Bangkitnya Desa BRILian Singopuran, Satu Desa Dapat Berkah dari Sampah
Nantinya tak hanya produk pupuk kompos yang menjadi hasil olahan Desa Singopuran, bakal ada pupuk tabur organik produk baru siap dipasarkan
TRIBUNNEWS.COM - Penutupan Tempat Penampungan Sampah (TPS) di Kecamatan Kartasura, Sukoharjo pada 2020 lalu menjadi titik balik kebangkitan Desa Singopuran.
Bermodal nekat, pemerintah desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Singopuran saat itu tak berpikir panjang untuk membangun TPS untuk memgfasilitasi warga desa.
Memanfaatkan lahan seluas 2.000 m2, TPS khusus bagi warga Singopuran ini dikelilingi tembok setinggi dada orang dewasa atau sekitar 1 meter.
Jarak TPS tak begitu jauh dari Kantor Desa Singopuran, sekitar satu kilometer di timur desa, berbatasan dengan Desa Paulan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.
Tepatnya di barat perbatasan Kota Surakarta atau Kota Solo.
Direktur BUMDes Singopuran, Eka Yulianta menceritakan, Desa Singopuran tergerak mandiri untuk mendirikan TPS sejak TPS kecamatan ditutup.
"Dalam perjalanannya, TPS untuk menimbun sampah warga desa berkembang hingga ke pengolahan sampah jadi kompos," jelasnya ketika ditemui Tribunnews, Rabu (27/3/2024) pagi.
Eka melanjutkan, seiring dengan hal itu dibentuklah BUMDes untuk melancarkan program ke depan.
BUMDes dengan nama Singopuran Mapan (Maju Terdepan) ini kemudian memperkokoh kepengurusan dengan merekrut tenaga TPS hingga penggerobak yang bertugas mengambil sampah warga.
Total yang mengabdi sebagai penggerobak sampah di Singopuran sebanyak 10 penggerobak, satu penggerobak dapat mengangkut sampah 100-200 KK (Kepala Keluarga).
Tarifnya pun beraneka tergantung dengan kawasan Rukun Tetangga (RT) setempat, mulai Rp 10 ribu sampai Rp 30 ribu.
Baca juga: Semarak Pasar Ramadhan, dari Sate Cumi hingga Pentol Ramaikan Takjil UMKM di Kota Solo
Sementara, tenaga yang bertugas di TPS sekitar empat orang dengan tugas dan pekerjaan masing-masing.
Di antaranya mulai dari memilah sampah, mengopersikan mesin daur ulang sampah hingga pengemasan produk sampah yang berisi pupuk kompos.
"Nah jadi kompos ini menjadi berkah untuk desa. Olahan sampah jadi kompos kemudian kami salurkan ke warga-warga yang membutuhkan," katanya.
"Apalagi banyak warga desa yang sehari-hari berprofesi sebagai petani."
Menurutnya, program pengolahan sampah Desa Singopuran yang dilakukan mandiri ini menjadi parameter BRI untuk menjadikan Desa Singopuran sebagai Desa BRILian.
Oleh sebab itu, kemitraan kemudian terjalin antara BRI dengan BUMDes Singopuran.
Pendampingan dan dukungan diberikan untuk pengolahan sampah menjadi berkah bernama kompos.
Saat itu pada 2021, pemberdayaan Desa BRILian juga diikuti Eka melalui webinar Zoom.
Dalam pertemuan itu, pihaknya mendapat ilmu pengelolaan administrasi hingga pengolahan produk.
"Kami sudah tiga kali mengikuti seleksi Desa BRILian, sudah sampai 20 besar dan akan terus maju untuk mengembangkan potensi Desa Singopuran dengan TPS-nya," ungkap Eka.
Dirinya juga tidak menampik telah melakukan study banding ke luar daerah untuk memperkaya wawasan dengan pemanfaatan sampah.
"Sebagai bentuk pengembangan, kami juga ke Pandowoharjo, Sleman dan di Banyumas yang bisa kita tiru untuk pengembangan dan pengolahan sampah di TPS," ujarnya.
Peran Desa BRILian
Terpisah, Kepala Desa Singopuran, Sih Harjiyanto, mengungkap peran besar BRI kepada warga di desanya.
Selain ikut dalam pengembangan potensi BUMDes berupa pengolahan sampah TPS, BRI berperan mengakomodasi warga untuk melebarkan sayapnya dalam berwirausaha.
Contohnya yakni, petani yang membutuhkan dana untuk pengembangan pertanian terakomodasi lewat dana pinjama Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.
"Kami berterima kasih sekali dengan adanya bantuan tanaman alpukat dan kelapa untuk warga yang diberikan BRI. Sisi lainnya kemitraan BRI mempermudah akses warga yang ingin bertransaksi, lebih mudah berkomunikasi dengan mantri untuk pengajuan dan proses KUR BRI juga," jelas Sih Harjiyanto di kantornya, Rabu siang.
Ke depan, rencana matang sudah di depan mata dan segera dilakukan dengan pengembangan pengolahan sampah di TPS Singopuran.
BUMDes Singopuran, lanjutnya, saat ini dalam proses penjajakan dengan kampus swasta Kota Solo untuk distribusi pupuk produksi desanya.
Nantinya tak hanya produk pupuk kompos yang menjadi hasil olahan TPS Singopuran, bakal ada pupuk tabur organik produk olahan baru berpotensi menjadi andalan.
Selanjutnya, produksi pupuk ke depan akan dipasarkan alias tak hanya disalurkan kepada warga Desa Singopuran.
Maka, kolaborasi Desa BRILIan Singopuran dengan berbagai stakeholder lebih kokoh untuk kemajuan dan berkah bagi warganya.
"Harapanya ke depan semua berkembang, sekitar 7.800 warga kami yang banyak petani terkomodasi pekerjaannya. Lalu produk pupuk olahan bisa dijual untuk pengembangan desa. Itu serba menguntungkan dan kami optimis menuju ke sana," papar dia.
Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono, dalam keterangan tertulisnya mengatakan, BRI melakukan berbagai aktivitas pemberdayaan dalam program Desa BRILian.
Yang pertama empowerment, berupa kegiatan pemberdayaan berupa pemberian literasi dasar, literasi bisnis dan literasi digital kepada desa peserta.
Kedua, assistance, yakni aktivitas pendampingan intensif kepada Desa BRILian terbaik di tiap batch oleh tim BRI dan mitra kerjasama.
Ketiga adalah awarding, pemberian penghargaan atau apresiasi kepada pemenang desa selama periode empowerment yang dinilai memiliki kepemimpinan unggul, kolaboratif, inovatif dan mampu menjadi role model pengembangan desa lainnya.
"Program Desa Brilian lebih banyak pada kegiatan empowerment berupa literasi dan assistance, tidak termasuk pemberian bantuan keuangan bagi Desa. Pemberian apresiasi berupa bantuan fasilitas sarana dan prasarana bagi desa pemenang Desa Brilian," jelasnya.
Lantas, dari 320 desa yang masuk kategori Desa BRILian di wilayah Regional Office Yogyakarta, John Sarjono menyampaikan tujuan utama yang ditargetkan.
"Program Desa BRILiaN merupakan program inkubasi desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis SDG’s. Desa – desa yang tergabung dalam program Desa BRILiaN diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa-desa lainnya," ucapnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.