Distribusi Elpiji 3 Kg
Warga Pulau Sebesi Lampung Terancam Menyeberang Laut jika Stok Elpiji di Agen Habis
Warga Pulau Sebesi, Lampung Selatan, terancam harus menyeberangi lautan untuk dapatkan pasokan elpiji bila stok di agen habis
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kebijakan baru penjualan elpiji 3 kilogram (kg) membuat warga Pulau Sebesi, Lampung Selatan, Lampung, dihadapkan dengan kesulitan untuk memperoleh gas melon.
Di kebijakan baru ini, warung dilarang menjual gas elpiji 3 kg.
Hal tersebut membuat warga Pulau Sebesi terancam harus menyeberangi laut untuk mendapatkan pasokan elpiji jika stok di agen habis.
Syamsiar, Kepala Desa Pulau Sebesi menuturkan, selama ini warganya bergantung pada warung untuk mendapatkan elpiji.
"Di sini sudah 90 persen warga memasak pakai gas, ya biasanya beli di warung," ungkap Syamsiar, dikutip dari Kompas.com.
Warung yang menjual gas elpiji tersebut dipasok langsung oleh agen penyalur dari pulau terdekat.
Agen tersebut, ujar Syamsiar, selalu berkeliling ke pulau-pulau sekitar untuk memasok gas ke warung pengecer.
Namun, akhir-akhir ini pasokan gas ke warung mengalami kendala.
"Dalam sebulan terakhir, stok di agen agak tersendat, dari yang biasanya seminggu sekali dipasok menjadi satu bulan sekali," katanya.
Dari masalah pasokan ini, apabila stok di agen habis, warung tak bisa menjual elpiji.
"Soalnya warga lebih sering membeli gas di warung," tambahnya.
Baca juga: Kebijakan Bahlil Batasi Pembelian Elpiji 3 Kg Picu Antrean Warga, di Tangerang Mengular
Syamsiar menjelaskan, apabila dalam kondisi kehabisan stok, pemilik warung biasanya melakukan pembelian secara kolektif ke daratan Lampung Selatan.
"Mereka (pemilik warung) patungan buat ongkos kapal ke Dermaga Canti, lalu beli gas di pangkalan di sana," jelasnya.
Sementara itu, salah seorang warga mengaku aturan baru yang melarang warung berjualan elpiji ini cukup memberatkan warga.
"Kalau di agen stoknya banyak ya nggak masalah, nah kalau habis gimana? Ya terpaksa harus nyeberang buat beli gas," keluh Adnan, warga sekitar.
Sementara itu, di Kota Tangerang Selatan, tabung gas elpiji 3 kg mulai langka.
Kelangkaan tersebut dirasakan oleh warga, khususnya pedagang warung dan usaha kecil.
Distribusi elpiji 3 kg ke pelanggan mulai terhambat akibat pengurangan pasokan dari agen.
Hal ini disampaikan oleh pemilik pangkalan tabung gas, Surdih di kawasan Serua, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan.
"Distribusi gas disini mulai kurang ke pelanggan-pelanggan dan ke masyarakat, karena gasnya dikurangin dari agen," kata Surdih, Minggu (2/2/2025).
Mengutip TribunTangerang.com, ternyata pengurangan stok ini sudah terjadi sejak pertengahan Januari.
Pasokan yang biasanya 80 persen, kini berkurang jadi 60 persen.
"Dikurangin 20 persen. Misalnya dari 80 jadi 60, tadinya jadi 100 jadi 80, jadi 70 jadi 50," ujar Surdih.
Surdih menuturkan, pengurangan pasokan terjadi tiap hari hingga membuat masyarakat kesulitan.
Terlebih, mereka yang sangat bergantung dengan ketersediaan gas untuk usaha.
Baca juga: Cara Mencari Pangkalan Resmi Elpiji 3 Kg Terdekat Secara Online, Bisa Lewat HP
"Makanya ini bingung, katanya tanggal 1 kan nggak boleh warung-warung menjual gas,"
"Makanya lagi bingung jualnya ini gimana," ujar Surdih.
Surdih pun berharap bahwa ketersediaan gas bisa kembali normal karena banyak masyarakat yang sangat membutuh elpiji 3 kg ini.
"Ya kalau bisa diperhatiin rakyat, jangan dikurang-kurangi,"
"Orang pada nyari gas bingung. Lari sana, lari sini," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Stok Tabung Gas LPG 3 Kg di Tangsel Mulai Berkurang, Usaha Kecil dan Warung Terancam Terganggu
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico)(Kompas.com, Tri Purna Jaya)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.