Selasa, 9 September 2025

Kirab Waisak 2025 Borobudur: Doa, Air Berkah, dan Harapan untuk Dunia yang Damai

Kirab Tri Suci Waisak 2569 BE 2025 di Candi Borobudur, membawa pesan kedamaian dan kebajikan umat Buddha sepanjang perjalanan spiritual.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Glery Lazuardi
Istimewa
CANDI BOROBUDUR - Rangkaian kirab Waisak 2025 menyambut Candi Borobudur, dengan ribuan umat Buddha menebar kebajikan dan doa sepanjang perjalanan 3 km. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kirab Perayaan Tri Suci Waisak 2569 BE Tahun 2025 digelar di Candi Borobudur, Jawa Tengah. Dirjen Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama yang ikut dalam prosesi ini menilai Kirab Waisak sejatinya memiliki makna mendalam. 

Menurutnya, kirab tak sebatas berkaitan dengan ritual keagamaan Buddha semata namun juga mengandung dimensi sosial yang luas. 

"Kirab ini bisa diartikan sebagai potret perjalanan spiritual manusia yakni perjuangan dan komitmen diri untuk keluar dari penderitaan maupun perilaku-perilaku kurang baik menuju kebahagiaan yang sejati," kata Supriyadi melalui keterangan tertulis, Selasa (13/5/2025).

"Namun lebih dari itu, umat juga diharapkan bisa memaknai ini bukan sekadar kirab biasa, tapi bagaimana sambil berjalan mereka menebarkan kebajikan-kebajikan kepada sesama," tambahnya. 

Baca juga: Bogor Macet Parah Saat Libur Waisak 2025, Ini 8 Titik Puncak yang Perlu Dihindari

Menurut Supriyadi, memperbanyak kebajikan, mengembangkan rasa empati maupun simpati kepada sesama manusia adalah kunci terciptanya kehidupan yang damai dan harmonis. 

Melalui cara ini pula, dirinya optimistis berbagai ketegangan, peperangan dan konflik di antara sesama manusia, kelompok atau negara bisa dicegah dan diselesaikan. 

"Artinya bahwa komitmen mewujudkan kedamaian harus terpatri di tiap  umat.  Mereka harus bisa memperkuat rasa empati dengan mengikis sifat loba, serakah, tamak, iri dan lainnya," pungkasnya.

Api Dharma dari Mrapen, Grobogan dan Air Berkah dari Umbul Jumprit, Temanggung yang sebelumnya disemayamkan di Candi Mendut dikirab ribuan umat Buddha menuju Candi Borobudur

Prosesi dimulai dengan keberangkatan rombongan pembawa bendera yang meninggalkan kompleks Candi Mendut pukul 14.00 WIB. 

Di barisan berikutnya antara lain iring-iringan mobil pembawa Api Dharma, mobil Air Berkah, tandu Garuda Pancasila, Barusan Bhinneka Tunggal Ika, tandu Kitab Suci Tripitaka dan pembawa hasil bumi. 

Selanjutnya, rombongan berikutnya adalah para bhikkhu yang diangkut dengan kendaraan hias di atas kendaraan, para bhikku duduk rapi sambil merapal doa, mantra dan memercikkan air berkah kepada umat yang berjubel mendekat. 

Raut bahagia tampak jelas dirasakan para umat yang berhasil mendapat cipratan air langsung dari bhikku. 

Deretan rombongan kian memanjang ke belakang yang antara lain diisi para perwakilan majelis umat Buddha dan simpatisan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.

Tak hanya umat Buddha, iring-iringan peserta kirab yang panjangnya mencapai sekitar 3 kilometer ini juga jadi tontonan menarik masyarakat umum. 

Setelah menempuh rute sekitar 3 kilometer, rombongan kirab kemudian tiba di kawasan Candi Borobudur

Di pelataran candi, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh para bhikku. Selanjutnya Api Dharma dari Mrapen dan Air Berkah dari Jumprit kemudian disakralkan di altar.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan