Seniman Bali Gaungkan Kesadaran Perubahan Iklim Lewat Musik dan Budaya
Seniman, musisi dan budayawan di Bali turut ambil bagian dalam menyuarakan isu ini melalui pendekatan kreatif: musik, seni, dan budaya sehari-hari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Sosialisasi tentang pentingnya mitigasi perubahan iklim terus digalakkan oleh berbagai komunitas dan kelompok masyarakat.
Di Bali, sejumlah seniman, musisi, dan budayawan turut ambil bagian dalam menyuarakan isu ini melalui pendekatan kreatif: musik, seni, dan budaya sehari-hari.
Pada bulan Mei 2025, jaringan Verified Champions bekerja sama dengan Indonesia Climate Communications, Arts and Music Lab (IKLIM) menggelar kegiatan bertema iklim dengan pendekatan musik dan storytelling di Kabupaten Klungkung, Bali.
“Seni dan musik itu masuk langsung ke hati. Ketika kita berbicara mengenai isu iklim dalam lirik dan pertunjukan, itu bukan lagi edukasi — tapi sudah jadi seruan untuk sadar dan beraksi,” ujar Robi Navicula, vokalis band asal Bali yang juga aktivis lingkungan, dikutip pada Senin (2/6/2025).
Ia menegaskan bahwa komunitasnya tak sekadar tampil, tetapi juga membangun gerakan bersama masyarakat.
“Kita tidak hanya menyanyikan lagu, kita membangun gerakan,” tegas Robi.
Baca juga: Wira Energi Resmikan Fasilitas Niaga LNG Pertama di Bali
Isu Iklim Lewat TikTok dan Ritual Budaya
Baik Verified Champions maupun IKLIM percaya bahwa storytelling yang relevan dapat menggugah kesadaran masyarakat dan mendorong aksi nyata dalam menghadapi krisis iklim.
Verified Champions menggunakan media sosial seperti TikTok untuk menyampaikan isu iklim yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, IKLIM menggabungkan musik, seni, dan ritual budaya untuk membangun kedekatan emosional antara manusia dan alam.
“Perubahan iklim bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga isu budaya,” ungkap Saraswati dari IKLIM yang juga aktif di lembaga riset dan inovasi Kopernik.
“Tradisi, seni, dan nilai spiritual yang kita miliki bisa memandu kita mengatasi krisis iklim — tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara emosional dan kolektif,” lanjutnya.
Festival Semarapura: Merawat Budaya, Menjaga Alam
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, para seniman dan aktivis iklim turut ambil bagian dalam Festival Semarapura di Kabupaten Klungkung.
Mereka berkolaborasi dengan masyarakat lokal mengeksplorasi keterkaitan antara budaya, pariwisata, keberlanjutan, dan tantangan ekologis yang mendesak.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
| MPR Berperan Pastikan Arah Pembangunan Perhitungkan Ancaman Krisis Iklim |
|
|---|
| Suhu NTT Tembus 38°C, Wamen LH: Ini Bukan Lagi Ancaman, Tapi Kenyataan |
|
|---|
| Diskusi di Unair, Eddy Soeparno Dengar Masukan Akademisi Soal RUU Energi dan Iklim |
|
|---|
| Pengembangan Hutan Tanaman Industri Diharapkan Buka Lapangan Kerja hingga Sumber Energi Terbarukan |
|
|---|
| Tekan Dampak Perubahan Iklim, Industri Operasikan Fasilitas Pemusnah Bahan Perusak Ozon |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.