5 Populer Regional: Awal Mula Mapolres Tarakan Diserang - 6 Bintara Polres Baubau Aniaya Junior
Berita populer regional dimulai dari terungkapnya awal mula Mapolres Tarakan diserang oknum TNI hingga bintara polisi aniya juniornya di Baubau.
Penulis:
Endra Kurniawan
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai dari terungkapnya awal mula Mapolres Tarakan diserang sejumlah oknum anggota TNI, pada Senin (24/2/2025) malam.
Aksi penyerangan ini bermula dari pengeroyokan terhadap seorang anggota Yonif 614/RJP oleh sekitar lima anggota Polres Tarakan.
Masalah tersebut diselesaikan lewat mediasi dengan perjanjian para pelaku bersedia memberikan biaya pengobatan sebanyak Rp10 juta.
Namun, janji tersebut tak kunjung dipenuhi, hingga berujung penyerangan.
Kemudian ada kasus 6 bintara Polres Baubau aniaya junior hingga kritis.
Korban dalam insiden ini berinisial Bripda A (22).
Adapun alasan penganiayaan berawal dari para pelaku yang iseng.
Berikut rangkuman berita populer regional selengkapnya selama 24 jam di Tribunnews.com:
1. Awal Mula Mapolres Tarakan Diserang, Dipicu dari Pengeroyokan Prajurit TNI oleh 5 Oknum Polisi
Motif penyerangan Polres Tarakan, Kalimantan Utara dibongkar Pangdam VI/Mulawarman, Mayjen TNI Rudi Rachmad Nugraha.
Diketahui, Mapolres Tarakan diserang pada Senin (24/2/2025) malam oleh prajurit TNI.
Aksi penyerangan ini bermula dari kesalahpahaman yang terjadi pada Sabtu (22/2/2025).
Saat itu, terjadi pengeroyokan terhadap seorang anggota Yonif 614/RJP oleh sekitar lima anggota Polres Tarakan.
Setelah dimediasi, akhirnya lima anggota Polres Tarakan menyanggupi untuk memberikan biaya pengobatan sebesar Rp10 juta kepada korban.
Namun, janji tersebut tak kunjung dipenuhi.
Hingga pada Senin (24/2/2025) sekitar pukul 23.30 WITA, 20 anggota Yonif 614/RJP mendatangi Mapolres Tarakan dengan maksud mencari lima anggota polisi yang ikut dalam aksi pengeroyokan pada hari Sabtu.
"Dalam aksi spontanitas tersebut, terjadi pelemparan batu yang mengakibatkan kerusakan pada kaca dan pintu Pos Jaga serta beberapa kaca Mapolres Tarakan," ujar Mayjen Rudy Rachmat, dikutip dari TribunTarakan.co.
Setelah motif penyerangan ini diketahui, pihak TNI bersama Polri dan jajaran Forkopimda melaksanakan pertemuan untuk menyelesaikan insiden yang terjadi secara profesional, Selasa (25/2/2025).
"Kedua institusi telah sepakat untuk menindak personel masing-masing yang terbukti melakukan pelanggaran, sesuai dengan aturan yang berlaku," tegasnya.
2. Polisi Tangkap Pembunuh Ayah dan Anak di Blora Jawa Tengah, Pelaku Masih Kerabat Korban

Terduga pelaku pembunuhan ayah dan anak di Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah akhirnya ditangkap polisi.
Pelaku ditangkap saat dalam pelarian di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (25/2/2025).
Pelaku diketahui masih mempunyai hubungan keluarga dengan korban.
"Pelaku sudah ditangkap di Samarinda, Kaltim, kemarin, Selasa," ujar Kapolres Blora AKBP Wawan Andi Susanto saat dikonfirmasi Tribunjateng, Rabu (26/2/2025).
Saat ini, tersangka masih dalam perjalanan dibawa polisi dari Samarinda ke Blora.
"Ini sedang dalam perjalanan dari Samarinda ke Blora," ujarnya.
AKBP Wawan menyampaikan bahwa informasi lengkap terkait kasus tersebut akan dijelaskan dalam konferensi pers setelah proses otopsi selesai.
"Nanti setelah dilaksanakan otopsi akan kami rilis," ucapnya.
3. Anggota Polisi yang Rudapaksa 2 Remaja di Kaimana Ternyata Juga Terseret Kasus Penganiayaan

