Jumat, 5 September 2025

Motif Kanit Reskrim Ipda Ahmad dan 2 Banpol Aniaya Siswa SMA di Asahan, Terungkap Hubungan Ketiganya

Akhirnya terungkap motif dan sosok tersangka dalam kasus penganiayaan yang menewaskan siswa SMA di Asahan. Ternyata dua warga sipil bawahan Ipda Ahmad

Penulis: Adi Suhendi
Tribun Medan
PRAREKONSTRUKSI - Polres Asahan melakukan prarekonstruksi di beberapa tempat berbeda, dengan menghadirkan tiga orang tersangka yakni Dimas Adrianto alias Bagol, Yudi Siswoyo, dan oknum polisi Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat, Ipda Ahmad Efendi, Senin (17/3/2025). Mereka tersangka atas kematian seorang siswa SMA Pandu Brata Siregar (18) 

"Sedangkan DAP dan YS pembantu yang saat itu membantu Ipda AE," katanya.

Ada Resapan Darah di Kepala Korban

Dokter Ismurizal SpF yang melakukan ekshumasi terhadap jasad korban memaparkan adanya beberapa temuan resapan darah pada bagian kepala korban.

"Temuan awal yang saya jumpai pada saat ekshumasi dan autopsi terhadap Pandu Brata Saputra Siregar, pemeriksaan awal luar, ditemui adanya warna kemerahan dan bengkak di bagian kepala belakang kiri dan kanan," ujar dr Ismurizal, Selasa (18/3/2025).

Selain itu, dia juga menemui ada empat jahitan di bagian pelipis kanan korban yang merupakan luka robek, ada warna kemerahan pada telinga kanan bagian atas, dan luka lecet di kaki dan tangan kiri korban.

"Setelah saya melakukan pemeriksaan dalam, di bagian kepala. Saya menjumpai resapan darah pada bagian belakang kiri dan kanan," ungkapnya.

Selain itu, di bagian selaput otak korban, turut ditemukan adanya warna kemerahan sehingga dirinya mengambil sampel untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Setelah batok kepala dibuka, saya juga ada menjumpai warna kemerahan seperti resapan darah pada selaput otak. Ini juga saya ambil untuk dilakukan pemeriksaan tambahan di patologi anatomi," ujarnya.

Katanya, setelah dilakukan pemeriksaan di bagian dada korban, pihaknya menemukan adanya warna gelap pada bagian paru bawah dan atas korban.

"Di sini saya menemukan adanya warna kegelapan pada jaringan paru atas dan bawah, jantung bagian bawah," ungkapnya.

Katanya, pihaknya telah mengambil sampel jaringan otak, lambung, hati, dan empedu untuk dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Forensik Polda Sumut.

"Dengan hasil laboratorium forensik nanti, kami akan melakukan analisa dan menarik hari benang merahnya agar dapat menyimpulkan apa penyebab kematian korban," ungkapnya.

Sebelumnya, Pandu Brata Siregar (18) meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh oknum polisi.

Dikabarkan, korban mengalami kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi setelah menonton balap lari pada Minggu (9/3/2025) malam.

Dijelaskan salah seorang kerabat yang tak ingin disebutkan namanya ini, korban sempat mengaku ditendang sebanyak dua kali oleh oknum.

"Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong. Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu. Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima," ungkap keluarga korban, Selasa (11/3/2025).

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan