Sabtu, 6 September 2025

Jalan Panjang UMKM Batik Namburan, Bangkit Berkat YDBA, Punya Visi Go Global 2030

UMKM Batik Namburan berhasil bangkit dari pandemi berkat kontribusi Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Ini kisahnya.

|
Penulis: Sri Juliati
Editor: Endra Kurniawan
Tribunnews.com/Sri Juliati
Pemilik Batik Namburan, Evi Rosalina Widyayanti menunjukkan sejumlah produk batik tulis karya Batik Namburan. UMKM Batik Namburan merupakan satu di antara UMKM yang dibina Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). 

Termasuk saat pandemi, Batik Namburan mendapat juara harapan 1 dalam lomba Cipta Masker tingkat nasional yang digelar Dekranasda Yogyakarta.

Wanita yang kini tengah menempuh pendidikan S-3 ini juga mengungkapkan, batik ciptaannya juga telah dinyatakan sebagai batik asli Indonesia oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta.

"Produksi Batik Namburan juga telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan pembatiknya telah mendapat sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)," jelasnya.

Terbaru, Batik Namburan tengah berusaha mendapatkan sertifikasi halal batik dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Kontribusi YDBA

Batik Namburan 3
Pemilik Batik Namburan, Evi Rosalina Widyayanti berada di depan galerinya. Batik Namburan merupakan salah satu UMKM dibina Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA)

Tak berhenti sampai di situ, Batik Namburan juga bergabung bersama dengan sejumlah UMKM lain di bawah Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).

YDBA merupakan salah satu pelaksana Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra International Tbk.

Didirikan founder Astra, William Soeryadjaya pada 2 Mei 1980, YDBA merupakan perwujudan cita-cita Astra 'Sejahtera Bersama Bangsa'.

YDBA juga sebagai bentuk komitmen Astra untuk berperan serta secara aktif dalam membangun bangsa dan berfokus pada program kewirausahaan.

Evi tak menampik, perjalanannya membesarkan Batik Namburan tak lepas dari kontribusi YDBA.

Sejak bergabung pada 2020, Batik Namburan mendapat pendampingan dari YDBA seperti pelatihan 5R dan pemasaran.

Hal ini sangat membantu Evi dalam melewati badai pandemi yang membuat penjualan Batik Namburan turun tajam.

Bahkan berkat sejumlah pendampingan yang didapat, Evi mengubah strategi penjualan yang tadinya lebih fokus offline menjadi online.

"Oleh YDBA, kami benar-benar dibimbing bagaimana melakukan promosi via digital di media sosial. Hingga yang tadinya terpuruk karena pandemi, perlahan mulai bangkit," ungkapnya.

Saat ini, lanjutnya, penjualan paling tinggi di Batik Namburan justru dilakukan melalui katalog di Instagram dan langsung terhubung ke nomor WhatsApp.

Dalam menjalankan Batik Namburan, Evi juga menerapkan sejumlah hal yang sejalan dengan prinsip 5R sejak dari proses produksi untuk mendukung sustainable fashion atau mode berkelanjutan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan