Klarifikasi Dedi Mulyadi usai Disebut Settingan Debat dengan Aura Cinta: Saya Anggap Anak Itu Ikhlas
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan pujian kepada Aura Cinta karena berani menyampaikan pendapatnya dan berdebat.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi angkat biacara soal perdebatannya dengan seorang gadis bernama Aura Cinta terkait pelarangan perpisahan anak sekolah.
Aura Cinta sendiri diketahui telah lulus dari SMAN 1 Cikarang.
Adapun, perdebatan Dedi Mulyadi dan gadis SMA itu diunggah di akun YouTube pribadi sang gubernur.
Potongan video perdebatan tersebut pun menyebar di media sosial.
Karena hal tersebut, tak sedikit yang menghujat Aura Cinta karena aksinya itu, karena dinilai sedang mempermalukan dirinya sendiri.
Meski demikian, ada juga yang memuji Aura Cinta karena keberaniannya, meski argumennya tidak kuat.
Mengenai hal ini, Dedi Mulyadi memberikan pujian kepada Aura Cinta karena berani menyampaikan pendapatnya.
Namun, di sisi lain, Dedi Mulyadi yang meladeni dan berusaha memberikan jawaban atas kritik dari Aura Cinta itu justru menuai kontroversi.
Pasalnya, Dedi Mulyadi mempublikasikan debat tersebut, dinilai seakan-akan ingin mempermalukan Aura Cinta.
Bahkan, sejumlah warganet juga menduga bahwa tayangan debat Aura Cinta dengan Dedi Mulyadi itu hanya settingan, setelah terungkap sosok gadis tersebut merupakan bintang iklan pinjol hingga artis figuran sinetron.
Menanggapi tuduhan settingan tersebut, Dedi Mulyadi tidak ingin berprasangka buruk dengan warganet yang menyampaikan hal itu.
Baca juga: Cita-cita Aura Cinta, Gadis yang Debat dengan Dedi Mulyadi: Ingin Jadi Mahasiswa Filsafat UI
Soal tuduhan kehadiran Aura Cinta itu settingan, Dedi Mulyadi mengaku tidak tahu menahu mengenai hal tersebut.
Dia menganggap bahwa Aura Cinta datang karena ikhlas.
"Saya tidak tahu (settingan), saya anggap anak itu ikhlas," ungkap Dedi Mulyadi.
"Saya mah gak berprasangka buruk, saya berprasangka baik,” imbuhnya.
Dedi Mulyadi pun memuji apa yang dilakukan Aura Cinta itu, yang mengkritik kebijakannya sebagai Gubernur Jawa Barat.
"Anak itu pintar dan anak itu berani sehingga mau menyampaikan di depan gubernur," ujar Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Selasa (29/4/2025), dikutip dari TribunJabar.id.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa dirinya merespons kritikan Aura Cinta untuk mengarahkan argumentasinya agar lebih kuat.
Menurut Dedi, pendapat seseorang tidak melulu soal kepentingan atau golongan tertentu melainkan juga atas pertimbangan kepentingan orang banyak.
Perdebatan Aura Cinta dan Dedi Mulyadi
Sebelumnya, Aura Cinta meluapkan curhatan soal rumahnya yang berada di bantaran kali Bekasi digusur karena kebijakan Dedi Mulyadi.
Selain itu, kritikan Aura Cinta juga disorot karena mengomentari kebijakan Dedi Mulyadi soal wisuda.
Aura Cinta mengungkap ketidaksetujuan jika acara perpisahan di sekolah ditiadakan karena kebijakan Dedi Mulyadi itu.
Diketahui, gadis di Bekasi itu tidak setuju dengan kebijakan Gubernur Jabar itu untuk membela adiknya yang masih sekolah di SMP.
Aura Cinta meminta agar kebijakan Dedi Mulyadi menghapus acara wisuda atau acara perpisahan untuk TK-SMA itu dikaji ulang.
"Kalau misalnya bisa, wisuda itu pengeluarannya lebih sedikit, tetap ada wisuda," ujarnya.
Menurut Aura, semua murid seharusnya bisa merasakan acara perpisahan di sekolah.
Namun, Dedi Mulyadi mengingatkan, selama ini pelaksanaan perpisahan di sekolah seringkali membebani orang tua murid, bahkan ada yang sampai harus berutang untuk menutupi biaya acara maupun study tour.
Siswi SMA itu pun mengaku bahwa biaya perpisahan cukup memberatkan keluarganya, tapi ia tetap berpendapat acara itu penting agar semua siswa bisa merasakan momen kelulusan.
"Ngerasain perpisahan, duit dari siapa?" tanya Dedi, dikutip dari TribunJabar.id,
"Orang tua," jawab siswi tersebut.
"Membebani nggak?" lanjut Dedi.
"Iya membebani, Pak. (Tapi) kan ada juga yang cuma lulusan SD, SMP, atau SMA," jawabnya.
Ketika Dedi meminta rincian biaya perpisahan saat SMP, remaja itu menyebut nominal sekitar Rp1 juta.
Padahal, dari pengakuan sang ibu yang duduk di sampingnya, kondisi ekonomi keluarga jauh dari kata mapan.
Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga, sementara ayahnya berjualan botol kaca untuk bensin eceran.
"Waktu (SMP) itu (bayar sekitar) Rp1 juta doang, Rp1,2 juta," kata si gadis.
"Ibunya kerja apa? Ayahnya kerja apa?" tanya Dedi.
"(Saya) ibu rumah tangga. (Ayahnya) wiraswasta, dagang. Dagang botol-botol (untuk) bensin (eceran)," jelas ibunya.
Meski penghasilan pas-pasan, sang ibu tetap rela mengeluarkan uang demi perpisahan agar anaknya punya kenangan bersama teman-temannya.
Ia mengaku lebih memilih menghabiskan uang untuk acara itu daripada menabung untuk membeli rumah.
"Ibu lebih setuju mana? Perpisahan tapi bayar, atau perpisahan dilarang, nggak ngeluarin duit?" tanya Dedi.
"Kalau buat mental anak, setuju yang bayar. Kalau nggak ada kenangan, kan ini," sahut sang ibu.
Dedi yang mendengar jawaban itu langsung menyinggung pilihan hidup keluarga tersebut.
"Ibu rumah aja ga punya?" sindir Dedi.
"Iya, tapi kalau demi anak saya sih nggak apa-apa, Pak," jawab si ibu.
Dedi lantas mengingatkan, sebagai orang tua, mestinya mereka lebih memprioritaskan kebutuhan dasar seperti tempat tinggal yang layak, ketimbang membiayai gaya hidup.
"Demi anak jangan tinggal di bantaran sungai. Ibu tinggal aja masih di bantaran sungai, kenapa gaya hidup begini (selangit)? Ini kan harus diubah," tegasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Nasib Aura Cinta Gadis yang Viral Mendebat Dedi Mulyadi, Dipuji Sang Gubernur, Berencana Masuk UI
(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunJabar.id/Hilda Rubiah/Salma Dinda)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.