Selasa, 9 September 2025

Hari Pertama Sekolah

5 Kisah Pilu Hari Pertama Sekolah 2025: Gerbang Ditutup Warga, Siswa Duduk Lesehan, dan Sepatu Jebol

Lima kisah pilu hari pertama sekolah 2025: gerbang ditutup warga, murid lesehan, hingga siswa pakai sepatu jebol saat upacara.

Editor: Glery Lazuardi
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
Siswa SMAN 6 Tangsel masuk satu per satu lewat celah kecil gerbang akibat aksi tutup akses oleh warga RW 10, Senin (14/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru 2025–2026 yang jatuh pada Senin, 14 Juli 2025, seharusnya menjadi momen penuh semangat, senyum ceria, dan harapan baru bagi jutaan siswa di seluruh Indonesia.

Namun kenyataan di lapangan menyuguhkan sisi lain dari dunia pendidikan yang masih jauh dari kata ideal.

Di tengah gaung kampanye Indonesia Emas 2045 dan janji pemerataan pendidikan, sejumlah sekolah justru menjadi saksi bisu kisah-kisah memilukan yang menimpa siswa, guru, hingga orangtua. 

Mulai dari gerbang sekolah yang ditutup warga karena kecewa terhadap sistem zonasi, murid yang terpaksa duduk lesehan karena ketiadaan kursi, hingga siswa yang tetap percaya diri meski sepatu yang dikenakan sudah rusak dan usang.

Baca juga: Sekolah Rakyat Mulai Beroperasi Hari Ini, Berikut Daftar Sekolahnya

Berikut 5 kisah pilu di hari pertama sekolah 2025 yang menggambarkan masih banyak pekerjaan rumah besar dalam sistem pendidikan di Indonesia.

1. Gerbang Sekolah Ditutup Warga, Siswa Masuk Lewat Celah 30 Sentimeter

Pemandangan tidak biasa terjadi di SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan, pada hari pertama masuk sekolah. 

Alih-alih disambut gerbang terbuka, para siswa justru harus berdesakan dan antre masuk melalui celah sempit selebar 30 sentimeter.

Hal ini buntut dari aksi protes warga RW 10 Pamulang Barat yang menutup akses masuk sekolah sebagai bentuk kekecewaan atas sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini.

Mereka merasa diabaikan, meski rumah mereka hanya berjarak belasan meter dari sekolah.

“Dari sembilan anak yang mendaftar di dua sekolah negeri di sini, tak satu pun diterima. Padahal rumah kami hanya beberapa langkah dari sekolah,” ujar Suhendar, Ketua RW 10.

Warga mengaku sudah tiga kali berdialog dengan pihak sekolah, namun tak ada solusi.

Spanduk-spanduk protes dipasang, menyuarakan rasa kecewa dan permintaan keadilan atas hak pendidikan anak-anak di lingkungan tersebut.

Kepala SMAN 6 Tangsel, Yanto, mengatakan pihaknya memahami tuntutan warga dan akan menyampaikan keluhan itu kepada Dinas Pendidikan Provinsi Banten.

Ia menegaskan, pihak sekolah hanya menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah.

2. Kekurangan Kursi dan Meja, Siswa SDN Kayuringin 16 Bekasi Duduk Lesehan

Kisah memilukan juga datang dari SDN Kayuringin 16 Kota Bekasi, Jawa Barat.

Hari pertama sekolah yang seharusnya menjadi pengalaman menyenangkan bagi murid justru diwarnai pemandangan anak-anak yang belajar sambil duduk di lantai, tanpa meja dan kursi yang layak.

“Kebetulan kemarin pasca banjir, beberapa ruang kelas dan kursi-meja rusak. Sekarang kami kekurangan sekitar 240 set,” ungkap Jumiyati, Kepala Sekolah SDN Kayuringin 16, Senin (14/7/2025).

Kondisi ini sudah berlangsung selama lebih dari tiga bulan.

Para murid terpaksa berebut kursi, sebagian lainnya membawa meja sendiri dari rumah, dan sisanya belajar dengan posisi lesehan.

 Bahkan ada murid yang duduk menggunakan kursi guru karena tak ada pilihan lain.

“Kami sudah mengajukan bantuan ke Dinas Pendidikan Kota Bekasi dan katanya akan dikirim bulan Agustus. Mudah-mudahan segera terealisasi,” lanjut Jumiyati.

Orangtua murid pun mengeluhkan kondisi ini, namun tetap memberikan pengertian terhadap sekolah.

Yang mereka harapkan saat ini hanyalah perhatian cepat dari pemerintah kota agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman.

Baca juga: Pekerja di Karawang Salahkan Dedi Mulyadi di Hari Pertama Sekolah: Macet Gegara Anak Masuk Jam 06.30

SEKOLAH RAKYAT - Siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama 6 di Sentra Handayani, Jakarta Timur menjalani hari pertama sekolah.
SEKOLAH RAKYAT - Siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama 6 di Sentra Handayani, Jakarta Timur menjalani hari pertama sekolah. (Tribunnews/Fahdi Fahlevi)

3. Sepatu Jebol Tak Halangi Juan Ikut Upacara, Dapat Rezeki Tak Terduga dari Menteri

Di SMAN 9 Jakarta Timur, kisah menyentuh datang dari seorang siswa bernama Juan, siswa kelas XII.

Ia datang ke sekolah dengan sepatu rusak yang telah digunakan selama empat tahun.

Bagian kanvasnya sobek, solnya mulai mengelupas, dan warnanya telah pudar dari hitam menjadi cokelat kusam.

Saat upacara berlangsung, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, hadir memberikan pengarahan. Ketika bertanya siapa yang sepatunya rusak, Juan dengan berani mengangkat tangan, meski awalnya ragu.

“Apa pekerjaan orangtua kamu?” tanya Menteri Wihaji.

“Ayah driver ojek online, ibu jualan nasi goreng,” jawab Juan jujur.

Sang Menteri lalu memberikan uang tunai Rp 1 juta kepada Juan agar bisa membeli sepatu dan tas baru.

“Senang banget. Bisa beli sepatu baru dan mungkin tas juga, karena tas saya juga sudah putus,” ungkap Juan, tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.

Kisah Juan menjadi pengingat bahwa masih banyak siswa yang harus berjuang keras di tengah keterbatasan ekonomi, namun tetap gigih dan tak menyerah untuk bersekolah.

SEKOLAH RAKYAT - Perpisahan siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama 6 di Sentra Handayani, Jakarta Timur pada Senin (14/7/2025) diwarnai momen haru. Tangisan siswa terdengar.
SEKOLAH RAKYAT - Perpisahan siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama 6 di Sentra Handayani, Jakarta Timur pada Senin (14/7/2025) diwarnai momen haru. Tangisan siswa terdengar. (Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi)

4. Siswa Terlambat karena Aturan Baru Jam Masuk Pukul 06.30 WIB di Indramayu

Di SMPN 1 Sindang, Indramayu, puluhan siswa terlihat berlarian menuju gerbang sekolah karena nyaris terlambat. Hal ini terjadi akibat kebijakan baru dari Bupati Indramayu yang menetapkan jam masuk sekolah mulai pukul 06.30 WIB.

“Ini masih masa penyesuaian. Banyak yang belum terbiasa bangun pagi,” jelas Mutiah, Kepala SMPN 1 Sindang.

Kebijakan ini berdasarkan Surat Edaran Nomor 400.3/1989-Disdikbud, dan berlaku untuk semua jenjang SMP di Kabupaten Indramayu mulai 14 Juli 2025.

Pihak sekolah berusaha memberikan kelonggaran selama pekan pertama.

Meskipun ada kendala, beberapa siswa justru datang sejak pukul 06.00 WIB.

Mutiah berharap aturan ini bisa menumbuhkan kedisiplinan dan membiasakan siswa bangun pagi serta melaksanakan sholat subuh.

5. Sekolah Swasta Sepi Peminat, Imbas Rombel Besar di Sekolah Negeri

Di SMK Mihadunal Ula, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, terjadi penurunan jumlah siswa baru yang cukup signifikan.

Tahun ini hanya 26 siswa yang mendaftar, menurun sekitar 10 persen dari tahun sebelumnya.

“Banyak yang awalnya daftar, tapi kemudian mundur karena diterima di sekolah negeri,” ujar M. Burhanuddin, Wakasek Kurikulum.

Kebijakan baru pemerintah yang memperbolehkan sekolah negeri menerima hingga 50 siswa per rombel membuat banyak sekolah swasta kehilangan murid.

Para orangtua cenderung memilih sekolah negeri karena biaya lebih ringan.

Meskipun demikian, pihak sekolah tetap menjalankan program MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) secara penuh, untuk memperkuat karakter dan mencegah siswa terlibat hal negatif seperti tawuran.

Hari pertama sekolah seharusnya menjadi perayaan.

Namun lima kisah ini memperlihatkan betapa banyak siswa dan orangtua yang memulai tahun ajaran dengan beban dan perjuangan.

Dari anak yang tidak diterima di sekolah dekat rumah, ruang kelas tanpa bangku, hingga anak yang harus memakai sepatu robek, semuanya menunjukkan bahwa pemerataan pendidikan masih menjadi pekerjaan rumah besar bangsa ini.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Siswa SMP di Indramayu Berlarian ke Sekolah: Masuk Pukul 06.30 WIB di Bawah Hujan Gerimis, 

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Hari Pertama Sekolah, MPLS SMK Swasta di Sukabumi Hanya Diikuti 26 Siswa Baru, 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Juan, Tak Malu Pakai Sepatu Jebol pada Hari Pertama Sekolah", Klik untuk baca: 

Artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Pertama Sekolah, Pelajar SDN Kayuringin 16 Kota Bekasi Duduk Lesehan Imbas Tak Ada Kursi dan Meja, 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hari Pertama Sekolah Gerbang SMAN 6 Tangsel Hanya Dibuka 30 Cm, Siswa Masuk Bergantian, 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan