Jumat, 3 Oktober 2025

Berita Viral

Murid SD Pergi Sekolah Lewat Sungai, Jalan Ditutup Tetangga: Nasib Orang Miskin Selalu Ditindas

Video murid Sekolah Dasar (SD) terpaksa pergi sekolah lewat sungai terjadi di Semarang, karena jalan ditutup tetangga.

Kolase: Kanal YouTube TribunJateng dan Instagram @im.semarang_official
AKSES JALAN DITUTUP - (Dari kanan ke kiri) Juladi perekam video saat bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto dan tangkap layar video viral murid SD terpaksa lewat sungai ke sekolah karena jalan ditutup tetangga. 

TRIBUNNEWS.COM - Video murid Sekolah Dasar (SD) terpaksa pergi sekolah lewat sungai terjadi di wilayah Lamongan Selatan II, Rt 07 RW 01, Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah, viral lewat media sosial.

Murid SD tersebut tidak bisa lewat jalan biasa karena akses jalan ditutup tetangga.

Penutupan akses jalan terjadi setelah adanya sengketa tanah antara orang tuanya dengan tetangga.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, video murid SD pergi sekolah lewat sungai dibagikan oleh akun Instagram @im.semarang_official, pada akhir Juli 2025 kemarin.

Pada awal rekaman terlihat seorang murid SD sedang diantar ibunya pergi sekolah.

Sedangkan video direkam oleh ayah dari murid SD itu.

"Mau berangkat sekolah akses ditutup ini anak dan istriku. Akses ditutup kami melewati sungai," kata perekam video.

Dalam video tampak, murid SD dan ibunya terpaksa lewat sungai yang berada di pinggir rumahnya demi bisa sekolah.

Sang ayah mengeluhkan kondisinya tak bisa bebas keluar masuk rumahnya.

"Kalau banjir, kami tidak tahu (harus bagaimana), tidak bisa melewati ini. Nasib orang miskin selalu ditindas. Kita harus lewat sungai," katanya.

"Inilah kehidupan kami sehari-hari. Kalau banjir tidak ada yang peduli. Mohon yang punya hati bantu kami," tambah dia.

Pada akhir video diketahui sungai menjadi satu-satunya akses untuk keluarga ini mencapai jalan umum.

Hingga Sabtu (2/8/2025), video sudah ditonton lebih dari 125 ribu kali.

Ratusan warganet meramaikan dengan berbagai responsnya.

Turut mengomentari postingan tersebut mantan Camat Gajahmungkur, Kota Semarang, Ade Bhakti Ariawan.

Ade mengaku sudah mencari tahu duduk permasalahan hingga berujung penutupan akses jalan.

"Info yg sy dapat dr pemangku wilayah :

- Krn ybs menempati tanah milik org lain, tidak ada sewa menyewa

- Itu di tutup.setelah ada putusan pengadilan

- Di samping itu sepertinya hubungan dgn warga sekitar kurang bagus

- Pemangku Wilayah sedang berkoordinasi memastikan semuanya kondusif," tulis @adebhakti.

Duduk perkara

Dirangkum dari TribunJateng.com, masalah sengketa lahan ini melibatkan Juladi, ayah murid SD dengan tetangganya bernama Sri Rejeki.

Semua bermula saat Juladi membeli sebidang tanah di lokasi tersebut kepada Zaenal Choridin, kakak kandung dari Sri Rejeki, sekira tahun 2011 silam.

Akan tetapi pembelian tanah tersebut tidak disertai bukti sah.

Singkat cerita Juladi mendirikan rumah di tahan itu.

Masalah mulai muncul ketika Zaenal Choridin meninggal dunia.

Sri Rejeki kemudian mempermasalahkan kepemilikan tanah di tangan Juladi.

Sengketa ini bahkan sudah naik ke meja hijau dengan hasil Juladi kalah.

Tidak lama kemudian Sri Rejeki menutup akses keluar masuk rumah Juladi dengan besi galvalum.

Juladi yang tidak diterima sedang mengajukan banding di Pengadilan Negeri Semarang.

Ia dalam kesempatannya mengaku kejadian yang menimpa keluarganya membuat sang anak jadi korban perundungan.

"Mau sampai kapan seperti ini?"

"Kasihan mental dan psikologis anak saya kalau sampai di-bully," ungkapnya saat bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto.

Bambang tidak bisa berbuat banyak terkait masalah sengketa tanah yang bukan ranahnya.

Meskipun demikian, pihak Dindik akan berusaha membantu anak Juladi agar tetap bisa bersekolah.

"Kami lebih ingin memastikan si JIS ini siswa kelas 2B bisa kembali sekolah dengan nyaman," katanya, dikutip dari kanal YouTube Tribun Jateng.

Bambang mendapatkan informasi, untuk sementara JIS tinggal di tempat saudaranya.

Ia juga memastikan aktivitas belajar JIS tidak terganggu dengan masalah orang tuanya.

"JIS sudah tinggal di saudaranya dan ternyata lebih dekat dengan sekolahnya. Selama ini pembelajaran jalan seperti biasa," tutupnya.

Sebagian Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kepala Disdik Kota Semarang Bereaksi, Kunjungi Rumah Bocah SD yang Viral Lewati Sungai ke Sekolah

(Tribunnews.com/Endra)(TribunJateng.com/Franciskus Ariel Setiaputra)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved