Kamis, 28 Agustus 2025

Harukan, Jasad Guru Ditandu 30 Km di Luwu Utara Sulsel karena Jalan Rusak

Jasad guru ditandu 30 km karena jalan rusak di Luwu Utara. Warga harap pemerintah perbaiki akses ke Kecamatan Seko.

Editor: Glery Lazuardi
Dokumen Pribadi/Sekdes Padang Balua, Seko, Bonar Suito
JASAD GURU DITANDU 30 KM DI LUWU UTARA - Warga menandu peti jenazah guru Matius sejauh 30 kilometer melewati jalan berlumpur dan rusak di Kecamatan Seko, Luwu Utara. 

TRIBUNNEWS.COM, LUWU - Kisah pilu datang dari pedalaman Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. 

Jasad seorang guru bernama Matius harus ditandu sejauh 30 kilometer oleh warga dan kerabatnya menuju rumah duka. 

Hal itu dilakukan karena akses jalan menuju kampung halamannya rusak parah dan tak bisa dilalui kendaraan.

Peristiwa ini terjadi pada Senin (19/5/2025) dini hari. 

Baca juga: Ditandu Ratusan Kilometer, Ibu Hamil di NTT Ini Meninggal Dunia dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jenazah Matius sebelumnya diberangkatkan dari RSUD Wahidin Sudirohusodo, Makassar, setelah dinyatakan meninggal dunia usai menjalani operasi pengangkatan tumor.

“Matius didiagnosis menderita tumor di bagian paha dan menjalani operasi pada Sabtu pagi di RSUD Wahidin, namun takdir berkata lain, ia mengembuskan napas terakhir pada pukul 23.05 Wita di hari yang sama,” kata Sekretaris Desa Padang Balua, Bonar Suito pada Selasa (20/5/2025).

Pada Minggu (18/5/2025) pagi, jenazah diberangkatkan dari Makassar menuju Palopo dan disemayamkan di rumah keluarga. 

Selanjutnya, jenazah dibawa ke Masamba, Luwu Utara, sebelum akhirnya menuju kampung halaman di Seko.

Sayangnya, ambulans yang mengangkut jenazah Matius hanya bisa mencapai wilayah Dusun Palandong, Desa Embona Tana. 

Setelah itu, warga secara estafet menandu peti jenazah dengan berjalan kaki melewati jalan berlumpur dan rusak selama puluhan kilometer.

“Warga dan kerabat berjalan kaki sekira 30 kilometer menuju rumah duka melewati jalan rusak, karena bertahun-tahun tidak mendapat perbaikan,” ujar Babinsa Seko, Serda Rahmat Saman.

Ia menambahkan bahwa proses pengantaran jenazah berlangsung dramatis, sebab medan yang dilalui sangat berat dan penuh tantangan.

“Setelah menempuh perjalanan darat hingga ke wilayah Dusun Palandong, Desa Embona Tana yaitu dusun pertama saat memasuki Kecamatan Seko, jenazah kemudian dibawa secara estafet oleh warga,” tambahnya.

Diketahui, akses jalan menuju wilayah Seko memang telah lama menjadi keluhan warga karena kondisinya yang rusak, berlubang, dan licin saat musim hujan. Kendaraan bermotor bahkan tidak dapat melewatinya sama sekali.

“Karena bertahun-tahun tidak mendapat perbaikan,” ulang Serda Rahmat.

Warga pun berharap agar pemerintah daerah segera turun tangan dan memperbaiki akses jalan tersebut. 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Akibat Jalan Rusak di Seko, Jenazah Pensiunan Guru Digotong Sejauh 30 Km, 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan