Senin, 6 Oktober 2025

Pemindahan Ibu Kota Negara

Awas Ada Titik Panas Karhutla Dekat Kawasan IKN, Perlu Ada Aksi BMKG dan Pemerintah

BMKG diminta siaga dan jika perlu lakukan modifikasi cuaca, bukan hanya di kawasan inti IKN tetapi di kabupaten/kota sekitar IKN.

AFP/STR
Istana kepresidenan di IKN masih dalam proses pembangunan. 

Seto mengungkapkan, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk mengurangi curah hujan, termasuk lewat teknik modifikasi cuaca (TMC).

TMC dilakukan berdasarkan hasil koordinasi dengan BNPB, Kementerian PUPR, Kemenhub, dan seluruh stakeholder,termasuk pemerintah daerah setempat.

"Tentu kita berusaha untuk mengurangi resiko bencana karena IKN khususnya, dan Kalimantan Timur pada umumnya, itu karakteristik hujannya tidak sama dengan wilayah kita berada saat ini," ucap.

Ia tidak memungkiri, terkadang ada beberapa wilayah yang tetap turun hujan meski TMC dilakukan.

Namun, ia menuturkan, TMC tetap mampu mengurangi curah hujan yang turun sehingga potensi bencana bisa diminimalisasi.

Tidak hanya di wilayah Kelurahan Penajam, banjir juga melanda daerah Muan, jalan poros menuju Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

"Masih ada yang bobol-bobol juga sedikit. Ada genangan-genangan, masih ada.

Tapi kita berupaya semaksimal mungkin untuk menguranginya sesuai dengan batas kemampuan manusia dan batas teknologi yang ada di Indonesia, di dunia saat ini," ucap dia.

Kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyampaikan, TMC yang telah dilakukan pemerintah berdampak baik.

Sepanjang Agustus 2024, tingkat keberhasilan TMC di wilayah tersebut mencapai 98 persen.

Dengan begitu, pembangunan di IKN pun bisa terus berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan.

"Agustus juga rerata baik, bagus. Dan sudah dilakukan OMC yang harusnya hujan jadi tidak hujan. Kita mencegah jangan sampai terjadi bencana pada masyarakat. Itu memang tugas yang harus dilakukan karena jangan sampai kita bergerak ketika terjadi bencana saja," kata dia.

Sejauh ini, pemerintah memutuskan untuk melanjutkan TMC di IKN setidaknya hingga tanggal 12 September 2024.

Kendati demikian, Suharyanto tidak menyebut berapa anggaran yang digelontorkan untuk TMC lanjutan tersebut.

Dia bilang, anggaran biasanya diperlukan untuk jam terbang pesawat, pembelian garam, hingga dana operasional kru pesawat.

"Jadi jumlahnya memang bervariasi. Kalau titiknya dekat dari bandara, untuk modifikasi lebih murah. Tetapi kalau sampai jauh, misalnya dari titik di Halim tapi modifikasi cuacanya harus dilakukan di Cirebon, lebih jauh (mahal)," ucapnya.

"Tetapi setiap uang negara yang dikeluarkan, kita pasti dicek sampai detail baik di inspektorat di internal maupun dari BPKP," sambung dia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved