Kamis, 21 Agustus 2025

Korban Kecelakaan Meninggal setelah Ditolak karena IGD Penuh, RSUD Sulbar Akui Sarankan ke RS Lain

Korban kecelakaan di Mamuju meninggal setelah ditolak karena IGD penuh, pihak RSUD Sulbar mengaku sarankan ke RS terdekat, Senin (21/4/2025).

Penulis: Isti Prasetya
Editor: Suci BangunDS
YouTube Tribunnews
KLARIFIKASI RSUD SULBAR - Tangkap layar kanal YouTube Tribunnews pada Rabu (23/4/2025), terkait korban kecelakaan di Kabupaten Mamuju, Sulbar, meninggal setelah ditolak karena IGD penuh. Pihak RSUD Sulbar mengaku, menyarankan korban ke RS terdekat. 

"Meninggal di RS Bhayangkara. Kami sangat menyayangkan karena saat di RSUD Sulbar dia masih sadar. Sebenarnya korban masih bisa diselamatkan kalau langsung diterima di IGD," imbuh ARD.

RSUD Sulbar membantah

Dalam keterangan pers, pihak RSUD Sulbar memberikan klarifikasi terkait kasus meninggalnya Hendra imbas penuhnya kapasitas pasien.

Dokter IGD RSUD Provinsi Sulbar yang menangani korban, Riyana mengatakan, korban tersebut datang sekira pukul 17.08 WITA menggunakan mobil pick up.

"Jadi waktu itu perawat langsung keluar mengecek pasien (korban) yang datang di IGD, setelah melihat ia langsung kembali masuk memanggil saya untuk melihat pasien, kemudian saya keluar melihat dan ada dua pasien di atas mobil pick up," ujar Riyana saat konferensi pers Kantor RSUD Sulbar, Selasa (22/4/2025).

Dia mengatakan, setelah melihat kondisi pasien, ia langsung mengecek Glasgow Coma Scale Skala (GCS) dan kesadarannya masih penuh.

Karena itu, Riyana mengarahkan pasien untuk ke RS terdekat.

Baca juga: IGD Sepi Tak Dijaga, Bocah 9 Tahun Meninggal di Puskesmas Torjun, Nakes Baru Datang setelah 30 Menit

"Pada saat itu juga perawat lain sementara melakukan tindakan ke pasien lain, dan kami juga mengecek GCS-nya 15 serta masih dalam kesadaran penuh maka untuk mempercepat proses penanganannya saya menyampaikan kepada rekannya untuk mengarahkan ke rumah sakit terdekat," ujar Riyana.

Dia mengatakan, kondisi IGD saat itu mengalami over kapasitas sehingga ia menyarankan pasien agar menuju ke RS terdekat untuk segera mendapatkan pelayanan.

"Sebelum mengarahkan korban, saya meminta maaf kepada korban dan rekannya yang mengantar," ujarnya.

Riyana mengatakan, ia ingin melakukan penindakan penanganan.

"Tapi untuk pelayanan lokasinya harus steril, kami takutkan nanti ada infeksi karena melakukan penanganan di lokasi yang tidak memungkinkan,"ucapnya.

Baca juga: Pelayanan Lamban di RSUD Bondowoso, Keluarga Pasien Kecelakaan Marah, Baru Ditangani setelah 2 Jam

SDM Tak Memadai

Sementara itu, Direktur RSUD Provinsi Sulbar, Marintani Erna Dochri juga membantah berita yang beredar tentang adanya penolakan pasien yang ingin mendapatkan tindakan medis. 

Dia mengungkapkan, kondisi sumber daya manusia (SDM) yang tidak relevan dengan jumlah pasien yang ada.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan