Kamis, 21 Agustus 2025

Balita Tewas karena Cacingan Akut

Dokter Ungkap Keparahan Kondisi Raya Alami Cacingan, Infeksi Sudah Menyebar ke Paru-paru dan Otak

Raya, balita di Sukabumi yang meninggal karena cacingan mengalami kondisi yang sudah parah. Infeksi sudah menyebar ke paru-paru dan otak.

|
TribunJabar.id/Dian Herdiansyah
BALITA MENINGGAL CACINGAN - Dokter RSUD R Syamsudin, Kota Sukabumi mengungkap kondisi Raya, bocah berusia tiga tahun yang meninggal karena cacingan. 

TRIBUNNEWS.COM - Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin, Kota Sukabumi, Jawa Barat, mengungkap kondisi Raya, bocah berusia 3 tahun yang meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing.

Raya merupakan warga Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.

Desa Cianaga berjarak sekira 50 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang berada di Kota Pelabuhanratu.

Semasa hidup, Raya dirawat oleh neneknya.

Ibu balita itu merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), sedangkan ayahnya mengidap penyakit Tuberkulosis atau TBC.

Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, tetapi bisa juga menyebar ke orang lain seperti otak, tulang, dan kelenjar getah bening.

Raya menghembuskan napas terakhir setelah di tubuhnya bersarang banyak cacing gelang atau ascaris lumbricoides.

Cacing tersebut menyebabkan komplikasi berat hingga mengakibatkan nyawa bocah itu tak tertolong.

Meski infeksi cacing tergolong umum pada anak-anak, kasus ini dinilai sebagai satu yang paling parah.

Sebab, keterlambatan penanganan dan penyebaran parasit yang sudah meluas ke organ vital.

Ketua Tim Penanganan RSUD R Syamsudin, Dokter Irfan Nugraha mengatakan, infeksi cacing pada anak-anak umum terjadi.

Baca juga: Infeksi Cacing Gelang Renggut Nyawa Balita di Sukabumi, Kenali Gejala, Pengobatan dan Pencegahannya

Namun, kebanyakan kasus masih bisa ditangani jika terdeteksi lebih awal.

"Sebenarnya infeksi cacing itu relatif sering pada pasien anak. Tapi tidak sampai separah ini," kata Irfan, Rabu (20/8/2025), dilansir TribunJabar.id.

Akan tetapi, pada kasus Raya, tingkat keparahan dan jumlah cacing yang ditemukan sudah sangat banyak.

"Kalau cacing sudah muncul saat buang air besar, biasanya sudah bisa ketahuan. Tapi dalam kasus Raya, cacingnya sudah besar-besar dan jumlahnya sangat banyak," ungkapnya.

Cacing gelang berkembang biak di lingkungan tanah.

Telur cacing bisa masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi atau secara tidak sengaja tertelan saat tangan yang kotor masuk ke mulut.

Dalam kasus Raya, bocah itu diketahui tinggal di rumah panggung yang langsung berdiri di atas tanah tanpa lapisan semen atau aspal.

Raya pun terbiasa bermain di kolong rumah bersama ayam dan kotoran. Hal ini diduga menjadi pemicu bocah itu mengalami cacingan.

Saat anak bermain di tanah tanpa perlindungan, seperti alas kaki atau mencuci tangan setelahnya, potensi infeksi cacing sangat tinggi.

"Kalau melihat faktor lingkungannya, sangat mungkin dia tertular dari tanah. Bisa saja saat bermain, tangan menyentuh tanah yang mengandung telur cacing, lalu masuk ke mulut," beber Irfan.

Setelah telur cacing masuk ke tubuh, butuh waktu sekitar 2-3 minggu untuk menetas di dalam usus.

Namun, sebelum menjadi dewasa, telur akan melalui fase larva. Di fase ini, cacing dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah, termasuk ke paru-paru, ginjal, hingga otak.

Irfan melanjutkan, kondisi yang dialami Raya sudah cukup parah lantaran infeksi sudah menyebar ke paru-paru dan otak.

"Dalam kasus ini, infeksi sudah menyebar ke paru-paru dan otak. Cacing ditemukan keluar dari hidung, artinya dia sudah mencapai saluran napas atau pencernaan bagian atas," tandasnya.

Baca juga: Pengakuan Kades di Sukabumi setelah Balita Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing, Ditegur Dedi Mulyadi

Lebih lagi, cacing di dalam tubuh bocah itu sudah tak terhitung jumlahnya.

"Sudah sangat terlambat saat sampai ke rumah sakit. Jumlah cacing dalam saluran pencernaannya sangat banyak," sambungnya.

Irfan menambahkan, Raya masuk RSUD R Syamsudin pada 13 Juli 2025 sekira pukul 20.00 WIB.

Raya menjalani perawatan intensif selama sembilan hari hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir pada 22 Juli 2025.

Dedi Mulyadi Ancam Beri Sanksi Desa

Buntut dari apa yang menimpa Raya, Dedi bakal memberi sanksi kepada pemangku kepentingan di Desa Cianaga.

Di antaranya Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kepala Desa Cianaga, hingga Bidan Desa.

"Perhatian untuk semuanya, dimungkinkan saya akan memberikan sanksi bagi desa tersebut karena fungsi-fungsi pokok pergerakan PKK-nya tidak jalan."

"Fungsi Posyandunya tidak berjalan dan fungsi kebidanannya tidak berjalan. Sanksi-sanksi akan kami berikan pada siapapun dan daerah manapun yang terbukti tidak memberikan perhatian kepada masyarakat," kata Dedi dalam video yang diunggah di Instagram, dikutip Tribunnews.com, Rabu.

Di sisi lain, Kepala Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Wardi Sutandi menanggapi santai ancaman sanksi dari Gubernur Jawa Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Ancaman sanksi itu buntut bocah berusia 3 tahun bernama Raya meninggal karena cacingan.

Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit cacing pada tubuh manusia, terutama pada saluran pencernaan.

Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, namun lebih rentan menyerang anak-anak dan orang dengan daya tahan tubuh lemah.

Wardi mengaku tak khawatir dengan ancaman sanksi yang disebutkan Dedi.

Sebab, menurutnya, pihak desa sudah maksimal dalam membantu Raya dan keluarganya.

Kondisi itu, akan ia sampaikan saat bertemu Dedi besok, Rabu (20/8/2025).

"Itu kan belum ada keterangan dari saya dan KDM juga bilangnya seandainya ada yang melalaikan tugas tidak melaksanakan itu pasti kena sanksi."

"Kalau desa kan sudah maksimal, Raya juga sempat sehat normal. Makanya, besok saya akan terangkan ke Pak KDM," kata Wardi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/8/2025).

Lebih lagi, Wardi menegaskan, pihak desa dan instrumen lainnya telah melakukan tugas sebagaimana mestinya.

Ia pun yakin, bisa terbebas dari sanski tersebut.

"Itu mah seandainya terjadi yang tidak melaksanakan tugas fungsi desa, posyandu kesehatannya ya, membiarkan saja gitu seandainya terjadi itu mungkin ada sanksinya (seperti) yang telah diucapkan sama Pak KDM." 

"Sedangkan desa, khususnya selama saya menjabat, saya melaksanakan dengan rengrengan puskesmas, bidan desa, dan para kader PKK menggiring (memperhatikan) kesehatannya," paparnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul RSUD Syamsudin Jelaskan Kondisi Raya, Bocah yang Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing di Sukabumi

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Dian Herdiansyah, Kompas.com/Riki Achmad Saepulloh)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan