Update Status Gunung: 3 Gunung Api Jadi Fokus Siaga, 2 Gunung Turun Level Waspada
Kabar terkini kondisi gunung api di Indonesia telah dirilis oleh BNPB dan PVMBG, 3 gunungapi jadi fokus siaga dan dua gunung turun level.
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Whiesa Daniswara
Selanjutnya, Gunung Api Lewotobi Laki-Laki yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, masih terus erupsi hingga hari ini.
Berdasarkan laporan evaluasi yang dirangkum sepekan terakhir sejak tanggal 1 - 7 Januari 2025, aktivitas erupsi gunung api dengan ketinggian 1.584 mdpl ini telah terjadi 6 kali.
Di sisi lain gempa Letusan terjadi 6 kali, gempa Hembusan 135 kali , gempa harmonik 99 kali, gempa low frekuensi 8 kali, gempa vulkanik dangkal 4 kali, gempa vulkanik dalam 52 kali, gempa tektonik lokal 9 kali, gempa tektonik jauh 48 kali.
Pengamatan visual selama periode tersebut menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Api Lewotobi Laki-laki mengalami sedikit kenaikan, rata-rata tinggi kolom erupsinya 600-1.200 meter dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni 100- 1000 meter.
Terlihat api diam di sekitar puncak mengindikasikan adanya lava yang terdorong ke permukaan sehingga dapat teramati saat malam hari pancaran warna merah di area puncak.
Terdapat endapan material lava serta material yang berpotensi menjadi lahar di area barat-barat laut dan utara-timur laut kawah Gunung Api Lewotobi Laki-laki.
Dari hasil evaluasi tersebut, masyarakat di sekitar Gunung Api Lewotobi Laki–laki dan pengunjung atau wisatawan diharapkan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral barat daya - timur laut sejauh 6 kilometer.
Gunung Merapi

Berikutnya, Gunung Api Merapi yang berada di empat wilayah administrasi meliputi Kabupaten Klaten, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali di Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di DI Yogyakarta, juga masih ditetapkan dalam level III atau Siaga sejak November 2020 lalu sampai hari ini dengan aktivitas vulkanik yang cukup tinggi.
Aktivitas erupsi Gunung Api Merapi yang masih cukup tinggi sampai hari di awal tahun 2025 menjadi catatan bagi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan pemerintah daerah, menyusul curah hujan di sekitar puncak kawah utama sering terjadi.
Dalam monitoring yang dilakukan BPPTKG dan disiarkan dalam forum Media Merapi, volume curah hujan di atas puncak bervariasi mulai dari 8 milimeter hingga di atas 100 milimeter. Adapun durasi curah hujan berkisar antara 60-180 menit.
Selain guguran lava panas, potensi bahaya saat ini berupa awan panas dan banjir lahar hujan pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Data pemantauan juga menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan untuk tidak melakukan kegiatan apapun di wilayah potensi bahaya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.