12/2023).
Dari 75 orang yang berada di Gunung Marapi saat erupsi, 49 di antaranya berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.
8 korban selamat mengalami luka-luka dan luka bakar.
"Sebagian sudah kembali ke rumah. Dan sebagian (dirawat) di dua rumah sakit yaitu di Padang Panjang dan Bukittinggi," ucap Abdul, dikutip dari TribunPadang.com, Senin.
2. Video Viral Pendaki saat Erupsi
Sebuah video yang memperlihatkan seorang pendaki wanita terjebak di Gunung Marapi viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, tampak wajah wanita berambut panjang tersebut dipenuhi abu erupsi.
Wanita bernama Zhafirah Zahrim Febrina itu terlihat sesak napas.
Baca juga: Gunung Marapi Erupsi, BNPB: 11 Pendaki Tewas dan Puluhan Pendaki Masih Terjebak
Zhafirah merupakan mahasiswi Politeknik Negeri Padang (PNP).
Video itu direkam oleh Zhafirah dan dikirimkan kepada ibunya untuk mengabarkan dirinya terjebak di Gunung Marapi.
Beruntung, Zhafirah berhasil selamat dan telah dilarikan ke RSUD Padang Panjang.
Saat ditemukan, Zhafirah mengalami sesak napas, tubuh lemas dan mengalami luka bakar.
3. 26 Pendaki Belum Dievakuasi

Baca juga: Mahasiswanya jadi Korban Erupsi Gunung Marapi, Politeknik Negeri Padang Terjunkan Tim Evakuasi
Sementara itu, 26 pendaki selamat lainnya belum dievakuasi turun pasca-erupsi Gunung Marapi.
Kasi Ops Sar Kelas A Kota Padang, Hendri, mengatakan hingga kini tim gabungan yang terdiri dari SAR, BPBD, TNI, Polri, Pecinta Alam dan masyarakat setempat masih berupaya mengevakuasi 26 pendaki dari Gunung Marapi.
Menurut Hendri, proses evakuasi terhambat karena erupsi yang sesekali masih terjadi.
"Yang jelas kami bersama tim, berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pencarian dan evakuasi, semoga saja semuanya bisa selamat," ungkap Hendri.
4. 14 Mahasiswa PNP sedang Daki Gunung Marapi saat Erupsi
Mengutip dari akun resmi PNP, terdapat 14 mahasiswa jurusan Teknik Sipil yang sedang mendaki Gunung Marapi saat erupsi terjadi.
Empat pendaki merupakan mahasiswa D3 Teknik Sipil dan 10 orang berasal dari Prodi Sarjana Terapan Perancangan Jalan dan Jembatan.
Sebanyak 14 mahasiswa tersebut, mendaki Gunung Marapi sejak Jumat (2/12/2023) lalu.
Direktur PNP, Surfa Yondri memastikan 14 mahasiswa tersebut tidak sedang mengikuti kegiatan kampus.
Surfa mengatakan, pihak kampus telah menerjunkan tim untuk membantu pencarian para korban.
"Pagi ini kami memberangkatkan tim kesehatan dari KSR PNP sebanyak 10 orang dan staf pendamping 2 orang," ujarnya, Senin.
Baca juga: 11 Pendaki Ditemukan Tewas di Lokasi Gunung Marapi yang Erupsi
5. Status Waspada sejak 3 Agustus 2011
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, Gunung Marapi sudah berstatus Waspada atau level II sejak 3 Agustus 2011 silam.
Kepala PVMBG Sumbar, Hendra Gunawan, mengatakan aktivitas vulkanik Gunung Marapi didominasi erupsi eksplosif yang berlangsung sejak 7 Januari hingga 20 Februari 2023.
Tinggi kolom erupsi berkisar antara 75 hingga 1.000 meter dari puncak.
Pelaksana Harian (Plh) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Dian Indriati mengatakan pendakian Gunung Marapi dibuka setelah mendapat dukungan seluruh stakeholder.
Selain itu, BKSDA disebut juga telah memiliki SOP pendakian dengan batasan-batasan tertentu.
Di antaranya, pendakian dilakukan pada siang hari, pendaki dilarang mendekati kawah, dan minimal pendakian dilakukan 3 orang.
Pendakian Gunung Marapi dibuka kembali pada 24 Juli 2023 lalu setelah sebelumnya ditutup karena erupsi.
Baca juga: Viral Para Pendaki Gunung Marapi Berhasil Dievakuasi Dalam Keadaan Lemas, 11 Orang Meninggal Dunia
6. Masih Erupsi
Hingga Senin pagi, Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) mencatat Gunung Marapi masih mengalami erupsi.
Kepala Pos PGA Marapi, Ahmad Rifandi, mengatakan dari pukul 00.00 hingga 06.58 WIB, terdapat 65 aktivitas Gunung Marapi.
Di antaranya, 9 kali letusan dan 47 hembusan abu vulkanik.
Sejak erupsi pertama, PGA Marapi mencatat 108 aktivitas.
Dari jumlah itu, sebanyak 36 kali letusan dan 16 hembusan abu vulkanik terjadi pada Minggu (3/12/2023), sementara sisanya terjadi Senin ini.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul 14 Mahasiswa PNP yang Naik Gunung Marapi Seharusnya Sudah Pulang Minggu, Bagaimana Kondisinya Kini?
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami, TribunPadang.com/Wahyu Bahar/Rima Kurniati/Dewi Agustina/Rezi Rahmat)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.