Dua orang remaja di Kabupaten Kaimana, Papua Barat jadi korban rudapaksa.
Korban yang masih berusia 13 dan 14 tahun tersebut dirudapaksa oleh anggota polisi berinisial Briptu EMP (29).
Ternyata, anggota polisi yang sudah beristri tersebut juga tersandung kasus penganiayaan.
Kasi Propam Polres Kaimana, Ipda Ronnie Sabandar menuturkan, pihaknya tengah memproses kasus ini.
Dalam pekan ini, EMP bakal jalani sidang kode etik.
"Dalam minggu ini, kami sidangkan terhadap pelanggaran kode etik yang dilakukannya," ujar Ronnie, dikutip dari TribunPapuaBarat.com.
Ia menuturkan, ada beberapa perkara yang sudah dilaporkan secara pidana terkait dugaan penganiayaan dan penelantaran keluarga.
“Terkait dengan penelantaran keluarga dan ada beberapa laporan polisi soal dugaan kasus penganiayaan,” lanjutnya.
4. Terungkap Sehari Sebelum Vokalis Band Sukatani Dipecat, Polisi Datangi Yayasan Tanya soal Novi Citra

Ketua Yayasan Al Madani, Khairul Mudakir, membeberkan kronologi lengkap soal pemecatan vokalis Band Sukatani, Novi Citra Indriyati, dari tempatnya mengajar di SD IT Mutiara Hati, Banjarnegara.
Semua bermula saat pihak yayasan melakukan pendalaman terkait pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Nov Citrai.
Novi Citra dianggap telah melanggar kode etik berupa tidak menutup aurat dan pelanggaran pergaulan antara laki-laki dan perempuan pada saat konser.
Khairul menegaskan, pemecatan Novi tidak ada hubungannya dengan lagunya yang viral berjudul 'Bayar Bayar Bayar'.
"Jadi kasus (pelanggaran etik) Mbak Novi itu bahkan terjadi sebelum viral (lagunya). Kita berhentikan (Novi) pada tanggal 6 Februari 2025 karena pelanggaran terhadap SOP dan kode etik," urainya, dikutip dari kanal YouTube Official iNews, Rabu (26/2/2025).
Khairul dalam kesempatannya juga mengungkap, sehari sebelum pemecatan terhadap Novi, ada anggota polisi yang mendatangi pihak yayasan pada 5 Februari 2025.
Polisi tersebut berasal dari Polsek setempat.
Meskipun demikian, Khairul memastikan pemecatan Novi tidak ada kaitannya dengan keterangan anggota kepolisian.
5. Aniaya Junior hingga Pankreas Korban Bocor, 6 Bintara Polisi di Polres Baubau Sultra Mengaku Iseng

Enam bintara polisi di Polres Baubau disebut hanya iseng membina berujung penganiayaan terhadap junior mereka Bripda A (22).
Hal itu diketahui setelah keenam pelaku diperiksa Propam.
Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Iis Kristian menuturkan dari pemeriksaan sementara penyebab enam personel polisi itu menganiaya Bripda A karena iseng hingga melakukan pembinaan berlebihan.
Baca juga: Anggota Polisi yang Rudapaksa 2 Remaja di Kaimana Ternyata Juga Terseret Kasus Penganiayaan
"Jadi mereka iseng-iseng saja dan pembinaannya berlebihan. Mereka sempat tanya kenal saya tidak? Terus melakukan pembinaan seperti itu," katanya melalui telepon, Rabu (26/2/2025).
Iis mengatakan penganiayaan terhadap Bripda A terjadi pada Jumat (21/2/2025) di Barak Polres Baubau.
Enam personel ini merupakan bintara polisi lulusan 2023 sementara korban Bripda A, lulusan Polri tahun 2024.
(Tribunnews.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.