Kamis, 21 Agustus 2025

Bentrok Kelompok Warga di Nduga Papua Pegunungan Menewaskan 3 Korban

Konflik ini melibatkan dua kelompok masyarakat. Mereka saling serang di depan rumah Sekda Kabupaten Nduga, Selasa (2/7/2024) pukul 11.45 WIT.

|
Editor: Dewi Agustina
Tribun-Papua.com/Istimewa
Tiga korban meninggal dunia akibat konflik antarkelompok warga yang terjadi di Distrik Kenyam ibu kota Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Personel Polres Nduga saat melerai pertikaian antara kelompok masyarakat di Kenyam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Tiga korban meninggal dunia akibat konflik antarkelompok warga yang terjadi di Distrik Kenyam ibu kota Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.

Ketiga korban adalah Marianus Gery (63), seorang pendeta.

Korban mengalami luka bacok di leher dan jari putus.

Korban kedua Abraham Runga (51) yang mengalami luka bacok di kepala.

Baca juga: VIRAL Bentrok Antarkelompok Pemuda di Tengah Kerumunan Warga Sukabumi

Korban meninggal dunia saat dirawat di RSUD Nduga.

Saat ditelusuri kembali oleh aparat gabungan, ditemukan satu korban lainnya juga dalam keadaan meninggal dunia.

Polisi tengah meredam situasi dengan melakukan mediasi.

Mengutip Tribun-Papua.com, konflik ini melibatkan dua kelompok masyarakat.

Mereka saling serang di depan rumah Sekda Kabupaten Nduga, Selasa (2/7/2024) pukul 11.45 WIT.

Sebelumnya, bentrok yang sama juga terjadi pada 1 Juli 2024, di depan Kantor DPRD Kabupaten Nduga.

Kronologis Bentrok

Konflik melibatkan kelompok Ikabus Gwijangge yang merupakan Ketua DPRD Kabupaten Nduga sekaligus Ketua DPC Partai Golkar dengan kelompok Tarni Wandikbo, Caleg DPRD Kabupaten Nduga dari Partai PSI.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi Ignatius Benny Adi Prabowo mengungkapkan, pertikaian itu terjadi akibat buntut kesepakatan pembagian hak suara saat Pemilu 2024 yang menggunakan sistem noken.

Baca juga: Kronologi Oknum TNI AL Tembak Remaja di Makassar: Berawal Bentrok Warga, 1 Orang Tewas

"Berdasarkan catatan kepolisian, ada lima kali insiden seperti ini, yang dimulai tanggal 15 Februari, 16 Februari, 4 Maret, 23 Maret dan 14 April 2024," ujar Benny, Senin (3/6/2024).

Pertikaian kedua pihak tersebut berulang pasca kematian seorang warga bernama Delius Gwijangge yang merupakan korban panah pada saat terjadi perang suku antara kelompok Geselema vs Ikabus Gwijangge dengan Tarni Wandikbo.

"Bentrok tersebut kembali terjadi karena masalah pembagian suara yang belum terselesaikan, dan yang ini merupakan kejadian ke tujuh kalinya," ujar Benny.

Dari pertikaian tersebut ada korban jiwa yakni Lingganus Gwijangge yang merupakan korban dari pihak Ikabus Gwijangge.

Proses evakuasi dua jenazah korban perang suku di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan di Bandara Mozes Kilangin Timika, Rabu (3/7/2024).
Proses evakuasi dua jenazah korban perang suku di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan di Bandara Mozes Kilangin Timika, Rabu (3/7/2024). (Tribun-Papua.com/Istimewa)

"Korban terkena panah di bagian bahu sebelah kanan dan terdapat luka bacokan di bagian leher sebelah kanan yang menyebabkan korban meninggal di tempat," ungkap Benny.

"Jenazah korban telah dibawa aparat gabungan TNI-Polri menuju kediaman Ikabus Gwijangge untuk dilakukan upacara adat," sambungnya.

Kapolres Nduga AKBP VJ Parapaga mengaku, saat menangani pertikaian antar kelompok tersebut, pihaknya memberikan tindakan tegas terukur dengan menembakkan gas air mata ke arah dua kelompok, serta mengimbau untuk segera membubarkan diri.

"Permasalahan kedua belah kelompok sebenarnya telah dinyatakan selesai Sabtu (6/4/2024) ditandai penandatanganan surat pernyataan dan perjanjian damai sehingga kejadian yang baru saja terjadi adalah karena ada yang belum mau menerimanya," tuturnya.

Baca juga: Prihatin Kondisi Papua, Anak Muda dari Bumi Cenderawasih Sepakat Dirikan Parpol

Pasca pertikaian, personel gabungan melakukan patroli di sekitar lokasi kejadian guna mengantisipasi bentrokan susulan.

Polisi juga melakukan pendekatan ke para tokoh di wilayah Kenyam untuk membantu meredam kedua kelompok tersebut dan mengantisipasi pertikaian susulan.

"Situasi saat ini terpantau aman dan kondusif, serta berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi," kata Parapaga.

Dua korban dievakuasi ke Timika

Pada Rabu (3/7/2024), dua jenazah korban konflik di Nduga dievakusi ke Timika, Papua Tengah.

Proses evakuasi menggunakan 2 pesawat Smart Air PK-SNW dipiloti Kapten Irwan dan Smart Air PK-SNA dipiloti Kapten Rizky Bandara Kenyam menuju Bandara Mozes Kilangin Timika.

Korban bernama Marianus Gery (63) merupakan pendeta, mengalami luka bacok di leher, jari putus hingga meninggal dunia.

Marianus Gery merupakan perantau asal Alor, Kupang, NTT yang kesehariannya sebagai pengurus gereja.

Lalu, Abraham Runga (51) mengalami luka bacok pada bagian kepala dan lemparan batu.

Ia meninggal saat dalam penanganan medis.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Pemilu Sistem Noken Penyebab Konflik Pecah di Nduga Papua Pegunungan, Tiga Warga Tewas

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan