Rabu, 13 Agustus 2025

Dibully Jadi Samsak Hidup oleh Kakak Kelas, Bocah Kelas 2 SD di Inhu Muntah Darah hingga Tewas

Bocah kelas 2 SD di Indragiri Hulu (Inhu) Riau jadi korban perundungan kakak kelas hingga muntah darah dan tewas, keluarga lapor polisi.

TribunSolo.com
DIANIAYA KAKAK KELAS - Ilustrasi penganiayaan bocah. Bocah kelas 2 SD di Indragiri Hulu (Inhu) Riau jadi korban perundungan kakak kelas hingga muntah darah dan tewas, keluarga lapor polisi. 

Usai mediasi, Gimson mengatakan semenjak kejadian tersebut, kondisinya anaknya semakin memburuk.

"Kondisi anak saya semakin memburuk bahkan sampai muntah darah, makanya hari Minggu kemarin saya bawa ke klinik," ujar Gimson.

Namun malang tidak dapat terelekan, korban meninggal dunia pada Senin (26/5/2025) dini hari setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari Rengat.

 

Keluarga Lapor Polisi

Atas kejadian tersebut, pihak keluarga melaporkan peristiwa perundungan ini ke aparat Kepolisian.

Pantauan Tribunpekanbaru.com pada Senin (26/5/2025) sore, tim forensik Polda Riau masih melakukan proses otopsi.

Sementara pihak keluarga korban ramai menunggu proses autopsi di luar kamar mayat RSUD Indrasari Rengat. 

 

Kepala Sekolah Benarkan Siswa Kelas 2 SD di Inhu Jadi Korban Perundungan Kakak Kelas

Dugaan perundungan dialami C, seorang siswa kelas 2 di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dibenarkan oleh Kepala Sekolah SD tersebut.

Kepala Sekolah SD berinisial S mengatakan dirinya mendapat laporan dari orang tua siswa pada Jumat (23/5/2025).

"Saya sudah panggil tiga siswa yang kemarin disebut melakukan perundungan, mereka akui kejadiannya udah lama sebelum tanggal 5 Mei 2025," ujar S.

Baca juga: Bocah SD Tertimpa Material Rumah Kosong di Bogor saat Melintas, Korban Dilarikan ke RS karena Cedera

S juga mengakui bahwa ketiga orang kakak kelas tersebut tidak bersamaan melakukan perundungan.

"Mereka bilang bukan satu hari sekaligus, tapi beda-beda harinya. Ada yang mengaku hanya memukul tangan ada yang mengaku memukul punggungnya, tidak ada bagian perutnya," ungkap S.

S mengatakan setelah menerima perundungan itu, C tidak pernah melapor ke wali kelas atau pihak sekolahnya.

Namun belakangan C sering tidak masuk sekolah. Hingga kemudian orangtua siswa datang melapor ke wali kelas.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan