Minggu, 17 Agustus 2025

Ngamuk! Kombes R Lempar Telur Setengah Matang ke Mata Pegawai Warkop, Polda Sulteng Bungkam

Karyawan warkop di Sulteng jadi korban pemukulan dan pelemparan telur setengah matang panas oleh Kombes R, warga Palu murka, Polda Sulteng bungkam.

eggs.ca/IST
POLISI LEMPAR TELUR - ilustrasi telur setengah matang dan ilustrasi polisi. Karyawan warkop di Sulteng jadi korban pemukulan dan pelemparan telur setengah matang panas oleh Kombes R, warga Palu murka, Polda Sulteng bungkam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi arogan seorang anggota polisi membuat warga Kota Palu, Sulteng murka.

Baru-baru ini, Sabtu (14/6/2025) Polisi berpangkat Kombes inisial R itu berulah di Warkop Roemah Balkot.

Kombes R melempar telur setengah matang yang masih panas ke wajah karyawan warkop inisial CV.

Tak hanya itu, Kombes R juga memukul CV di depan pelanggan lainnya.

Aksi Kombes R membuat pelanggan lain tak nyaman, warga Palu yang mengetahui aksinya pun kini resah.

Sementara itu Polda Sulteng masih bungkam saat dikonfirmasi soal kelakuan minus anggotanya tersebut. 

 

Pengakuan Karyawan Warkop Dilempar Telur Panas oleh Kombes R

CV mengaku menjadi korban pemukulan oleh seorang oknum perwira polisi berpangkat Komisaris Besar (Kombes), yang diketahui berinisial R.

Kejadian tersebut sempat menghebohkan pelanggan serta warga sekitar.

Baca juga: Profil Kombes Dicky Sondani, Wakapolda Bengkulu yang Baru, Polisi Pertama Umumkan Soeharto Wafat

Kenapa Insiden Ini Bisa Terjadi?

Masalahnya sepele, telur setengah matang jadi pemicu

Menurut pengakuan CV, Kombes R memesan mi kuah dengan dua butir telur yang dicampur langsung ke dalam mangkuk. 

Namun, telur yang disajikan ternyata tidak sesuai dengan harapan sang pelanggan.

"Telurnya dimasak setengah matang, dan mungkin tidak sesuai dengan selera beliau. Tapi saya tidak menyangka reaksinya akan seperti itu," ujar CV.

 

Lemparan Telur dan Pukulan Mendarat di Wajah CV 

CV menuturkan bahwa Kombes R langsung bereaksi dengan cara yang agresif. 

Bukan hanya melontarkan protes, sang perwira diduga melemparkan telur panas tersebut ke wajah CV, mengenai area mata. 

Tak berhenti di situ, CV juga mengaku mendapat pukulan dari oknum tersebut.

"Saya dilempari telur pesanannya yang setengah matang dan masih panas ke wajah saya dan mengenai mata," ujar CV kepada awak media. 

"Lalu saya dipukul di depan pelanggan lain."

Insiden tersebut tentu saja menimbulkan kepanikan dan kecemasan di antara para pengunjung warkop yang tengah menikmati waktu santai mereka.

 

Kombes R Masuk Daftar Hitam Pelanggan Warkop

Manajemen Roemah Balkot tidak tinggal diam. 

Sebagai bentuk solidaritas terhadap karyawan dan sikap penolakan terhadap kekerasan, mereka langsung mengambil tindakan tegas. 

Kombes R kini masuk daftar hitam pelanggan dan dilarang kembali ke tempat tersebut.

"Kami tidak mentoleransi tindakan kekerasan dalam bentuk apapun, apalagi terhadap karyawan kami yang hanya menjalankan tugas," ujar salah satu perwakilan manajemen warkop.

Baca juga: Bocah Penjual Risol di Ciputat Disiksa Ibunya Jika Jualan Tak Laku, Kaki Penuh Luka Sundutan Rokok

 

Respons Warga Palu 

Warga Kota Palu, termasuk pelanggan tetap warkop, menyuarakan keprihatinan mereka terhadap insiden ini. 

Banyak yang menyayangkan tindakan sang perwira yang dianggap tidak mencerminkan etika seorang aparat penegak hukum.

"Kejadian ini menyedihkan. Seharusnya seorang Kombes bisa memberi contoh baik, bukan malah bertindak kasar hanya karena makanan tidak sesuai pesanan," ujar Arif, seorang pelanggan yang berada di lokasi saat kejadian.

 

Polda Sulteng Masih Bungkam

Hingga Senin, 16 Juni 2025, belum ada pernyataan resmi dari Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah terkait peristiwa ini. 

Wartawan yang mencoba menghubungi bagian Humas Polda juga belum mendapatkan tanggapan.

Ketidakjelasan ini semakin memicu kemarahan publik yang mendesak agar insiden ini tidak ditutupi dan diproses secara hukum.

Baca juga: Geger Anak Sakit Tak Dilayani, Orangtua di Palu Cekcok Hebat dengan Perawat Rumah Sakit

Sementara itu publik menuntut agar kepolisian menunjukkan transparansi dan segera menindaklanjuti laporan atas dugaan kekerasan yang dilakukan oleh salah satu anggotanya. 

Banyak yang menilai, jika dibiarkan begitu saja, hal ini akan mencoreng institusi kepolisian.

"Kalau tidak ditindak, ini bisa jadi preseden buruk. Siapa pun pelakunya, harus bertanggung jawab secara hukum," ucap Nuraini, warga Palu yang mengikuti perkembangan kasus ini melalui media sosial.

 

Aparat Harus Jadi Teladan, Bukan Ancaman

Apa yang Bisa Dipetik dari Kasus Ini?

Kasus ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya etika dalam pelayanan dan perlindungan terhadap pekerja sektor informal seperti pelayan kafe atau restoran. 

Mereka adalah garda depan dalam interaksi publik yang sering kali menghadapi tekanan, baik dari pelanggan maupun dari kondisi kerja.

Seorang anggota kepolisian seharusnya menjadi contoh dalam menegakkan hukum dan menjaga ketertiban. 

Kekerasan atas alasan sepele mencederai kepercayaan masyarakat dan memperburuk citra institusi.

Hingga berita ini diturunkan, korban belum melaporkan kejadian tersebut secara resmi ke pihak berwenang. 

Namun, tekanan publik terus meningkat agar kasus ini ditangani secara terbuka dan adil.

( Tribunpekanbaru.com / Tribunjatim )

 

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Kronologi Polisi Berpangkat Kombes Lempar Telur ke Mata Pegawai Warkop, Berawal Dari Pesan Mie

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan