Senin, 18 Agustus 2025

Banjir Bandang Lahar Dingin di Sumbar

Cerita Mistis Bebatuan Raksasa Lahar Dingin Sampai ke Bukik Batabuah, Lewati Dua Jembatan Tak Hancur

Tidak ada firasat apapun sebelum lahar dingin itu menyeret bebatuan raksasa dari perut Gunung Marapi dan bermuara di wilayah Bukik Batabuah

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Reynas Abdila
Gunung Marapi memuntuhkan lahar dingin atau disebut galodo hingga mengalir sampai di Jalan Raya Canduang, Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Pada Sabtu (11/5/2024) malam itu sekira pukul 10.00 WIB, banjir lahar dingin itu sampai ke pemukiman warga dan membuat Surya, petani terong Bukik Batabuah yang ladangnya ikut tertimbun galodo melihat fenomena ini sebagai hal mistis 

Menurutnya, kalaulah batu-batu besar dan kayu besar ini turun berbarengan kemungkinan tertahan di jembatan sebelumnya.

“Ku tengok ndak ada satupun di jalan itu kayu tonggak yang luber ke jalan, bengong pula saya,” imbuhnya dengan logat Sumatera.

Surya menyandingkan fenomena ini dengan cerita air mata Ibu Malin Kundang yang berubah menjadi batu.

“Sampai sekarang tidak ada yang tahu batu Malin Kundang itu jenis batu apa,” ucapnya.

Dia menekankan bahwa peristiwa ini adalah pengingat bahwa alam dan semesta milik Tuhan Yang Mahasa Kuasa.

Selain batu-batuan berdiameter besar, sejumlah batang pohon tua dan kayu juga ikut terbawa galado.

Surya berharap kondisi yang dialami warga Bukik Batabuah mendapat perhatian serius dari pemerintah. 

Ratusan Hektar Sawah Rusak

Banjir lahar dingin Gunung Marapi merusak ladang sawah petani yang tertimbun sedimen lumpur material batu dan kayu besar.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kabupaten Agam Syatria menjelaskan, hamparan sawah dilanda banjir lahar dingin diperkirakan ratusan hektar.

Hingga kini petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Agam sedang melakukan pendataan di lapangan.

“Hamparan sawah yang tertimbun material banjir berupa batu dan kayu itu cukup luas,” terang Syatria di Posko utama berlokasi di SD Negeri 08 Kubang Duo Koto Panjang Bukik Batabuah.

Sebagian sawah ada yang sudah siap panen, ada juga baru bercocok tanam dan akan panen.

Dampak dari pascabanjir lahar dingin membuat masyarakat mengalami kerugian cukup besar disamping lahan pertanian dan kolam ikan serta tempat berusaha.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan