Berita Viral
Viral Suami Histeris Istri Meninggal di RSUD Cimahi: Sudah Sekarat, tapi Tidak Ada yang Mau Dengar
Nandang Rusmana meradang lantaran menilai istrinya meninggal karena penanganan yang lambat dari tim medis RSUD Cibabat, Cimahi.
Penulis:
Nanda Lusiana Saputri
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video yang memperlihatkan seoarng suami histeris menyaksikan istrinya meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat, Kota Cimahi, Jawa Barat, viral di media sosial.
Nandang Rusmana (34) meradang lantaran menilai istrinya meninggal karena penanganan yang lambat dari tim medis.
Ia mengaku telah berkali-kali meminta pertolongan agar ada tindakan medis lanjutan dari dokter RSUD Cibabat.
Namun, hal itu tak kunjung dilakukan hingga istrinya meninggal dunia pada Minggu (29/6/2025).
Karena tak kuasa menahan emosi, Nandang kemudian histeris dan merekam detik-detik saat petugas medis yang baru melakukan penanganan terhadap istrinya yang sudah meninggal.
Ditambah lagi, ia tak terima saat dokter memintanya untuk diam setelah menyaksikan istrinya meninggal dunia.
"Saat itu istri sudah kejang. Saya pegang nadinya sudah tidak ada, baru pada datang setelah saya teriak-teriak seperti di video."
"Saya makin kepancing emosi saat dokter jaga nyuruh saya diam dan tidak asal bicara."
"Saya ngomong saya udah minta tolong dari kemarin, istri saya udah sekarat, tapi tidak ada yang mau dengar," kata Nandang saat ditemui TribunJabar.id, Selasa (1/7/2025).
Nandang menjelaskan istrinya yang bernama Ulfa Yulia Lestari (30) menderita radang usus dan tumor jinak hingga menimbulkan cairan di area perut.
Sang istri, kata Nandang, telah menjalani perawatan medis di sejumlah rumah sakit hingga akhirnya dirujuk ke RSUD Cibabat.
Baca juga: Bocah Digigit Ular Disebut Tak Ditangani Serius RSUD Kajen, Ayah Korban: Sepekan Dirawat di RS Lain
Ulfa masuk dan terdaftar sebagai pasien RSUD Cibabat pada Jumat (27/6/2025).
Saat menjalani perawatan, Ulfa kerap merasakan kesakitan.
Nandang pun telah berulang kali mendatangi perawat hingga dokter untuk melakukan tindakan medis kepada istrinya.
Namun, menurut Nandang, permintaannya itu tak digubris.
"Malam sabtu saya nanya kapan dokternya datang, susternya bilang belum tahu, sabar ya. Sabtu saya nanya lagi kapan dokter datang, dibilang tidak tahu karena saya hanya perawat."
"Siangnya istri saya sakit lagi, tidak bisa napas, saya minta tolong lagi, agar dibuang cairan di perutnya, dijawab itu urusan dokter," katanya.
Lantaran kondisi istrinya terus memburuk, Nandang akhirnya meminta bantuan kepada dokter jaga yang melakukan visitasi.
Akan tetapi, dokter jaga tersebut juga tak melakukan tindakan apapun kepada istri Nandang.
"Saya minta tolong untuk disedot cairan di perut istri saya, napasnya udah tidak kuat."
"Dibilang, kita bisa saja ambil tindakan, tapi tanpa seizin dokter tidak berani, nanti kalau ada apa-apa disalahin," ungkapnya.
Puncaknya pada Minggu sekira pukul 11.00 WIB, kondisi istri Nandang kian memburuk hingga mengalami kejang.
Sayangnya, meski pasien sudah dalam kondisi kritis, tidak ada tindakan yang dilakukan oleh petugas medis.
Nandang pun histeris menyaksikan istrinya menghembuskan napas terakhir sekira pukul 13.00 WIB.
"Sekitar jam 1 (meninggalnya). Waktu itu saya cek nadinya susah tidak ada, saya teriak-teriak baru pada datang, tapi istri saya sudah tidak ada," ujarnya lirih.
Baca juga: Ucapan Dokter RSUD Kajen Diduga Salah Diagnosis Bocah Digigit Ular: Anak Baru Bangun Tidur Ya Pusing
Menanggapi kejadian tersebut, Direktur Utama (Dirut) RSUD Cibabat, Sukwanto Gamalyono mengatakan, pelayanan terhadap pasien telah dilakukan sesuai standar prosedur rumah sakit.
"Selama perawatan, pasien dalam pengawasan intensif oleh tim tenaga kesehatan," kata Sukwanto dalam keterangan resmi, Selasa.
Sukwanto menjelaskan, saat masuk, pasien menjalani perawatan di ruang rawat inap kelas 3 dengan kondisi awal yang stabil.
Kemudian, kondisi pasien memburuk pada Minggu.
Petugas medis, lanjutnya, segera melakukan tindakan penyelamatan sesuai protokol penanganan gawat darurat.
Termasuk melakukan resusitasi jantung paru (RJP) saat pasien mengalami henti napas.
"Seluruh prosedur dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) RSUD Cibabat," ucap dia.
Sukwanto pun turut berbelasungkawa atas meninggalnya pasien.
Kendati demikian, ia membantah petugas melakukan tindakan yang lamban hingga berujung pada kematian pasien.
"Kami memahami reaksi emosional dari pihak keluarga dalam situasi krisis tersebut."
"Namun, kami menegaskan bahwa dugaan keterlambatan penanganan tidak sesuai dengan fakta medis yang terjadi."
"Tim tenaga kesehatan RSUD Cibabat telah bertindak cepat dan profesional," tandasnya.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan audit menyeluruh terhadap pelayanan yang diberikan petugas terhadap pasien.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pembelaan RSUD Cibabat Cimahi soal Viralnya Video Pasien Meninggal Diduga Lambannya Penanganan
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Rahmat Kurniawan)
Sumber: TribunSolo.com
Berita Viral
Harga Sepeda Listrik Hadiah Wali Kota Prabumulih untuk Kepala SMPN 1, Polemik Pencopotan Berakhir |
---|
Kepsek Dicopot Usai Tegur Anak Wali Kota Prabumulih, KPK Telisik Harta Rp17 M Arlan |
---|
Sosok A Darmadi, Kadis Sebut Pencopotan Kepsek SMPN 1 Prabumulih Bukan karena Tegur Anak Walkot |
---|
Pemerasan dengan Modus Tabrakkan Diri ke Mobil Terjadi di Cirebon, Pelaku Terancam 6 Tahun Penjara |
---|
2 Bantahan Wali Kota Prabumulih usai Viral Isu Kepsek SMPN 1 Dicopot: Anak Tak Bawa Mobil ke Sekolah |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.