Korban Kecelakaan Meninggal setelah Ditolak karena IGD Penuh, RSUD Sulbar Akui Sarankan ke RS Lain
Korban kecelakaan di Mamuju meninggal setelah ditolak karena IGD penuh, pihak RSUD Sulbar mengaku sarankan ke RS terdekat, Senin (21/4/2025).
Penulis:
Isti Prasetya
Editor:
Suci BangunDS
"Meninggal di RS Bhayangkara. Kami sangat menyayangkan karena saat di RSUD Sulbar dia masih sadar. Sebenarnya korban masih bisa diselamatkan kalau langsung diterima di IGD," imbuh ARD.
RSUD Sulbar membantah
Dalam keterangan pers, pihak RSUD Sulbar memberikan klarifikasi terkait kasus meninggalnya Hendra imbas penuhnya kapasitas pasien.
Dokter IGD RSUD Provinsi Sulbar yang menangani korban, Riyana mengatakan, korban tersebut datang sekira pukul 17.08 WITA menggunakan mobil pick up.
"Jadi waktu itu perawat langsung keluar mengecek pasien (korban) yang datang di IGD, setelah melihat ia langsung kembali masuk memanggil saya untuk melihat pasien, kemudian saya keluar melihat dan ada dua pasien di atas mobil pick up," ujar Riyana saat konferensi pers Kantor RSUD Sulbar, Selasa (22/4/2025).
Dia mengatakan, setelah melihat kondisi pasien, ia langsung mengecek Glasgow Coma Scale Skala (GCS) dan kesadarannya masih penuh.
Karena itu, Riyana mengarahkan pasien untuk ke RS terdekat.
Baca juga: IGD Sepi Tak Dijaga, Bocah 9 Tahun Meninggal di Puskesmas Torjun, Nakes Baru Datang setelah 30 Menit
"Pada saat itu juga perawat lain sementara melakukan tindakan ke pasien lain, dan kami juga mengecek GCS-nya 15 serta masih dalam kesadaran penuh maka untuk mempercepat proses penanganannya saya menyampaikan kepada rekannya untuk mengarahkan ke rumah sakit terdekat," ujar Riyana.
Dia mengatakan, kondisi IGD saat itu mengalami over kapasitas sehingga ia menyarankan pasien agar menuju ke RS terdekat untuk segera mendapatkan pelayanan.
"Sebelum mengarahkan korban, saya meminta maaf kepada korban dan rekannya yang mengantar," ujarnya.
Riyana mengatakan, ia ingin melakukan penindakan penanganan.
"Tapi untuk pelayanan lokasinya harus steril, kami takutkan nanti ada infeksi karena melakukan penanganan di lokasi yang tidak memungkinkan,"ucapnya.
Baca juga: Pelayanan Lamban di RSUD Bondowoso, Keluarga Pasien Kecelakaan Marah, Baru Ditangani setelah 2 Jam
SDM Tak Memadai
Sementara itu, Direktur RSUD Provinsi Sulbar, Marintani Erna Dochri juga membantah berita yang beredar tentang adanya penolakan pasien yang ingin mendapatkan tindakan medis.
Dia mengungkapkan, kondisi sumber daya manusia (SDM) yang tidak relevan dengan jumlah pasien yang ada.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.