Calon Jemaah Umrah Tewas Kecelakaan di Gresik, Pihak Travel Kembalikan Biaya Pendaftaran
Mobil yang membawa rombongan pengantar umrah bertabrakan dengan bus di Gresik. Tujuh penumpan mobil tewas termasuk calon jamaah umrah.
Penulis:
Faisal Mohay
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak tujuh orang yang masih satu keluarga tewas kecelakaan di Kecamatan Duduksampeyan, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Kamis (10/4/2025) pagi.
Mobil Isuzu Panther yang ditumpangi para korban diduga oleng ke kanan dan menabrak bus yang datang dari arah berlawanan.
Saat kejadian, para korban sedang dalam perjalanan ke Bandara Juanda, Surabaya untuk mengantar umrah salah satu korban bernama Muhammad Aqib (27).
Rencana umrah tersebut gagal dan jenazah para korban dibawa ke Tuban, Jawa Timur untuk dimakamkan.
Setelah ditelusuri, Muhammad Aqib hendak berangkat umrah menggunakan travel Umrah Sutra Tour Hidayah yang berkantor di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur.
Koordinator Sales and Service Umrah Backpacker, Lathifatul Azizah, mengatakan korban mendaftar umrah bersama tujuh temannya dengan durasi perjalanan 12 hari.
“Ambil paket 12 hari, rencana kepulangan 22 April 2025,” ungkapnya.
Pihak travel telah mendatangi rumah duka untuk mengucapkan belasungkawa.
Biaya pendaftaran umrah yang telah lunas juga dikembalikan.
Sebelumnya, Plt Kasi Haji Kantor Kemenag Kabupaten Tuban, Moh Anshori, mengaku belum mengantongi travel umrah yang digunakan korban.
Menurutnya, aturan baru pembuatan paspor tidak memakai rekomendasi Kemenag.
Baca juga: Kisah Pilu Korban Kecelakaan Rombongan Umrah di Gresik, Berencana Menikah Tahun Depan
“Terkait pemberangkatan umrah, tidak melalui Kemenag, biasanya yang menangani langsung dari biro travelnya. Kalau dulu ada aturan jika mau buat paspor harus ada rekom dari Kemenag, dua tahun terakhir sudah tidak diperlukan lagi,” imbuhnya.
Dibayari Bos di Bali
Diketahui, identitas para korban lain yakni Akhmad Basuki (ayah), Besar (kakek), Muhammad Al Fatih (adik), Wiwik Sunarti (bibi), Hafidz Gandawiharja (sepupu), serta Liskikah (nenek).
Kepala Desa Tuwiri Wetan, Wiji Santoso, mengatakan Muhammad Aqib belum menikah dan bekerja di Bali.
“Aqib ini mendapatkan bonus dari bosnya (berangkat umrah). Selama ini ia bekerja di Bali,” ungkapnya, Kamis, dikutip dari TribunJatim.com.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.