Jumat, 22 Agustus 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

TNI Tegaskan Keberadaan Pos Yuguru di Nduga untuk Lindungi Warga dari OPM

TNI bantah tuduhan Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) mengenai keberadaan aparat di Kampung Yuguru, Distrik Mebarok, Kabupaten Nduga.

KOMPAS.com/P RADITYA MAHENDRA YASA
FOTO ILUSTRASI - Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi membantah tuduhan Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) mengenai keberadaan aparat di Kampung Yuguru, Distrik Mebarok, Kabupaten Nduga, sebagai bentuk intimidasi. Kristomei menegaskan penempatan pos aparat di wilayah Yuguru semata-mata bertujuan untuk melindungi warga dari aksi kekerasan kelompok separatis bersenjata yang telah berulang kali menargetkan masyarakat sipil. 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi membantah tuduhan Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) mengenai keberadaan aparat di Kampung Yuguru, Distrik Mebarok, Kabupaten Nduga, sebagai bentuk intimidasi.

Kristomei menegaskan penempatan pos aparat di wilayah Yuguru semata-mata bertujuan untuk melindungi warga dari aksi kekerasan kelompok separatis bersenjata yang telah berulang kali menargetkan masyarakat sipil.

Penegasan ini disampaikan sebagai respons atas narasi yang dinilai tidak seimbang dan berpotensi menyesatkan masyarakat luas terkait misi keamanan di wilayah rawan konflik tersebut.

“Kehadiran pos TNI di sana untuk memutus komunikasi dan ruang gerak gerombolan OPM serta melindungi masyarakat wilayah Yuguru dari intimidasi, ancaman, kebiadaban OPM seperti yang dilakukan terhadap guru-guru, tenaga kesehatan, serta warga pendulang beberapa waktu lalu,” ujar Kristomei, Rabu (23/4/2025) melalui keterangan resminya.

Ia juga mengatakan tuduhan pembongkaran rumah warga dan pendudukan fasilitas umum adalah bagian dari upaya propaganda untuk membangun persepsi negatif terhadap TNI.

Menurutnya, narasi semacam ini kerap digunakan oleh simpatisan OPM untuk memutarbalikkan fakta.

“Pernyataan seperti ini biasa dilakukan gerombolan OPM dan pendukungnya sebagai propaganda dan intimidasi kepada masyarakat,” tambah Kristomei.

Senada, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Rudi Puruwito menegaskan TNI tidak pernah menoleransi kekerasan terhadap warga sipil.

Ia mengecam keras tindakan keji OPM yang membakar guru dan tenaga kesehatan di Distrik Anggruk.

“Serangan terhadap tenaga pendidik dan kesehatan adalah kejahatan kemanusiaan yang tidak dapat dibenarkan dalam situasi apa pun,” tegas Mayjen Rudi.

Diketahui, pada 8 April 2025 lalu, serangan terhadap pendulang emas kembali terjadi dan mengakibatkan korban jiwa dari kalangan sipil.

Baca juga: Ketua MPR Tanggapi Desakan Ganti Wakil Presiden yang Diusulkan Forum Purnawirawan TNI

Kristomei menegaskan narasi yang menyebut para korban adalah prajurit TNI merupakan hoaks yang sengaja disebar untuk memanipulasi persepsi publik.

TNI menegaskan komitmennya untuk tetap berada di garda terdepan dalam menjaga stabilitas dan keselamatan masyarakat Papua.

“Propaganda yang disebarkan oleh OPM dan simpatisannya, yang menyebut korban adalah prajurit TNI, merupakan upaya manipulasi informasi untuk membenarkan tindakan brutal mereka. Padahal, yang menjadi korban adalah warga sipil tak bersalah,” pungkas Kristomei.

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan