Selasa, 19 Agustus 2025

Ini Penyebab Siswa SMP dan SMA di Indramayu Tak Bisa Baca dan Berhitung, Bikin Kesal Lucky Hakim

Kondisi ini menjadi ironi di tengah banyaknya sekolah yang berdiri di berbagai daerah. Ia juga mempertanyakan kenapa anak tidak bisa membaca itu lulus

Editor: willy Widianto
Tribunnews/Rizki Sandi Saputra
TIDAK BISA CALISTUNG - Bupati Indramayu Lucky Hakim mengaku kaget saat mengetahui banyak siswa SMP tidak bisa membaca dan siswa SMA tidak bisa berhitung. 

Ia juga mempertanyakan kenapa anak yang tidak bisa membaca tersebut bisa lulus dari SD.

“Jadi ini kesebalan saya, kesal banget dan saya nggak tahu mesti kesal ke siapa, akhirnya saya bisanya kesal ke diri saya sendiri dulu, ini jadi PR besar buat saya,” ujar dia.

Diketahui berdasarkan data PISA(Program for International Student Assessment) tahun 2022 disebutkan 75 persen anak usia 15 tahun di Indonesia memiliki kemampuan membaca di bawah standar PISA level 2. Artinya mereka kesulitan memahami gagasan utama dan sebuah teks panjang.

PISA adalah studi internasional yang diselenggarakan oleh OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi) untuk mengevaluasi sistem pendidikan di berbagai negara dengan mengukur kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam bidang membaca, matematika, dan sains.

Selain membaca, hasil PISA 2022 juga menyatakan 82% anak usia 15 tahun di Indonesia memiliki kemampuan matematika di bawah standar. Sama-sama berada di bawah level 2 PISA.

Siswa SMP yang tidak bisa membaca sebelumnya juga ditemukan di Buleleng, Bali. Jumlah siswa SMP yang tidak bisa membaca tersebut ada 433 orang.

Baca juga: Buntut Puluhan Siswa SMA dan SMK NTT Keracunan, Dapur MBG Ditutup Sementara

Hasil survei Universitas Pendidikan Ganesha juga menyebutkan ada 43,1 persen siswa SMP tersebut berada di level dasar atau belum hafal abjad dan mengeja dalam kondisi terbata-bata. Kemudian sebanyak 36,5 persen berada pada level menengah yang artinya mengenal abjad tetapi kesulitan membaca kata panjang atau konsonan ganda.

Selanjutnya, ada 20,4 persen berada pada level lanjutan atau lancar membaca tetapi kurang pemahaman atau kecepatan dalam membaca.

Mendikdasmen Abdul Muti menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan banyak siswa SMP belum bisa membaca, diantaranya:

1. Kebijakan Naik Kelas Otomatis
2. Disleksia atau gangguan perkembangan saraf otak
3. Pembelajaran Berdiferensiasi
4. Kurangnya Keterlibatan Tripusat Pendidikan

 

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul 'Bupati Indramayu Syok, Temukan Siswa SMP Tak Bisa Baca dan Anak SMA Gagal Hitung 3x4'

 

 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan