Rabu, 17 September 2025

BMKG: Curah Hujan Rendah Awal Agustus, Kebakaran Hutan Ancam Wilayah Jambi 

Berdasarkan peta potensi kemudahan terbakar, sebagian besar wilayah Jambi berada dalam zona biru atau kategori rendah

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/ Chaerul Umam
KEBAKARAN HUTAN - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Dwikorita Karnawati di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024). BMKG mengingatkan seluruh pihak agar waspada terhadap meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi akibat menurunnya curah hujan pada awal Agustus 2025 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan seluruh pihak agar waspada terhadap meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi akibat menurunnya curah hujan pada awal Agustus. 

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan kondisi atmosfer di sebagian wilayah Jambi menunjukkan anomali curah hujan yang rendah, bahkan saat wilayah ini berada di puncak musim hujan.

"Sebagian besar Jambi mengalami puncak musim kemarau di bulan Juli dan Agustus, dan kami memprediksi curah hujan akan menurun drastis di sepuluh hari pertama Agustus hanya berkisar 20-50 mm. Ini harus diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko karhutla di beberapa wilayah,” ujar Dwikorita melalui keterangan tertulis, Jumat (1/8/2025).

Berdasarkan peta potensi kemudahan terbakar, sebagian besar wilayah Jambi berada dalam zona biru atau kategori rendah. 

Namun, pada tanggal 30 Juli, 1 sampai 3 Agustus, dan 5 Agustus, terpantau sejumlah zona merah dan kuning, terutama di wilayah utara Jambi yang berbatasan dengan Riau, menunjukkan tingkat kemudahan terbakar sangat tinggi.

Merespons kondisi tersebut, BMKG terus mengintensifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mencegah terbentuknya hotspot dan asap lintas batas. 

Baca juga: Legislator Golkar Usul Pembentukan Lembaga Khusus untuk Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia

OMC difokuskan pada wilayah-wilayah dengan potensi terbakar tinggi, terutama saat potensi keberhasilan operasi mulai menurun akibat berkurangnya awan hujan. 

Pada 30 Juli, dua sorti penerbangan telah dilakukan dengan target empat sorti dalam satu hari. 

Sementara itu, awan-awan hujan masih tergolong melimpah, namun diprediksi mulai menurun pada 1 Agustus.

"OMC sebelumnya yang kami lakukan pada 2–9 Juni telah terbukti efektif. Selama sembilan hari, curah hujan hampir terjadi setiap hari, dan air yang dihasilkan mencapai 157,6 juta meter kubik,” jelas Dwikorita.

Kondisi di lapangan saat ini menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Tidak ada hotspot dengan tingkat kepercayaan tinggi yang terdeteksi di Jambi

Selain itu, tinggi muka air tanah (TMAT) di sebagian besar wilayah juga masih tergolong aman. 
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan